Tim Pokja Bank Sampah Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menggelar workshop dan sosialisasi pengelolaan sampah di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP). Sosialisasi yang turut diikuti petugas kebersihan ini mendorong pengelolaan sampah dimulai dari sumber.
Sosialisasi tersebut berlangsung di FIKP Unhas, Makassar, Jumat (20/10/2023). Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yakni Irwan Ridwan dan Saharuddin Ridwan, bersama sejumlah anggota Pokja Bank Sampah Unhas yakni Abdullah, Hasbi, Ibrahim, Viana, dan Dwi Purnamasari.
Irwan Ridwan mengatakan pengelolaan sampah harus menjalankan lima aspek pengelolaan jika ingin berkelanjutan. Mulai dari regulasi, pembiayaan, kelembagaan, pemberdayaan, dan teknik operasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus di kampus, dosen Teknik Lingkungan Unhas ini mendorong sistem pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu ke hilir. Apalagi Unhas saat ini menuju kampus dunia atau world university.
"Makanya kehadiran Pokja Bank Sampah Unhas ini adalah salah satu upaya kampus Unhas untuk mengelola sampah secara berkesinambungan. Tapi harus sesuai dengan pola pengelolaan sampah sesuai dengan regulasi pengelolaan sampah," ujar alumni S3 Jepang ini.
Untuk itu menurut Irwan, Unhas harus memiliki regulasi yang jelas. Begitu pula dengan kelembagaan dan pembiayaannya agar pengelolaan sampah bisa berjalan berkelanjutan.
"Kami berharap setelah kegiatan ini bisa ditindaklanjuti dengan kegiatan di lapangan," ungkapnya.
Sementara, Saharuddin Ridwan yang juga dari Pokja Bank Sampah Unhas menyampaikan jika kelembagaan dan regulasi pengelolaan sampah sudah berjalan maka sisa ditindaklanjuti dengan praktik lapangan. Dia menjelaskan mekanisme bank sampah bisa dilakukan dengan pengumpulan sampah melalui civitas akademika FIKP kemudian diserahkan atau ditimbang di bank sampah unit fakultas.
"Di Bank Sampah ada 4 kelompok sampah yang dibeli antara lain, plastik, kertas, logam, dan botol kaca yang dibeli di Bank Sampah Induk Kota Makassar. Silakan dari FIKP melakukan pemilahan sampah sesuai dengan komposisi sampah anorganik yang ada di area kampus FIKP," terang Sahar.
Wakil Dekan II FKIP Abdul Haris menyambut baik inisiasi kegiatan workshop dan sosialisasi tersebut. Apalagi menurutnya, upaya pengurangan dan penanganan sampah memang harus dimulai dari sumber.
"Saya melihat pola pikir masih perlu dibenahi. Bahkan sering saya lihat banyak puntung rokok di pot-pot bunga di sekitar kampus FIKP," ujar Haris.
Selain kegiatan di dalam ruangan, workshop ini juga dilakukan di kantor Pokja Bank Sampah Unhas yang terletak di Exfarm Fakultas Pertanian. Di Pokja Bank Sampah Unhas ini, para peserta langsung menerima praktik tentang pilah sampah sesuai jenis sampah yang ada.
(asm/hsr)