Pj Gubernur Sulsel Soal Diwariskan Defisit APBD Rp 1,5 T: Perencanaan Keliru!

Kota Makassar

Pj Gubernur Sulsel Soal Diwariskan Defisit APBD Rp 1,5 T: Perencanaan Keliru!

Sahrul Alim - detikSulsel
Rabu, 11 Okt 2023 21:45 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Makassar -

Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengaku diwarisi defisit APBD senilai Rp 1,5 triliun pascakepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman (ASS). Bahtiar menyebut Pemprov Sulsel mengalami defisit karena perencanaan keuangan yang keliru.

"Berarti perencanaan keliru bertahun-tahun kan. Program lama itu perencanaan di langit uangnya tidak ada. Jadi defisit. Itu artinya tidak sesuai apa yang diomongin," ujar Bahtiar usai menyampaikan pidato pengantar nota keuangan ABPD 2024 di Gedung DPRD Sulsel, Rabu (11/10/2023).

Bahtiar lantas menganalogikan pengelolaan keuangan yang terjadi. Menurutnya pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan pengeluaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya tulis APBD Rp 10,1 (triliun) yah defisit Rp 1,5 triliun, artinya aslinya uangmu (Pemprov) hanya Rp 8,5 triliun kan, itu berarti Rp 1,5 triliun tidak ada duitnya," tambahnya.

Penyebab terjadinya defisit sebesar ini, kata Bahtiar, karena pendapatan yang diklaim adalah Dana Bagi Hasil (DBH) untuk kabupaten/kota. Sisanya defisit disebabkan karena adanya utang berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Sulsel.

ADVERTISEMENT

"Kenapa tidak ada duitnya? Satu, uangnya orang yang kau klaim jadi duitmu Rp 850 miliar DBH kabupaten/kota, kan begitu. Kemudian, ada utang dari tahun lalu sudah audit BPK, ini harus diluruskan," jelas Bahtiar.

Dia mencontohkan, dalam APBD dituliskan ada pendapatan Rp 500 miliar. Kemudian OPD membuat program yang bersumber dari dana itu, ternyata anggaran itu bukan milik Pemprov.

Tetapi harus disalurkan ke kabupaten/kota karena merupakan dana bagi hasil. Pasalnya dana tersebut merupakan hal kabupaten/kota di Sulsel.

"Misalnya ditulis akan ada pendapatan Rp 500 miliar diubah jadi program di PU atau Dinas Pendidikan kan nanti buat lelang, kegiatan segala macam, ini jelas-jelas yang tidak ada uangnya yang bayar siapa," tuturnya.

Dengan demikian, Bahtiar kembali menegaskan jika defisit ini dominan disebabkan DBH yang Rp 850 miliar di antranya harus dibayarkan ke kabupaten/kota. Sisanya merupakan temuan BPK tahun lalu soal DBH yang belum dibayarkan sampai saat ini.

"DBH yang haknya untuk kabupaten kota, yang porsi terbesarnya di situ. Maka caranya menyelamatkan kabupaten ini, hentikan semua program. Anak-anak (OPD Pemprov) tidak usah belanja lagi, kenapa kita mau belanja (sementara) masih ada utang," jelas Bahtiar.

Sebelumnya diberitakan, Bahtiar blak-blakan mengungkap kondisi keuangan Pemprov Sulsel yang memprihatinkan. Sulsel disebut mengalami kebangkrutan hingga Rp 1,5 triliun saat dirinya baru memimpin Sulsel selama 37 hari.

"Hari ini saya harus terbuka ke semua yang terhormat semua pimpinan dan anggota DPRD yang ada, kita defisit Rp 1,5 triliun, Sulsel ini bangkrut. Saya ini pemimpin nakhoda, kapal Sulsel sudah tenggelam," ujar Bahtiar.

Namun Bahtiar memastikan tidak akan lari dari tanggung jawab. Dia menjamin akan menyelesaikan utang Pemprov Sulsel.

"Sebagai orang Bugis Makassar ketika saya mengambil tanggung jawab saya tidak akan lari dari tanggung jawab maka saya akan ambil upaya penyelamatan," pungkasnya.




(sar/nvl)

Hide Ads