Sulsel Nyicil Bayar Utang Dana PEN, Diangsur Rp 134 M Per Tahun hingga 2028

Sulsel Nyicil Bayar Utang Dana PEN, Diangsur Rp 134 M Per Tahun hingga 2028

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Sabtu, 21 Okt 2023 15:56 WIB
ILUSTRASI/ Kantor Gubernur Sulsel
Foto: Kantor Gubernur Sulsel. (Noval Dhwinuari Antony-detikcom)
Makassar -

Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku masih memiliki beban utang yang akan dibayarkan secara bertahap. Salah satunya ada pinjaman dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 134 miliar yang dicicil tiap tahun.

"PEN ada. Kalau PEN kan itu yang tiap tahun kita bayarkan," ucap Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sulsel Salehuddin kepada wartawan, Sabtu (21/10/2023).

Salehuddin mengatakan utang PEN tersebut tenggat waktunya hingga tahun 2028. Pinjaman yang harus dibayarkan Pemprov Sulsel mencapai Rp 134 miliar per tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan sampai 2028 kita harus lunasi. (Pembayarannya) Rp 134 miliar per tahun," tambahnya.

Dia mengaku Pemprov Sulsel memiliki berbagai jenis utang, baik kepada instansi kabupaten/kota berupa dana bagis hasil (DBH) maupun pihak ketiga. Namun Salehuddin tidak merinci besarannya.

ADVERTISEMENT

"(Utang pihak ketiga) kita belum tahu ini. (Tetapi) pasti sampai puluhan miliar," ucap Salehuddin.

Salehuddin menambahkan pembayaran utang sudah dialokasikan di APBD Perubahan 2023. Namun kewajiban Pemprov Sulsel itu juga akan kembali dianggarkan pada tahun depan.

"Ada di (APBD) Perubahan. Perubahan kan terbatas. Jadi fokus utang dibayarkan di 2024. Maunya Pak Pj dilunaskan semua," sebutnya.

"Tapi kan anggaran memang terbatas. Jadi beliau menyampaikan kalau tidak bisa diselesaikan 2023. Selesaikan semuanya di 2024," tambah Salehuddin.

Sebelumnya diberitakan, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin juga menyinggung besarnya beban utang yang ditanggung Pemprov Sulsel. Hal itu dia ungkapkan lewat suratnya yang bernomor: 121/12140/B.Umum yang diteken Bahtiar pada 11 Oktober 2023.

Surat yang ditujukan ke DPRD Sulsel itu sekaligus menyampaikan perihal penolakannya terhadap RAPBD 2024 sebesar Rp 10,466 triliun. Dalam suratnya, Bahtiar menyebut adanya utang sebesar Rp 1.45.277.015.159 berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Nomor: 45.A/LHP/XIX.MKS/05/2023 tanggal 23 Mei 2023 serta Laporan Hasil Kas dalam rangka berakhirnya masa jabatan Gubernur Sulsel Tahun Anggaran 2018-2023.

Bahtiar juga menyebut ada proyeksi utang sebesar Rp 1,6 triliun pada tahun depan yang membuat keuangan defisit. Proyeksi peningkatan utang itu berasal dari pinjaman jangka panjang sebesar Rp 513 miliar, utang pihak ketiga Rp 662 miliar, dan proyeksi utang TPP ASN bulan Desember 2023 sebesar Rp 74 miliar.

"Menurut data dinas keuangan kami dengan TAPD, kami punya potensi utang di tahun 2024 itu, Rp 1,6 triliun. Datanya demikian. Oleh karenanya, saya sampaikan bahwa kita sekarang defisit Rp 1,5 triliun," ungkap Bahtiar di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (13/10).

Bahtiar juga menyebut proyeksi penerimaan Rp 10,466 di RAPBD 2024 tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Menurutnya, nominal tersebut tidak berdasarkan kondisi dari target riil yang bisa dicapai termasuk mempertimbangkan capaian realisasi pendapatan tahun anggaran sebelumnya.

"Kalau kita memang punya rencana belanja APBD Rp 10,4 triliun, kurangi memang meki ini utang ta' ini. Kan kita sudah ada potensi (utang) Rp 1,6 triliun," jelasnya.




(sar/ata)

Hide Ads