Plt Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Sufirman Rahman mewanti-wanti wakil rektor (warek) yang ikut-ikutan dengan Rektor UMI nonaktif Basri Modding. Sufirman mengaku akan menonaktifkan warek yang tak loyal ke institusi.
"Saya berharap agar (warek) kembali move on. Karena begini, kalau dia seorang organisatoris, dia adalah insan UMI yang baik, maka dia mesti loyal pada UMI, loyal pada institusi, bukan loyal pada person," kata Sufirman saat ditemui Gedung Pascasarjana UMI, Kamis (12/10/2023).
Sufirman mengaku sudah menandatangani surat peringatan kepada seluruh wakil rektor untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Jika sampai hari ini dia tidak menjalankan aktivitasnya sebagai wakil rektor, maka akan dianggap telah mengundurkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di surat itu saya katakan berarti sama dengan mengundurkan diri sebagai wakil rektor. Saya sebagai rektor pelaksana tentu kami akan bersikap, kami akan usulkan kepada yayasan untuk dinonaktifkan atau diganti secara permanen," tuturnya.
Dia mengungkapkan ada wakil rektor masih ikut dengan Rektor UMI nonaktif Basri Modding. Sedangkan beberapa lainnya mengaku telah siap loyal ke institusi UMI.
"Yang lain itu kan saya komunikasi jalan meskipun melalui telepon juga masih ada di luar negeri ke Eropa. Jadi yang di luar negeri itu memang saya tidak kasih surat itu karena saya tahu di luar negeri. Yang empat ini, ya WR 1, 2 , 3, 4 itu tadi saya sudah melayangkan surat agar kembali ke jalan yang benar," jelasnya.
Selain itu, Sufirman mengaku sudah melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan seluruh elemen di UMI Makassar. Dia memastikan aktivitas di UMI sudah berjalan normal seperti biasanya.
"Alhamdulilah perkembangan terkini UMI semua aktivitas berjalan normal seperti biasa. Pintu-pintu yang tadinya digembok bahkan ada yang dilas, spanduk menyerukan mahasiswa bahwa tidak ada perkuliahan semua sudah bersih," katanya.
Dia bahkan telah berkantor di Menara UMI Makassar. Pihaknya juga sudah mengumpulkan para pejabat teknis, kepala biro, dan kabag. Semua diklaim sudah memahami situasi polemik ini dan menyatakan loyal pada institusi dan loyal pada yayasan.
"Kami sudah kumpulkan dan sudah saya arahkan bahwa saya tetap melanjutkan manajemen jemaah yang selama ini dikembangkan pendahulu saya prof BM (Basri Modding). Konsep jemaah ini kalau tidak mau ikut salat harus keluar dari masjid, artinya keluar dari UMI," ujarnya.
Sebelumnya, Sufirman Rahman membantah soal kesepakatan tidak berkantor di rektorat usai mediasi pihak yayasan dan Rektor UMI nonaktif Basri Modding. Sufirman menegaskan belum ada kesepakatan dalam mediasi tersebut.
"Tidak ada kesepakatan dan tidak pernah ada kesepakatan," ujar Sufirman saat ditemui, Kamis (12/10).
Sufirman mengaku sudah bertemu Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib sebagai inisiator mediasi. Menurutnya, kesepakatan yang diambil hanya menerima pertemuan antara pihak yayasan dengan Basri Modding.
"Jadi kemarin memang saya ketemu dengan kapolrestabes di rumahnya ibu ketua yayasan. Kemarin itu kesepakatan untuk beliau mempertemukan pengurus yayasan dengan Rektor nonaktif Prof BM," terangnya.
(asm/alk)