Sebanyak 4539 jiwa yang berada di 5 kecamatan di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) kesulitan air bersih imbas kemarau panjang selama 3 bulan terakhir. BPBD Mateng berupaya menyalurkan air bersih secara bergantian ke setiap desa terdampak.
"Kejadian bencana kekeringan dan Karhutla terjadi di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah yang berlangsung sejak 16 Agustus hingga 14 Oktober 2023," ujar Kepala Pelaksana BPBD Mateng Bachtiar dalam keterangannya, Sabtu (14/10/2023).
Bachtiar mengatakan lima kecamatan terdampak yang dimaksud yakni Kecamatan Topoyo, Tobadak, Karossa, Budong-budong dan Pangale. Kondisi ini terjadi akibat wilayah Mamuju Tengah terdampak fenomena el nino.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu juga disebut membuat potensi kebakaran hutan dan lahan semakin besar. Pihaknya mencatat sembilan hektare lahan perkebunan sawit ikut terbakar imbas kekeringan.
"Kecamatan Karossa 2 desa terdampak, Kecamatan Topoyo 3 desa, Kecamatan Tobadak 2, Kecamatan Budong-budong 2 desa dan Kecamatan Pangale 3 desa. Total warga terdampak 4.539 jiwa," ungkapnya.
Bachtiar mengatakan pihaknya telah terbentuk tim penanganan kekeringan dan Karhutla Mateng yang berisi BPBD Mateng, Damkar, Dinsos, Polres Mateng Dan Baznas. Pihak BPBD juga telah melakukan pendistribusian air bersih ke tiap desa terdampak secara bergantian.
"BPBD melakukan pendistribusian air bersih ke desa terdampak," jelas Bahtiar.
Pihaknya telah telah berkoordinasi dengan pemerintah desa terkait perkembangan kondisi warga terdampak. Kendati begitu, Bachtiar mengaku memang saat ini 12 desa di 5 kecamatan terdampak kemarau panjang masih kesulitan air bersih.
"Jumlah desa terdampak kekeringan dan Karhutla cukup besar. Kebutuhan warga saat ini air bersih," pungkasnya.
(sar/hmw)