Maulid Nabi 2023 Tahun Berapa Hijriah? Cek Selengkapnya di Sini

Maulid Nabi 2023 Tahun Berapa Hijriah? Cek Selengkapnya di Sini

Nur Ainun - detikSulsel
Rabu, 27 Sep 2023 22:15 WIB
Cermah tentang Maulid Nabi
Foto: Getty Images/dagasansener
Makassar -

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu momen besar yang diperingati oleh umat Islam. Perayaan Maulid Nabi ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur umat muslim atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada tanggal 28 September 2023. Perayaan Maulid Nabi bertujuan untuk mempelajari dan mengambil hikmah dari perjuangan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya.

Lantas, peringatan Maulid Nabi 2023 tahun berapa Hijriah? Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak informasi lengkapnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maulid Nabi 2023 Tahun Berapa Hijriah?

Maulid Nabi adalah momentum mengenang kembali kelahiran Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan umat Islam. Disebutkan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama, Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awwal pada tahun Gajah atau sekitar tahun 570 Masehi.

Untuk tahun ini, seperti diketahui sebelumnya pada tanggal 18 Juli 2023 lalu umat muslim telah memasuki tahun baru Hijriah, 1 Muharam 1445 Hijriah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tahun Maulid Nabi 2023 yakni 1445 Hijriah.

ADVERTISEMENT

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Mengutip dari situs Kementerian Agama RI, Maulid Nabi berasal dari dua kata Arab yakni "Maulid" dan "Nabi". Kata Maulid mempunyai arti yang sama dengan kata milad yang berarti "kelahiran" sementara Nabi yang disebutkan merujuk pada Nabi Muhammad SAW.

Dari pengertian itulah Maulid Nabi dapat dipahami sebagai kegiatan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dengan mengenang kembali kisah dan perjuangan Rasulullah SAW.

Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, dari buku Sejarah Maulid Nabi (2015) yang ditulis oleh Ahmad Sauri, disebutkan bahwa merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Arab sejak tahun kedua Hijriyah.

Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar.

Sultan Al-Muzhaffar adalah salah satu penguasa yang bijak dan dermawan di Irbil. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Imam Jalaluddin Abdurahman as-Suyuthi (wafat 991 H) dalam kitabnya, ia mengatakan:

وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ اِرْبِل الَملِكُ الْمُظَفَّر أَبُوْ سَعِيْد كُوْكْبَرِي بِنْ زَيِنِ الدِّيْنِ عَلِي اِبْنِ بَكْتَكينْ أَحَدُ الْمُلُوْكِ الْأَمْجَادِ وَالكُبَرَاءِ الْأَجْوَادِ وَكَانَ لَهُ آثَارٌ حَسَنَةٌ، وَهُوَ الَّذِي عَمَّرَ الجَامِعَ الْمُظَفَّرِي بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ


Artinya: "Orang yang pertama kali mengadakan seremonial itu (maulid nabi) adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Muzhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Dia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan, dia lah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Muzhaffari di kaki gunung Qasiyun." (Imam as-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawi, [Beirut, Darul Fikr: 2004], juz I, halaman 182).

Mulai saat itu, perayaan Maulid Nabi yang biasa dirayakan pada bulan Rabiul Awal menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia dari masa ke masa hingga saat ini.

Terkait sejarah Maulid Nabi ini, ada pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Ia ada seorang pemimpin yang tahu bagaimana menyentuh hati rakyat jelata.

Mengutip laman Kemenag Aceh, Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat Islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela Islam pada masa Perang Salib.

Peringatan Maulid Nabi di Indonesia sendiri mulai berkembang di masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 Masehi. Kemudian terus berlanjut sampai sekarang.

Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Berikut 4 keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang dikutip dari Buku Bahas Cerdas & Kupas Tuntas Dalil Syar'i Maulid Nabi karangan Muhammad Ahmad Vad'aq:

1. Wujud Rasa Syukur

Keutamaan dalam memperingati Maulid Nabi merupakan kesempatan bagi umat islam untuk senantiasa bersyukur. Bersyukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang telah hadir membawa pelita di tengah gelapnya zaman jahiliyah.

2. Memuji

Menampakkan rasa senang yang tercermin dalam pujian-pujian yang diserukan untuk Nabi Muhammad SAW. Memuji artinya menyebutkan kebaikan serta amalan yang beliau lakukan semasa hidup.

Membaca shalawat kepada Nabi sejalan dengan firman Allah SWT. dalam surat Al-Ahzab Ayat 56, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya"

Dengan bershalawat juga termasuk dalam memuji Nabi Muhammad SAW.

3. Menjadikan Suri Teladan

Meneladani sifat dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW adalah sebuah keutamaan yang senantiasa harus ditanamkan dalam diri. Ada begitu banyak sifat beliau yang bisa diteladani salah satunya dengan senantiasa bersabar serta menyembunyikan kesedihan saat tertimpa musibah. Tidak putus asa dalam menghadapi setiap cobaan yang ada.

4. Mewarisi Apa yang Nabi Tinggalkan

Selain mewarisi apa yang Nabi tinggalkan kepada kita yakni Al-qur'an dan sunnah, akhlak yang dimiliki beliau juga menjadi hal utama. "Nabi pernah menyampaikan : Aku tidak lain diutus untuk menyempurnakan akhlak."

Akhlak mulia yang selalu Nabi Muhammad tanamkan ialah selalu bertindak tutur baik, tidak melakukan hal-hal buruk, berlaku kasar, dan tidak meninggikan intonasi suaranya.

Nah, demikianlah penjelasan tentang tahun hijriah Maulid Nabi Muhammad SAW 2023. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads