Ironi Dokter Muda Kerja Lembur 207 Jam Tanpa Henti Berujung Bunuh Diri

Ironi Dokter Muda Kerja Lembur 207 Jam Tanpa Henti Berujung Bunuh Diri

Tim Wolipop - detikSulsel
Senin, 28 Agu 2023 20:00 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Ilustrasi (Foto: Ilustrasi/Thinkstock)
Jakarta -

Seorang dokter muda di Jepang bernama Takashima Shingo bunuh diri usai bekerja tanpa henti di kantor. Dokter muda itu diduga frustasi hingga memutuskan untuk mengakhiri hidup.

Dilansir dari Wolipop, peristiwa tersebut terjadi pada Mei 2022. Takashima Shingo merupakan seorang dokter residen di Konan Medical Center, Kobe, Jepang.

Mengutip dari Nextshark, dari keterangan pengacaranya pada bulan sebelum kematiannya pria yang berusia 26 tahun itu telah bekerja lebih dari 207 jam. Bukan cuma itu, Takashima bahkan tidak pernah libur selama tiga bulan lamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian pada Jumat (25/8/2023), keluarga menduga kantor Takashima telah memaksa anak mereka bekerja hingga akhirnya frustasi dan mengakhiri hidup. Pihak keluarga kemudian berencana menuntut rumah sakit tempatnya bekerja.

Sebelum kepergiannya, Takashima meninggalkan sebuah catatan berisi ucapan terimakasih kepada orang tuanya. Takashima berterima kasih karena orang tuanya sempat menghubunginya untuk yang terakhir.

ADVERTISEMENT

"Mencoba untuk tidak melakukan ini, tapi aku sudah mencapai batas," tulis Takashima dalam memo itu.

Ibu Takashima mengungkapkan dalam konferensi pers, sebelum kematiannya, Takashima telah berulang kali curhat kepada orang di sekitar. Namun usahanya tidak membuahkan hasil sebab tidak ada satupun yang peduli dengan kondisinya tersebut.

Ibu Takashima yakin lingkungan kerja yang tidak sehat itulah membuat putranya kehilangan kendali sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidup.

Di sisi lain, dalam konferensi pers terpisah, rumah sakit tempat Takashima bekerja membantah tudingan bahwa Takashima bekerja terlalu keras. Lebih lanjut, dilaporkan telah dibentuk komite khusus yang terdiri dari dokter dan pengacara untuk meninjau catatannya.

Catatan itu menunjukkan bahwa Takashima sudah bekerja lembur selama 197 jam 36 menit pada April 2022. Selanjutnya pada bulan Mei dokter muda itu bekerja selama 133 jam 15 menit.

"Ada kalanya (dokter) menghabiskan waktu belajar sendiri dan tidur sesuai kebutuhan fisiologisnya. Karena tingkat kebebasan yang sangat tinggi, tidak mungkin menentukan jam kerja secara akurat," ucap juru bicara rumah sakit, dikutip dari CNN.

Kantor Inspeksi Standar Ketenagakerjaan Nishinomiya kemudian menetapkan kematian Takashima sebagai insiden terkait pekerjaan sebab jam kerja yang terlampau panjang pada Juni 2023. Sayangnya, tidak ada kejelasan lebih lanjut terkait tanggung jawab rumah sakit setelah penetapan tersebut.

Jepang memang dikenal dengan jam kerja yang relatif panjang sehingga tidak sedikit warganya yang bekerja dengan sangat keras. Tapi ironisnya, akibat kerja berlebihan tersebutlah Jepang memiliki catatan kematian yang memprihatinkan.

Fenomena sosial itu dikenal sebagai "karoshi". Setiap tahunnya pemerintah menerima kurang lebih 200 klaim karoshi per tahun, tapi aktivis memperkirakan sesungguhnya jumlahnya mencapai 10.000.

*Informasi ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.*




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads