Warga di Ternate Kibarkan Bendera Merah Putih Setengah Tiang di Atas Karang

Maluku Utara

Warga di Ternate Kibarkan Bendera Merah Putih Setengah Tiang di Atas Karang

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Kamis, 17 Agu 2023 14:33 WIB
Warga di Ternate menggelar upacara HUT RI dengan mengibarkan bendera merah putih setengah tiang.
Foto: Warga di Ternate menggelar upacara HUT RI dengan mengibarkan bendera merah putih setengah tiang. (Nurkholis Lamaau/detikcom)
Ternate -

Warga di Kecamatan Pulau Hiri, Kota Ternate, Maluku Utara menggelar upacara HUT ke-78 RI di atas bebatuan karang. Namun warga hanya mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai bentuk kritik terhadap Pemerintah Kota Ternate.

Pantauan detikcom, Kamis (17/8/2023), pengibaran bendera merah putih setengah tiang itu berlangsung di pelabuhan penyeberangan Dermaga Hiri di Kelurahan Sulamadaha, Kecamatan Ternate Barat, Kota Ternate. Ada sekitar 50 orang warga mengikuti upacara dalam rangka peringatan HUT RI itu.

Para beserta tampak berbaris di atas batu karang. Sedangkan tiang bendera ditancapkan di atas susunan tetrapod atau material pemecah gelombang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Upacara bendera setengah tiang ini sengaja kami lakukan di lokasi pelabuhan penyeberangan ke Pulau Hiri di Kelurahan Sulamadaha dengan kondisi dermaga yang belum terbangun dengan baik. Bisa dilihat langsung batu karang dan tetrapod yang berhamburan sana-sini," ujar koordinator upacara HUT RI, Ardian Kader (25) kepada detikcom, Kamis (17/8/2023).

Ardian mengatakan, aksi ini dilakukan untuk mengingatkan Pemkot Ternate bahwa pembangunan Dermaga Hiri menjadi perhatian. Dia menegaskan sengaja mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai bentuk kritik.

ADVERTISEMENT

"Kami berinisiatif menggelar upacara bendera di atas karang ini karena bagi kami Pemerintah Kota Ternate perlu diingatkan, bahwa pembangunan pelabuhan Hiri seharusnya berjalan sesuai kondisi yang dialami oleh masyarakat Pulau Hiri saat ini, jadi upacara ini adalah bagian dari kritik kami terhadap pemerintah kota," ujarnya.

Dia menuturkan, pembangunan dermaga Pulau Hiri sudah disuarakan bertahun-tahun lamanya. Bahkan lebih dari 10 kali warga telah menggelar aksi unjuk rasa disertai tulisan dan pemberitaan untuk mengingatkan pemerintah agar serius membangun dermaga.

"Tapi sampai tahun 2023 ini kami belum pernah menikmati pelabuhan yang layak," ujarnya.

Sementara itu, pemimpin upacara, Wawan Ilyas menambahkan, beberapa hari lalu ada pasien dari Pulau Hiri yang dirujuk ke RSUD Chasan Boesoirie di Ternate terpaksa dipikul sambil berjalan di atas bebatuan karang. Makanya, upacara kali ini sebagai sebuah sikap kritik terhadap pemerintah.

"Ini (pasien dipikul di atas karang) sangat disayangkan, maka upacara pagi ini adalah bagian dari sikap kami untuk mengingatkan pemerintah bahwa orang Hiri tidak mau dibohongi lagi, orang Hiri ingin seluruh kebijakan pembangunan harus berdasarkan pada fakta," ujarnya.

Wawan menuturkan, kendala yang dihadapi masyarakat Pulau Hiri selama ini adalah ketika gelombang pasang maupun surut. Karena terjadi sedimentasi di areal tambatan perahu, sehingga sangat menyulitkan motoris untuk menambatkan perahunya.

"Di pelabuhan ini musim ombak sengsara, air surut juga lebih sengsara. Karena terjadi sedimentasi di areal tambatan perahu yang menyulitkan juragan untuk menambatkan perahu. Jadi tujuan upacara kali ini adalah kritik dan peringatan keras terhadap Pemerintah Kota Ternate," tegasnya lagi.

Menurut Wawan, makna pengibaran bendera merah putih setengah tiang menggambarkan kesedihan masyarakat Pulau Hiri atas problem pembangunan hari ini. Bagi Wawan, jika kemerdekaan dilihat dari sisi pembangunan maka masyarakat Pulau Hiri belum merasakan itu.

"Bendera setengah tiang menggambarkan situasi kita sedang bersedih, kami memaknai mengapa kami harus ambil simbol negara dengan mengibarkan merah putih setengah tiang itu, karena bagi kami rakyat Pulau Hiri masih sedih dengan problem pembangunan yang ada," ujarnya.

"Kita belum merasakan apa itu yang namanya kemerdekaan. Karena kalau kemerdekaan dilihat dari sisi pembangunan, kami masyarakat Pulau Hiri belum merasakan itu," imbuh Wawan.




(asm/sar)

Hide Ads