Calon mempelai pria bernama Isra (20) di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut) kabur menjelang hari pernikahannya. Calon istrinya berinisial SA (19) beserta keluarganya tak menyangka hal itu terjadi.
Peristiwa ini terjadi di Desa Jikotamo, Kecamatan Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Selasa (29/8). Saudara SA, Wisto Ahmad mengungkapkan situasi tersebut membuat keluarga kedua belah pihak kebingungan.
"Laki-laki kabur jelang akad nikah. Jadi yang bertindak sebagai wali nikah itu laki-laki punya bapak. (Sedangkan) yang nikahkan (penghulu) ini saya punya om juga, pak imam di kampung sini," ujar Wisto Ahmad kepada detikcom, Sabtu (2/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum pengantin pria itu kabur, proses jelang hajatan berjalan dengan lancar. Namun pada pagi hari menjelang akad tiba-tiba Isra pergi meninggalkan rumahnya.
"Jadi kita di sini kan menikah lepas salat Isya, tapi laki-laki itu sudah lari pagi-pagi. Sekitar jam 10.00 pagi itu laki-laki so tarada (tidak ada) di kampung sini," paparnya.
Pada malam hari, Isra tak kunjung datang padahal pelaksanaan akadnya sudah mau dimulai. Hanya ada ayah mempelai pria yang datang hendak menjadi wali.
"Malam itu (waktu pelaksanaan akad nikah) saya punya adik perempuan tara (tidak) setuju (dinikahkan tanpa kehadiran calon suaminya)," ungkap Wisto.
Wisto mengaku kecewa lantaran calon mempelai pria dianggap tidak bertanggung jawab. Menurutnya, ibu Isra memang sejak awal tidak menyetujui pernikahan tersebut.
"(Hubungan SA dan Isra) sudah lama sekitar 1 tahun lebih. Laki-laki itu punya mama tara (tidak) setuju kalau anaknya menikah dengan saya punya adik. Tapi kalau dia punya bapak setuju," tambahnya.
Pihak keluarga mempelai wanita sama sekali tidak mengetahui alasan mempelai pria tiba-tiba menghilang. Mereka heran karena kabar Isra tidak kunjung diketahui.
"Torang (kami) juga tara (tidak) tahu kalu laki-laki ini mau lari, pas malam baru orang babaribut (heboh) bahwa laki-laki sudah lari, sedangkan torang (kami) ini ada tunggu laki-laki datang untuk banikah," jelasnya.
Peristiwa ini membuat pihak keluarga perempuan merasa kecewa dan juga malu. Lantaran segala sesuatunya telah dipersiapkan secara matang.
"Jadi laki-laki ini so tara (tidak) tahu dia pe posisi sekarang di mana. Sedangkan torang (kami) so malu semua ini. Karena segala persiapan torang (kami) so siap, jadi torang (kami) keluarga ini rugi Rp 25 juta," tutur Wisto.
Kini pihak keluarga mempelai wanita belum kepikiran untuk melaporkan Isra ke polisi. Mereka masih fokus mencari keberadaan calon mempelai pria
"Belum, torang (kami) dari keluarga masih fokus cari ini laki-laki dulu," imbuhnya.
(sar/sar)