Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin menyebut dirinya mendekati ulama dan tokoh adat menjelang pemilu 2024. Hal ini dilakukan demi mencegah politik identitas terjadi di Sulsel.
Bahtiar awalnya menjelaskan kondisi masyarakat pada umumnya yang berpolemik jelang momen Pemilu. Dia menyebut masyarakat Sulsel perlu untuk paham politik.
"Masyarakat Bugis-Makassar harus pintar politik, jangan mau diadu domba oleh pemain-pemain politik, yang rugi rakyat sendiri. Makanya saya dekati tokoh ulama, tokoh adat, untuk mencegah politik identitas," ujar Bahtiar kepada wartawan di Baruga Pattingalloang, Rabu (18/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahtiar berharap masyarakatnya dapat lebih dewasa saat memasuki masa-masa kampanye. Dia bahkan meminta agar masyarakat Sulsel tidak terbawa arus pada konflik insidentil saat momentum Pemilu 2024.
"Saya sebagai (Pj) gubernur sangat berharap jangan mau diadu domba dengan urusan politik, belajar yang lalu-lalu," tuturnya.
"Yang bertanding di pemilu rangkul-rangkulan, bagi-bagi kekuasaan politik akhirnya. Tapi yang di bawah malah ribut," lanjut Bahtiar.
Dia pun mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Sehingga nantinya, masyarakat dapat lebih melek lagi terhadap persoalan politik.
"Inilah yang kita lakukan supaya potensi ini tidak terjadi, apa yang kita lakukan? Inilah kita buat pendidikan politik, buat sosialisasi ke masyarakat," bebernya.
Bahtiar pun mengibaratkan momen Pemilu laiknya pertandingan sepakbola. Apapun hasil akhirnya tidak perlu dibawa ke hati.
"Kita mau ajari masyarakat kita bahwa politik itu, pertandingan politik itu seperti bolaji, memang kalah itu biasa, janganmi terbawa perasaan," tutupnya.
(ata/asm)