Kesalnya Warga ke Puskesmas gegara Paskibra Klaten Meninggal Telat Dirujuk

Berita Nasional

Kesalnya Warga ke Puskesmas gegara Paskibra Klaten Meninggal Telat Dirujuk

Tim detikJateng - detikSulsel
Senin, 14 Agu 2023 07:30 WIB
Warga Bayat Klaten mendatangi Puskesmas.
Foto: Warga geruduk puskesmas buntut anggota paskibra meninggal. (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Anggota paskibra asal Klaten, Jawa Tengah berinisial TA (16) meninggal dunia usai latihan. Kabar meninggalnya siswi SMKN 2 Gedangsari itu pun membuat warga kesal hingga menggeruduk Puskesmas Bayat.

Warga Desa Bogem itu awalnya dilaporkan meninggal usai dibawa ke Puskesmas Bayat pada Rabu (9/8). Belakangan, pihak Puskesmas Bayat dituding terlambat melakukan penanganan saat TA hendak dirujuk ke rumah sakit.

"Dibawa ke Puskesmas tapi dokternya tidak ada, yang ada perawat dan dinyatakan meninggal," kata warga Desa Bogem, Sunarwan dilansir detikJateng, Kamis (10/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 10 perwakilan warga pun mendatangi Puskesmas Bayat pada Kamis (10/8). Sunarwan termasuk salah satu warga yang datang untuk mempertanyakan kinerja pihak puskesmas.

Sunarwan mengatakan TA sebenarnya sudah direkomendasikan untuk dirujuk ke rumah sakit. Namun ambulans milik puskesmas justru tidak bisa digunakan karena tidak ada sopir.

ADVERTISEMENT

"Mau dibawa RS ambulans juga ada tapi sopirnya yang tidak ada," ucap Sunarwan.

Warga Desa Paseban bernama Ripto menambahkan jika pelayanan Puskesmas Bayat sudah berkali-kali dikeluhkan. Dia menuding pihak puskesmas terkesan mengabaikan persoalan ini.

"Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto saat audiensi.

Dalam audiensi itu, warga diterima langsung oleh Kepala Puskesmas Bayat dokter Wahyu Ciptadi, Camat Bayat, Joko Purwanto, Kapolsek AKP Diyatno dan Muspika. Ripto menegaskan urusan nyawa tidak boleh dibuat main-main.

"Yang kami tanyakan Puskesmas sudah pasang plakat 24 jam mestinya petugas harus stand by, jangan cuma tulisan," tegasnya.

Warga mengutarakan kekecewaannya terkait kinerja puskesmas. Dia berharap kejadian ini tidak terulang lagi.

"Jangan sampai kejadian seperti itu membuat kepercayaan masyarakat justru menurun. Ini urusan nyawa, tolong jangan seperti itu," harap Ripto.

Ripto mengaku tidak mengetahui pasti kondisi TA sudah meninggal di rumah atau puskesmas. Namun demikian dia kecewa lantaran puskesmas tidak siap dalam kondisi darurat.

"Entah meninggal di situ (puskesmas) atau di jalan kita tidak tahu. Tapi di Puskesmas tidak ada dokter dan sopir ambulans," jelasnya.

Sementara jasad TA baru dimakamkan beberapa jam setelah warga mendatangi Puskesmas Bayat. Siswi SMKN 2 Gedangsari itupun dikebumikan sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (10/8).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Kepala Puskesmas Bayat Beri Penjelasan

Kepala Puskesmas Bayat dokter Wahyu Ciptadi menjelaskan pihaknya sudah memberikan penanganan awal kepada TA. Namun pasien saat itu dinyatakan meninggal.

"Kasus kemarin, tidak ada lima menit datang itu sudah ditangani anak-anak, sudah dipasang (alat) dan sudah positif (meninggal). Riwayatnya dari rumah sudah biru, sudah berbusa. Biasanya itu jantung, tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut," ungkap Wahyu.

Wahyu pun memohon maaf atas kejadian ini. Dia tidak menampik jika pelayanan di puskesmas masih terbatas.

Menurutnya, Puskesmas Bayat kekurangan tenaga sopir ambulans saat TA hendak dirujuk. Satu orang sopir saat itu lanjut dia, kebetulan sedang diopname karena sakit.

"Sebagai bahan koreksi nanti karena kami memang kekurangan driver. Driver memang sakit opname, tapi ini nanti kita sudah tindaklanjuti kok," jelasnya.

Pemberitahuan dari SMK N 2 Gedangsari terkait salah satu muridnya yang merupakan anggota paskibra Gedangsari meninggal. Foto diunggah Kamis (10/8/2023).Pemberitahuan dari SMK N 2 Gedangsari terkait salah satu muridnya yang merupakan anggota paskibra Gedangsari meninggal.Foto: dok. Istimewa

Bupati Klaten Sri Mulyani menegaskan kejadian itu akan menjadi evaluasi. Pihaknya akan mengkaji kondisi puskesmas untuk segera dilakukan perbaikan layanan.

"Saya selaku Bupati Klaten ikut prihatin, ikut berduka cita, semoga anggota paskibra yang seda (meninggal) husnulkhatimah. Tentunya ini menjadi bahan evaluasi saya," kata Sri Mulyani, Jumat (11/8).

Sempat Bercanda dengan Keluarga

Diketahui, TA meninggal sepulang dari latihan paskibra di Lapangan Hargomulyo, Gedangsari pukul 16.00 WIB, Rabu (9/8). Siswi SMKN 2 Gedangsari itu masih sempat bercanda dengan ayah dan ibunya di rumah pukul 17.00 WIB.

"Habis magrib bercanda dengan keluarga di depan televisi tapi kaki merasa pegal minta dipijat," sebut paman TA, Giyanto.

Giyanto menambahkan, TA lalu dipijit oleh ayahnya sambil menonton televisi. Namun tiba-tiba TA pingsan dan dilarikan ke Puskesmas Bayat sekitar pukul 18.30 WIB.

"Sekitar lima menit, saya duluan pakai motor dan mobil yang membawa di belakang. Sampai sana dicek tapi dinyatakan meninggal," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/asm)

Hide Ads