Pada pergantian tahun 2025, di kepulauan antara Norwegia dan Kutub Utara terdapat sebuah kota bernama Svalbard yang mengalami kegelapan total selama musim dingin. Fenomena ini terjadi karena Matahari tidak pernah terbit di atas cakrawala selama periode tertentu.
Peristiwa ini dikenal sebagai Polar Night atau Malam Kutub. Fenomena ini memang sudah biasa berlangsung di Svalbard.
Periodenya berlangsung sejak 14 November 2024 hingga 29 Januari 2025. Hal ini juga dirasakan oleh kota lainnya, yang tahun ini mengalami kejadian serupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada Kota yang Tidak Dapat Sinar Matahari pada Musim Dingin
Bagi masyarakat Svalbard, Malam Kutub dianggap sebagai semacam musim kelima. Mereka menyambutnya sebagai periode unik yang berlangsung hampir dua bulan. Pada malam itu, mereka harus beradaptasi dengan kondisi tanpa cahaya matahari.
Untuk bertahan, penduduk hingga satwa liar mengandalkan pencahayaan buatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Mirip seperti Svalbard, matahari di kota Utqiaġvik, Alaska hanya terbit sebentar yakni selama 30 menit.
Sara Tonks, ahli meteorologi di laman Weather menyebut, fenomena ini terjadi setiap tahun akibat kemiringan Bumi yang menyebabkan Belahan Bumi Utara semakin menjauh dari matahari. Akibatnya, wilayah di dalam Lingkaran Arktik yaitu area dalam radius 23,5 derajat dari Kutub Utara, keluar dari jangkauan sinar matahari.
Kota Utqiaġvik yang sebelumnya dikenal sebagai Barrow, adalah kota paling utara di Alaska dan terletak sekitar 330 mil di atas Lingkaran Arktik. Menjelang musim dingin, penduduk di sana harus menjalani 67 hari tanpa sinar matahari, dimulai pada 18 November 2024 dan berakhir pada 23 Januari 2025.
Penyebab Ada Kota yang Tidak Dapat Sinar Matahari
Inilah yang disebut sebagai 'malam kutub', sebab matahari tidak muncul sama sekali di atas cakrawala, sehingga tidak ada siang hari yang sebenarnya. Lama waktu malam kutub berbeda-beda, tergantung seberapa jauh suatu tempat dari Kutub Utara.
Di Utqiaġvik, fenomena ini berlangsung selama 65 hari, sementara di Kutub Utara sendiri, matahari tidak terlihat selama 179 hari. Namun, bukan berarti seluruh wilayah yang mengalami malam kutub berada dalam kegelapan total sepanjang hari. Ada periode yang disebut 'civil twilight', yaitu waktu ketika matahari berada sekitar 6 derajat di bawah cakrawala.
Di Utqiaġvik, civil twilight berlangsung sekitar 3 jam saat titik balik matahari musim dingin, dan bertambah menjadi sekitar 6 jam pada hari pertama dan terakhir malam kutub. Karena matahari masih cukup dekat dengan cakrawala, cahaya alami tetap ada meskipun redup.
Di beberapa kota yang lebih jauh ke utara, bahkan civil twilight pun tidak terlihat setiap hari selama malam kutub. Misalnya, Ny-Ålesund di Svalbard, Norwegia, mengalami malam kutub selama 84 hari dari November hingga Februari tanpa civil twilight, sehingga kegelapannya jauh lebih pekat dibandingkan tempat mana pun di Amerika Serikat.
Matahari pertama kali muncul kembali di Utqiaġvik pada 22 Januari 2025, tepat 65 hari setelah terakhir terbenam pada 18 November 2024. Pada awalnya, matahari hanya akan tampak selama sekitar 45 menit, tetapi siang hari akan semakin panjang seiring waktu hingga 11 Mei 2025.
Kini mereka menikmati fenomena matahari tengah malam di musim panas. Saat ini, mataharinya tidak pernah terbenam selama lebih dari 80 hari. Utqiaġvik memasuki kebalikan dari malam kutub, yaitu hari kutub, di mana matahari tidak akan terbenam sama sekali hingga bulan Agustus.
Sebagai perbandingan, Anchorage, belahan kota yang berada jauh di selatan memiliki siang hari lebih pendek di musim panas dibandingkan Utqiaġvik. Namun, pada titik balik matahari musim panas (Summer Solstice), Anchorage tetap mendapatkan sekitar 19 jam cahaya matahari dalam sehari.
Dijelaskan dalam laman Alaska dan Washington Post, lingkaran Arktik merupakan batas wilayah di mana fenomena matahari tengah malam terjadi. Di utara garis ini, ada periode ketika matahari tidak pernah terbenam di musim panas dan tidak pernah terbit di musim dingin.
Sementara itu, di wilayah selatan Lingkaran Arktik, matahari tetap terbit dan terbenam seperti biasanya sepanjang tahun. Seiring mendekati ekuinoks (titik tengah antara titik balik matahari musim panas dan musim dingin) jumlah siang hari bertambah dengan cepat, terutama di wilayah utara.
Pada Ekuinoks Musim Semi yang jatuh pada 22 Maret, berbagai kota di Alaska mengalami peningkatan cahaya matahari setiap harinya dengan rincian sebagai berikut:
- Utqiaġvik: bertambah sekitar 9 menit per hari
- Fairbanks: bertambah sekitar 7 menit per hari
- Anchorage: bertambah sekitar 6 menit per hari
- Juneau: bertambah sekitar 5 menit per hari.
Dengan kata lain, perubahan durasi siang hari di Anchorage setara dengan efek pergantian waktu musim panas (daylight saving time) setiap dua minggu. Nah itulah tadi penjelasan tentang adanya kota yang tak dapat sinar matahari saat musim dingin. Semoga menambah pengetahuanmu!
(aau/fds)