Pengusaha di Parepare Keluhkan Omzet Turun 30% Imbas Listrik Sering Padam

Pengusaha di Parepare Keluhkan Omzet Turun 30% Imbas Listrik Sering Padam

Muhclis Abduh - detikSulsel
Senin, 23 Okt 2023 12:45 WIB
power failure Concept
Ilustrasi. Foto: iStock
Parepare -

Pemadaman listrik di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai dikeluhkan pengusaha. Mereka mengaku omzetnya turun hingga 30 persen akibat pemadaman listrik bergilir tersebut.

"Dampak pemadaman listrik pasti adalah ke usaha. Terutama ke usaha seperti saya, es krim, mesin harus jalan terus," kata pengusaha asal Parepare, Saharuddin kepada detikSulsel, Senin (23/10/2023).

Pria yang akrab disapa Sahar ini menuturkan efek dari seringnya mati lampu membuat penghasilan usahanya yang mengandalkan listrik turun cukup drastis. Bahkan penurunannya disebut bisa mencapai 30 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya mungkin ada faktor lain juga ya, tetapi bisa sampai 30 persen itu penurunan omzet setiap hari saat mati lampu," keluhnya.

Menurutnya, efek seringnya mati lampu turut membuat calon konsumennya enggan keluar rumah. Dia menyebut banyak yang berpikir ulang ketika keluar rumah sebab daerah lain juga terkena dampak pemadaman listrik.

ADVERTISEMENT

"Itu kan mati lampu sampai 3 jam dalam sehari. Kadang orang juga dengan kondisi sering mati lampu ini akhirnya berpikir untuk keluar rumah kan," paparnya.

Sementara itu Ketua BPC Hipmi Parepare Syamsul Rijal Madani mengakui banyak keluhan terkait kondisi pemadaman listrik. Terutama di sektor UMKM seperti kuliner.

"Jujur pasti berpengaruh sekali kalau listrik sering mati. Terutama yang UMKM kayak jenis usaha makanan dan minuman atau FnB," paparnya.

Di sektor makanan dan minuman, pengusaha mengandalkan listrik untuk mesin press, mesin blender, hingga freezer. Sehingga dengan pemadaman listrik hingga 3 jam lamanya membuat pengusaha kehilangan potensi omzet mereka.

"Kalau listrik mati jelas produksi terhenti. Kalau yang bisnisnya bagus mungkin pakai genzet, tetapi yang baru mulai usaha tentu sulit mereka," jelasnya.

Belum lagi menurut dia pada dasarnya tahun ini pengusaha masih dalam masa untuk memulihkan usaha mereka. Dia menyebut dalam 2 tahun terakhir COVID-19 membuat sektor usaha sangat terdampak.

"Kan kondisinya tahun ini kita juga sementara pemulihan ekonomi, jadi teman teman pengusaha belum normal umumnya untuk bisnis mereka," paparnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dia pun berharap pihak PLN dapat memikirkan solusi yang bisa mereka lakukan agar pemadaman listrik segera teratasi. Sebab sektor usaha menjadi korban dengan penurunan omzet tersebut.

"Kami berharap pemerintah atau PLN punya solusi praktis agar kejadian ini tidak terus menerus terjadi. Ini sekarang kan sampai 3 jam setiap hari pemadaman listrik," kata dia.

Sementara itu, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselbar Ahmad Amirul Syarif mengakui kondisi pelayanan sistem kelistrikan terganggu akibat fenomena El Nino. Dengan musim kering yang berkepanjangan membuat debit air berkurang.

"Kondisi saat ini debit air berkurang sehingga menyebabkan kemampuan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) turun sekitar 75 persen dari 850 megawatt menjadi 200 mw," jelasnya.

Dia menjelaskan PLN juga tak diam dengan kondisi saat ini. Berbagai upaya terus dilakukan termasuk melalui cara modifikasi cuaca.

"Berbagai upaya terus dilakukan mulai dari teknologi modifikasi cuaca (TMC) khususnya di daerah aliran sungai lokasi PLTA. Dan usaha ini sudah berhasil dengan hujan turun di beberapa lokasi PLTA," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(asm/hsr)

Hide Ads