Kasus kebakaran di Gunung Bromo karena ulah rombongan prewedding yang membawa flare memasuki babak baru. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menaksir dampak kerugian akibat kebakaran di savana Bromo sebesar Rp 5,4 miliar.
Diketahui kebakaran hebat di Gunung Bromo gegara flare rombongan prewedding bermula di wilayah Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies pada (6/9) lalu. Api yang menghanguskan 504 hektare lahan baru berhasil dipadamkan secara total pada 14 September 2023.
"Kita hitung kemarin luasnya per 10 September sekitar 504 hektare. Kemudian dampak juga kita sudah hitung kemarin, estimasinya sekitar Rp 5,4 miliar," ungkap Kepala BB TNBTS, Hendro Widjanarko kepada wartawan seperti dilansir detikJatim, Jumat (22/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendro mengatakan kerugian ini dihitung sejak 6 September sampai 10 September 2023. Namun, hal ini belum termasuk dampak yang terjadi di kawasan TNBTS pada Agustus 2023 lalu.
Hendro menjabarkan apa saja unsur yang membuat kerugian ini bisa sefantastis itu. Kerugian itu dihitung dari biaya pemadaman kebakaran, biaya pemulihan ekosistem akibat kehilangan habitat satwa serta kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi.
"Angka itu di luar biaya water bombing yang dilaksanakan oleh BNPB. Kemudian, di luar biaya pipa-pipa air masyarakat yang rusak, rencananya akan diganti oleh Pemprov Jatim, sesuai arahan Gubernur Jatim," paparnya.
Hendro juga menyinggung soal penutupan total akses masuk ke Bromo selama kurun waktu 6 hingga 10 September 2023. Hal ini tentunya sangat merugikan pihak pengelola.
"Tanggal 6 sampai 10 September saja. Sedangkan waktu kebakaran yang lain kan (wisata) tidak kita tutup total, tutup sebagian. Tapi kalau yang tanggal 6 itu kita memang tutup total. Karena concern kita keamanan pengunjung," tutur Hendro.
Selain itu, dia juga menambahkan soal upaya pemadaman yang dilakukan sendiri oleh personel gabungan yang tergabung dalam Brigdalkarhut Semeru TNBTS bersama masyarakat sekitar dan relawan. Dalam pelaksanaannya tim dikerahkan untuk memadamkan api via darat serta adanya bantuan water bombing dari BNBP.
"Tanggal 14 September, api berhasil kita padamkan lalu tanggal 15, 16, 17, dan 18 September kita melakukan bersih-bersih sisa-sisa kebakaran, dan sampah operasi pemadaman. Lalu tanggal 19 September kita buka kembali wisata di TNBTS. Ini tadi sudah banyak tamu pengunjung yang berwisata kembali ke TNBTS," imbuhnya.
Polisi lantas menyelidiki kasus ini dan telah menetapkan manajer atau penanggungjawab Wedding Organizer yang disewa calon pengantin bernama Andrie Wibowo Eka Wardhana (41) asal Lumajang, sebagai tersangka.
Sementara itu, lima orang lainnya masih berstatus saksi, di antaranya pasangan pengantin Hendra Purnama (39) pengantin pria asal Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya dan pengantin wanita Pratiwi Mandala Putri (26) asal Kelurahan Lrorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat 1, Kota Palembang.
(sar/asm)