Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin meminta OPD Pemprov Sulsel berhemat dan menekan belanja yang tidak prioritas buntut APBD defisit Rp 1,5 triliun. Bahtiar menjamin kebijakan itu tidak berdampak kepada pembayaran gaji ASN.
"Gajinya pegawai tidak mungkin tidak dibayar," ujar Bahtiar saat konferensi pers di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis (12/10/2023) malam.
Bahtiar awalnya menyebut salah satu cara menutupi defisit adalah dengan berhenti belanja. Kebijakan ini dilakukan hingga akhir tahun 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cara menutup defisitnya, berhenti belanja. Jadi teman-teman saya pegawai APBD itu puasa sampai 31 Desember," ucap Bahtiar.
Namun Bahtiar menegaskan jika kebijakan berhenti belanja bukan berarti menyetop pengeluaran secara keseluruhan. Dia menekankan agar belanja yang disetop hanya untuk program yang tidak masuk skala prioritas.
"Misalnya gini, kita kepala dinas A. Kita masih punya uang ta Rp 10 miliar misalnya. Sampai hari ini kita belanja sudah Rp 5 miliar, masih ada sisa Rp 5 miliar. (Dengan demikian) Rp 5 miliar ini kalau memang bukan program prioritas nasional, bukan program yang wajib tidak usah dibelanjakan," tuturnya.
Dia mengatakan program bersentuhan langsung dengan masyarakat dipastikan tetap akan berlajan. Program yang dimaksud terkait kebutuhan pelayanan dasar warga.
"Ya sudah ada aturannya (soal program yang wajib dibelanjakan). Misalnya, pendidikan yang sudah ditentukan, kesehatan, pelayanan publik," jelas Bahtiar.
Bahtiar berharap OPD bisa memahami kondisi tersebut. Menurutnya penghematan belanja anggaran sudah pernah dilakukan saat masa COVID-19 lalu.
"Anggaplah ini COVID tahap ketiga. Jadi kita buat ini saja, buat mudahnya saja. Ini memang harus kita lakukan sebagai pemimpin, sebagai nakhoda provinsi menyelamatkan pemerintah provinsi, ya itu caranya," paparnya.
Dia kembali menegaskan jika penghematan belanja anggaran dilakukan demi menutupi utang. Utang tersebut yang turut memicu timbulnya defisit Rp 1,5 triliun.
"Jadi kami sedang berhemat belanja demi menyelesaikan utang-utang yang ada sama pemerintah deerah. Jadi defisit itu karena kita rencananya bahwa ada uang kita misalnya (APBD 2023) Rp 10,1 triliun ternyata ada utang di antara itu yang harus kita selesaikan," imbuh Bahtiar.
Sebelumnya diberitakan, Bahtiar blak-blakan mengungkapkan kondisi keuangan Pemprov Sulsel di hadapan anggota DPRD Sulsel, Rabu (11/10). Saat itu Bahtiar tengah berpidato dalam rapat paripurna dengan agenda pengantar nota keuangan dan RAPBD 2024
"Hari ini saya harus terbuka ke semua yang terhormat semua pimpinan dan anggota DPRD yang ada, kita defisit Rp 1,5 triliun, Sulsel ini bangkrut," kata Bahtiar.
Bahtiar mengaku tidak menyangka kondisi ini terjadi di awal kepemimpinannya. Dia menganalogikan Pemprov Sulsel sebagai kapal yang sudah lama tenggelam sebelum dinakhodai oleh dirinya.
"Saya ini pemimpin nakhoda, kapal Sulsel sudah tenggelam. Pilihannya dua, siap-siap untuk tenggelam atau saya ambil upaya penyelamatan," imbuhnya.
(sar/hmw)