Hujan akhirnya mengguyur Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Senin (23/10) siang. Ini merupakan hujan perdana di wilayah Makassar usai kemarau panjang melanda.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Makassar telah tertutupi awan sejak Senin pagi. Kondisi tersebut berpotensi menciptakan hujan pada siang hingga sore hari.
"Karena sudah banyak pagi ini (Senin) terlihat awan juga seperti itu," jelas Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Farid Mufti kepada detikSulsel, Senin (23/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan ringan pun mulai mengguyur sebagian wilayah Makassar pada siang hari. Kemudian intensitas hujan menjadi sedang-lebat pada sore hari.
Diawali Hujan Lokal Singkat di Antang
Hujan lokal sempat terjadi di wilayah Antang, Kecamatan Manggala, pada pagi hari. Hujan rintik-rintik terjadi sekitar pukul 11.14 wita dengan durasi hanya 5 menit.
BMKG menjelaskan hujan lokal merupakan hujan terjadi hanya membasahi area atau wilayah tertentu dengan durasi hanya sebentar. Hujan tersebut belum mewakili wilayah Makassar.
"Hujan di sana (Manggala) belum bisa mewakili wilayah Makassar, jadi itu hujan lokal sekali karena radar kami juga belum terpantau. Durasinya singkat banget," jelas Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Sitti Nurhayati Hamzah.
Hujan intensitas ringan hingga lebat kemudian terjadi di sejumlah Makassar sekitar pukul 14.00 Wita. Hujan ini terjadi dengan durasi cukup lama.
Hujan Sedang-Lebat Guyur 3 Kecamatan
BMKG melaporkan hujan turun di 3 kecamatan pada Senin sore. Hujan turun dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Berdasarkan info yang kami terima, (hujan sudah turun) di wilayah Panakkukang, Manggala, Tamalanrea sudah hujan. Dan ada di wilayah Antang yang hujan sedang-lebat," ujar Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Agusmin.
Hujan Diakibatkan Munculnya Awan Konvektif-Tanda Musim Peralihan
BMKG menjelaskan hujan di Makassar tersebut terjadi disebabkan oleh munculnya awan konvektif. Awan tersebut dapat mengakibatkan hujan sedang disertai kilat/petir dan angin kencang.
"Saat ini terpantau terdapat awan konvektif (cumulonimbus) yang tumbuh di atas wilayah Makassar dan sekitarnya. Dimana awan tersebut dapat mengakibatkan hujan sedang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang secara tiba-tiba," ujar Agusmin.
Kendati demikian hujan yang terjadi tidak akan berlangsung berturut-turut di hari berikutnya. Agusmin menegaskan jika hujan dan petir yang terjadi merupakan pertanda masuknya peralihan musim.
"Tapi perlu penekanan/digaris bawahi, hujan/petir yang terjadi seperti ini tidak berlangsung berturut-turut di hari berikutnya, tapi kejadian ini memang salah satu tanda yang biasa terjadi di musim peralihan," terangnya.
Musim Penghujan Diprediksi November
BMKG memprediksi musim penghujan diprediksi terjadi pada bulan November. Sekitar pertengahan bulan.
"Awal musim hujan untuk wilayah Makassar itu diprediksi akan terjadi bulan depan sampai pertengahan. Ya kurang lebih masih setengah bulan lagi mungkin," ungkap Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Farid Mufti.
Farid juga menjelaskan salah satu penyebab durasi kemarau dan cuaca panas yang cukup panjang di Makassar merupakan dampak fenomena El Nino. Fenomena tersebut memicu terjadinya kondisi kekeringan di wilayah Indonesia termasuk Makassar.
"Ini karena ada gangguan El Nino ya, diketahui sebelumnya itu sekarang ada fenomena El Nino," jelasnya.
Ragam Reaksi Warga Sambut Hujan Perdana di Makassar
Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Makassar mendapatkan reaksi bahagia dari masyarakat. Sebab hal tersebut telah dinanti-nanti selama musim kemarau melanda.
Meski singkat, hujan lokal di wilayah Manggala membuat anak-anak yang berada di daerah tersebut berteriak kegirangan memberitahu warga bahwa hujan turun. Warga pun berharap hujan tersebut pertanda Makassar mulai memasuki musim hujan dan mengakhiri masa kekeringan yang terjadi saat ini.
"Di luar itu ada anak-anak yang berteriak-berteriak hujan-hujan. Kayak bahagia sekali itu anak-anak hujan turun. Semoga itu pertanda mau masuk musim hujan, karena siksa sekali meki kekeringan. Ibu-ibu di kompleks juga kodong ke sini ngumpul karena mau ambil air di sumur," ujar salah seorang warga, Umma.
Selain itu, saat hujan terjadi di Jalan Urip Sumoharjo tepat di depan Kantor DPRD Sulsel, para pengendara terlihat menepikan kendaraannya untuk berteduh. Mereka tidak menyiapkan mantel karena tak menyangka kalau hujan bakal turun.
"Dari kos (Panaikang) memang sudah gerimis terus di Urip hujan deras. Jadinya menepi," kata salah satu pengendara, Potto Ekawati.
Pengendara yang berada di sekitar wilayah Perumahan Nusa Tamalanrea Indah (NTI), Jalan Perintis Kemerdekaan juga melakukan hal yang sama. Sejumlah pengendara bermotor berteduh di pinggir jalan karena tidak mempersiapkan mantel.
"Di depan NTI. Deras sekali. Ini air sudah tergenang di pinggir," ujar salah seorang pengendara, Ipink.
(alk/asm)