PLN Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Kendari menjelaskan penyebab terjadinya kebakaran di area bunker PLTU Nii Tanasa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kebakaran diawali percikan api batu bara saat cuaca sedang panas.
"Kalau investigasi awal secara prosedur tidak ada kesalahan, murni dari percikan batu bara karena lingkungan dalam kondisi kering dan cuaca panas," kata Assistant Manajer Operasi dan Pemeliharaan PLN UPDK Kendari Rudi Hendar kepada detikcom, Kamis (14/9/2023).
Rudi Hendar mengatakan, kebakaran tersebut tidak sampai menyentuh bunker unit 1 dan 2. Melainkan, kobaran api hanya ada di area titik conveyor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak sampe bunker, api besar hanya di conveyor saja," ujarnya.
Dia memastikan bunker unit 1 dan 2 PLTI Nii Tanasa dalam kondisi aman. Kemudian, api berhasil dikuasai Tim Cepat Fire Rescue internal perusahaan dibantu oleh Pemadam Kebakaran (Damkar) Kendari dan Konawe.
"Alhamdulillah kemarin siang berhasil dipadamkan dan malam sekitar pukul 20.00 Wita 100 persen tidak ada titik api lagi yang menyala," ungkapnya.
Rudi menyebut percikan api terjadi pukul 00.30 Wita Rabu (13/9). Namun saat itu api berhasil dikendalikan oleh tim internal perusahaan.
"Kalau titik awal itu percikan api sekitar pukul 00.30 Wita. Jadi indikasi titik api itu memang sudah ada dan dilakukan pemadaman bertahap. Sempat menyala, padam, menyala," tuturnya.
Dia menuturkan api kemudian membesar di wilayah conveyor antara pukul 09.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita. Kemudian, PLTU Nii Tanasa melakukan mitigasi dan antisipasi dengan mengerahkan tim pemadam kebakaran.
"Puncaknya sekitar pukul 09.00 Wita sampai 12.00 Wita. Itu kemarin untuk antisipasi (damkar turun) sembari tim tanggap darurat (internal) melakukan lokalisir titik api," ungkapnya.
Rudi menambahkan saat ini pihaknya fokus dalam penanganan unit yang terdampak dari peristiwa itu. Sembari tim investigasi melakukan evaluasi terkait SOP yang sudah dijalankan perusahaan.
"Kami fokus unit pembangkit kami dulu khususnya di conveyor terdampak. Kedua tim internal melakukan evaluasi dan review SOP yang sudah dijalankan PLTU Nii Tanasa," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah bunker unit 2 PLTU Nii Tanasa terbakar. Kebakaran diduga berasal dari percikan api di belt conveyor.
"Kebakaran di area bunker unit 2 yang disebabkan adanya conveyor yang terbakar dari atas," kata Kapolresta Kendari Kombes M. Eka Fathurrahman dalam keterangannya, Rabu (13/9).
Kombes Eka menjelaskan setelah conveyor terbakar dari atas lalu turun melalui jalur suplay batu bara. Api kemudian melebar hingga sampai ke bunker.
"Yang pertama menemukan titik api tersebut adalah petugas di area bunker," ujarnya.
(ata/hsr)