Suplai PDAM Makassar Terganggu, Warga Bolak-balik Bawa Jeriken demi Beli Air

Kota Makassar

Suplai PDAM Makassar Terganggu, Warga Bolak-balik Bawa Jeriken demi Beli Air

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Selasa, 29 Agu 2023 16:02 WIB
Warga di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, bolak-balik bawa jeriken beli air.
Foto: Warga di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, bolak-balik bawa jeriken beli air. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Makassar -

Sejumlah warga di Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) bolak-balik membawa jeriken demi membeli air. Hal ini dikarenakan suplai air PDAM Makassar tidak mengalir di sejumlah wilayah.

Pantauan detikSulsel di Kompleks Nusa Tamalanrea Indah (NTI) Makassar, Selasa (29/8/2023), tampak warga menenteng air yang dijajakan oleh salah satu warga. Adapula warga yang membawa jeriken menggunakan becak hingga mobil.

Di lokasi, pengendara motor juga terlihat silih berganti membawa jeriken kosong. Mereka datang ke salah satu rumah untuk membeli air yang bersumber dari sumur bor milik warga bernama Arun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, bolak-balik bawa jeriken beli air.Foto: Warga di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, bolak-balik bawa jeriken beli air. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)

Tampak puluhan jeriken memenuhi halaman depan rumah warga yang menjual air. Air bersih yang dijual dalam jeriken dijual dengan harga Rp 3.000 per jeriken ukuran 25 liter.

"Lima hari ma ini ke sini beli. Saya ke sini pakai mobil untuk angkut itu (jeriken), karena banyak," tutur salah satu warga setempat, Adi (42) saat ditemui di lokasi.

ADVERTISEMENT

Adi mengatakan dirinya datang dua kali membawa jeriken untuk membeli air. Hal ini demi memenuhi kebutuhan air selama sehari.

"Saya ke sini dua kali ma'laling (bolak-balik membawa) jeriken. Pagi untuk (persediaan siang-sore), baru malam lagi (untuk persediaan sampai besok)" ucapnya.

Warga lainnya bernama Naharia (48) mengaku sangat resah karena suplai air PDAM Makassar terganggu. Dia terpaksa mengambil air di rumah keluarga di depan kampus Unhas demi mendapatkan air bersih.

"Kita kalau mau pergi ambil air biasa di depan pintu 1 Unhas, rumahnya keluarga di sana. Kalau tidak begitu, tidak ada bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari," papar warga yang tinggal di kompleks NTI Jalan Tanjung blok GF Nomor 18.

Dalam sehari, dia bisa dua kali mengambil air bersih. Pasalnya anggota keluarganya butuh air bersih yang banyak.

"Biasa satu hari dua kali pulang pergi. Diangkut pakai motor atau kalau ada mobil, itu dipakai. Apalagi banyak orang tinggal di rumah," tambahnya.

Naharia mengatakan dirinya sudah menghubungi pihak PDAM untuk menurunkan mobil tangki air untuk menyuplai warga. Namun permintaan itu tidak kunjung direalisasikan hingga saat ini.

"Kemarin saya sudah telepon, minta dibawakan air sama PDAM. Sudah dikasi juga alamat. Tapi ini sore mi na tidak datang-datang pi," bebernya.

Sementara warga kompleks NTI bernama Arun (30) menuturkan suplai air PDAM di wilayah sudah tidak mengalir sejak Jumat (25/8). Dia pun memanfaatkan situasi ini untuk menjual airnya yang bersumber dari sumur bor kepada warga setempat.

"Sudah lima hari ini kita menjual, dari hari Jumat. Satu jeriken harganya Rp 3.000. Ini kita jual air bor, untuk bantu-bantu juga warga di dalam (kompleks) yang tidak jalan (mengalir) airnya," ucap Arun.

Arun mengaku kerap kewalahan melayani pembeli. Sebab, di waktu-waktu tertentu pembeli air jeriken sangat ramai.

"Sore mau maghrib itu biasa banyak sekali pembeli. Karena jam pulang kantor juga toh. Jadi ini jeriken biasa kosong, mengantri orang," jelasnya.

Sumber Air PDAM Makassar Menipis

Sebelumnya diberitakan, Kepala Bagian Humas PDAM Makassar Idris Tahir mengakui jika suplai air terganggu di tengah musim kemarau. Musim kemarau berdampak pada tekanan distribusi air yang mengalami penurunan secara signifikan.

"Sampai musim hujan tiba (suplai air normal). Ini kondisi tidak bisa dihindari karena faktor alam yang sudah rutin, setiap musim kemarau tiba," kata Idris Tahir, Kamis (24/8).

Adapun wilayah yang terdampak yakni:

1. Kecamatan Ujung Pandang;
2. Kecamatan Panakkukang;
3. Kecamatan Makassar;
4. Kecamatan Tallo;
5. Kecamatan Ujung Tanah;
6. Kecamatan Bontoala;
7. Kecamatan Wajo;
8. Kecamatan Tamalanrea;
9. Kecamatan Wajo.




(sar/asm)

Hide Ads