Sejumlah warga di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), melakukan unjuk rasa dengan menutup akses jalan menuju tambang galian C milik CV. Sirtu Lamasi Makmur. Para warga menuntut kepolisian transparan terkait hasil investigasi atas peristiwa meninggalnya tiga anak yang tenggelam di bekas galian tambang.
Pantauan detikSulsel, unjuk rasa berlangsung di Lorong Madura, Kelurahan Lamasi, Luwu, hari ini. Massa dari aliansi Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) membentangkan spanduk tuntutan sambil berorasi.
"Kami menuntut agar pihak kepolisian transparan terkait hasil investigasi lapangan atas peristiwa di bekas tambang galian c yang mengakibatkan 3 anak meninggal dunia dan agar aparat penegak hukum mengevaluasi kinerja tambang galian C di wilayah Walenrang - Lamasi (Walmas), " ujar koordinator aksi Joko Susanto kepada detikSulsel, Senin (9/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joko Susanto menambahkan agar pemilik tambang menunjukkan hasil inspeksi dari ESDM Sulsel. Mereka meminta kejelasan wilayah konsesi pertambangan dan meminta perusahaan segera melakukan perbaikan kembali lokasi bekas tambang.
"Kami juga meminta pemilik tambang untuk menunjukkan hasil inspeksi Inspektorat ESDM Sulsel, memperjelas wilayah konsesi pertambangan dan perbaikan lokasi tambang kembali seperti semula sebelum di tambang," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, tiga pelajar SMP ditemukan tewas setelah berenang di Sungai Lamasi. Ketiga korban diduga terjerembab di bekas galian tambang C di lokasi tersebut.
"Korbannya ada 3, merupakan pelajar SMP ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di sungai," kata Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Erwin kepada detikSulsel, Senin (25/9).
Peristiwa itu terjadi di Sungai Lamasi, tepatnya di Desa Wiwitan Timur, Kecamatan Lamasi, Luwu sekitar pukul 11.00 Wita, Minggu (24/9). Tiga korban bernama Fatir (15), Malik (14),danAdit(15).
(hmw/ata)