Sejumlah warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar aksi unjuk rasa menolak reklamasi Pulau Lae-lae. Demo tersebut berlangsung di tengah pawai pelepasan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menjelang akhir masa jabatan.
Aksi tersebut awalnya berlangsung di Jalan Urip Sumoharjo, kantor DPRD Provinsi Sulsel, Senin (4/9/2023) sekitar pukul 09.00 Wita. Massa kemudian melanjutkan aksi unjuk rasa tersebut di depan Kantor Gubernur Sulsel dengan membawa spanduk bertuliskan 'Tolak Reklamasi Pulau Lae-lae'.
"Aksi kali ini mempertegas bahwa siapapun yang menjadi gubernur warga Lae-lae tetap pada satu suara, menolak keras reklamasi Pulau Lae-lae," kata salah seorang warga bernama Dg Bau, Senin (4/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dg Bau mengungkapkan warga Pulau Lae-lae tetap akan menolak reklamasi di kawasan tersebut. Dia menuntut kepada pemerintah agar mendengar aspirasi warga.
"Sampai kapanpun warga akan terus berjuang mempertahankan apa yang menjadi haknya, pemerintah harus mendengar rakyatnya. Sekali lagi tolak Reklamasi, tidak ada negosiasi," tegas Dg Bau.
Sementara itu, Pendamping Kawal Pesisir Hasbi mengungkapkan pihaknya menolak rencana Pemprov Sulsel melakukan reklamasi di Pulau Lae-le. Dia menilai reklamasi merugikan warga yang menggantungkan hidupnya dengan bekerja sebagai nelayan.
"Rencana Pemprov Sulsel melakukan reklamasi untuk pengembangan pariwisata, secara tegas ditolak warga Lae-lae. Bagaimana tidak, lahan tersebut adalah lokasi para nelayan menangkap ikan," kata Hasbi dalam keterangannya, Senin (4/9).
Hasbi menilai reklamasi di sekitar Pulau Lae-lae merusak ekosistem laut. Pihaknya pun akan mengawal penolakan reklamasi yang digalakkan pemerintah provinsi.
"(Reklamasi) akan menggerus ekosistem laut dan mata pencarian nelayan setempat. Ini adalah wujud sikap dari warga Pulau Lae-lae, yang bersama didampingi oleh Tim Kawal Pesisir, untuk menunjukkan sikap mereka menolak reklamasi," ujarnya.
Simak selanjutnya di halaman selanjutnya...
Rekam Jejak Warga Pulau Lae-lae Tolak Reklamasi
Untuk diketahui, warga bersama dengan Kawal Pesisir telah melakukan 7 kali aksi sejak Februari 2023. Aksi tersebut sebagai bentuk pernyataan sikap menolak reklamasi.
"Aksi tersebut dilakukan dengan berbagai kegiatan baik melalui, aksi respon cepat, penghadangan, parade laut, Festival Pulau dan aksi di depan Kantor DPRD dan Gubernur Sulsel," kata Hasbi.
Hasbi menilai proyek reklamasi sedari awal tidak melibatkan warga dalam perencanaanya. Padahal reklamasi rencana akan dibangun tepat di wilayah tangkap ikan yang dikelola warga.
"Karena wilayah yang akan direklamasi merupakan wilayah tangkap Nelayan dan perempuan nelayan. Warga juga menilai bahwa sejak awal proyek reklamasi tersebut, perencanaannya tidak pernah melibatkan partisipasi warga secara bermakna, padahal warga pulau Lae-Lae yang akan terdampak secara langsung dengan adanya reklamasi tersebut," katanya.
Hasbi menyebut saat ini sebanyak 1.500 warga telah menandatangani petisi penolakan reklamasi. Dia mengklaim angka tersebut akan terus bertambah.
"Dari 1.800-an warga di Pulau Lae lae, kurang lebih 1.500 warga telah menandatangani penolakan terkait dengan rencana reklamasi. Sampai saat ini angka tersebut terus bertambah seiring dengan penolakan terhadap reklamasi yang semakin menguat," ujarnya.
Menurut Hasbi, jika pemerintah tetap melanjutkan proyek reklamasi hal tersebut dapat memicu konflik sosial. Hal itu lantaran warga telah cukup sejahtera dengan mengelola sumber daya alam yang ada.
"Jika reklamasi Pulau Lae lae tetap dipaksakan berlanjut, maka hal tersebut akan memicu pelanggaran HAM dan konflik sosial antara warga dan pemerintah," katanya.
"Sebelum adanya reklamasi, warga Lae-Lae telah cukup sejahtera dengan cara mengelola sumber daya alam yang saat ini berjalan. Jika pemerintah punya kehendak untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kegiatan pembangunan, maka sudah seharusnya setiap rencana tersebut didiskusikan secara terbuka dan partisipatif dengan warga," pungkasnya.
Gubernur Sulsel Pawai Dikawal Pimpinan OPD
Diketahui, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS) melakukan pawai pelepasan menjelang akhir masa jabatan pagi tadi. Pawai dimulai dari kantor Gubernur Sulsel menuju Center Point of Indonesia (CPI), Makassar.
Pawai pelepasan ini diikuti oleh sejumlah ASN Pemerintah Provinsi Sulsel, termasuk para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD). Peserta pawai mengikuti mobil yang dinaiki oleh Andi Sudirman dengan menggunakan bus dan kendaraan pribadi.
Sebelum melakukan pawai, Gubernur ASS memimpin apel terakhir di masa jabatannya. Apel ini diikuti oleh sejumlah kepala daerah di Sulsel dan Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari.
Diketahui, masa jabatan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman akan berakhir pada Selasa (5/9) besok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Bahtiar sebagai penjabat (Pj) Gubernur Sulsel pengganti Andi Sudirman.
Simak Video "Video: Peras Pemilik Ruko, 9 Pria di Makassar Diciduk Polisi "
[Gambas:Video 20detik]
(urw/sar)