Kota Makassar

Jeritan Warga Makassar Kesusahan Air gegara Suplai PDAM Terganggu

Tim detikSulsel - detikSulsel
Rabu, 30 Agu 2023 08:15 WIB
Foto: Warga di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, bolak-balik bawa jeriken beli air. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Makassar -

Warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan suplai air bersih PDAM Makassar terganggu. Kondisi ini membuat sejumlah masyarakat terpaksa membeli air untuk kebutuhan mereka.

Gangguan distribusi air PDAM Makassar dilaporkan mulai terjadi sejak Kamis (25/8). Sembilan kecamatan di Kota Makassar terdampak, salah satunya di Kecamatan Tamalanrea.

Warga kompleks Nusa Tamalanrea Indah (NTI), Naharia (48) mengaku sangat resah dengan situasi tersebut. Dia pun harus mengambil air di rumah keluarganya di depan Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) karena suplai air PDAM terhambat di wilayahnya.


"Kita kalau mau pergi ambil air biasa di depan pintu 1 Unhas, rumahnya keluarga di sana. Kalau tidak begitu, tidak ada bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari," ungkap Naharia kepada detikSulsel, Selasa (29/8/2023).

Naharia mengatakan harus bolak-balik mengangkut air demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Apalagi banyak anggota keluarga di dalam rumahnya.

"Biasa satu hari dua kali pulang pergi. Diangkut pake motor atau kalau ada mobil, itu dipakai. Apalagi banyak orang tinggal di rumah," tambahnya.

Gangguan layanan air PDAM Makassar juga berdampak kepada aktivitasnya. Pekerjaan rumah yang terhambat akibat kondisi kekeringan air ini.

"Biasa anakku kalau mau pergi sekolah, mandi disiram saja badannya. Karena beginimi kondisinya. Kita juga susah kalau mau cuci-cuci pakai air," imbuh Naharia.

Naharia menuturkan telah berupaya untuk menghubungi pihak PDAM untuk membawakan air melalui mobil tangki PDAM. Hanya saja permintaannya itu lambat mendapat respons.

"Kemarin saya sudah telepon, minta dibawakan air sama PDAM. Sudah dikasih juga alamat. Tapi ini sore mi na tidak datang-datang pi," bebernya.

Sementara warga Kecamatan Tamalanrea lainnya, Adi (42) terpaksa membeli air dari warga yang memiliki sumber air dari sumur bor. Dia juga mesti bolak-balik membawa jeriken membeli air untuk kebutuhan rumahnya.

Air itu dibeli seharga Rp 3.000 per jeriken ukuran 25 liter. Lokasi pembelian air sumur bor itu masih berada di kompleks NTI Kecamatan Tamalanrea.

"Lima hari ma ini ke sini beli (air sumur bor). Saya ke sini pakai mobil untuk angkut itu (jeriken), karena banyak," tutur Adi.

"Saya ke sini dua kali ma'laling (bolak-balik membawa) jeriken. Pagi untuk (persediaan siang-sore), baru malam lagi (untuk persediaan sampai besok)" tambahnya.

Warga Perumahan Dewi Karmila Sari di Kecamatan Tamalanrea, UM (26) mengatakan gangguan air sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Namun suplai air mati sejak tiga hari terakhir justru mati total.

"Sebelumnya itu sering ji mati tapi di jam 12 malam biasa menyala, paginya mati kayak kayak begitu. Di satu bulan terakhir ini begitu. Tapi ini (3 hari terakhir) betul-betul mati total," ucap UM saat dihubungi wartawan, Selasa (29/8).

UM mengaku kondisi ini sangat membuatnya repot, sebab dia kerap begadang demi menunggu air PDAM kembali mengalir. Dia mengeluhkan tidak ada jadwal pasti jam berapa air dapat mengalir di wilayah perumahannya.

"Jadi saya jagai terus hampir 3 hari sampai tidak tidur karena kan kita tidak tahu jam berapa dia menyala sebenarnya itu, saya bilang waktu sebelum-sebelumnya bilang jam 12 malam biasa menyala karena saya jagai juga memang," keluhnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.




(sar/sar)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork