Anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) berinisial TA (16), warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah (Jateng) meninggal usai latihan. TA merupakan siswi SMK di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
TA awalnya mengalami kesakitan atau kejang usai pulang dari latihan paskibra, kemudian dibawa ke Puskesmas Bayat pada Rabu (9/8/2023) sore. Namun TA tidak sempat mendapatkan pertolongan hingga akhirnya tewas di Puskesmas Bayat.
"Dibawa ke Puskesmas tapi dokternya tidak ada, yang ada perawat dan dinyatakan meninggal. Mau dibawa RS ambulans juga ada tapi sopirnya yang tidak ada," kata warga Desa Bogem, Sumarwan dilansir detikJateng, di Puskesmas Bayat, Kamis (10/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum detikSulsel dari detikJateng dan detikNews, Jumat (11/8/2023), berikut 5 fakta paskibra di Klaten meninggal usai latihan:
1. Kronologi Paskibra Meninggal
Paman TA, Giyanto menceritakan awal mula ponakannya meninggal usai pulang dari latihan paskibra. Ia mengatakan, TA ke sekolah sejak pagi hari.
Giyanto menuturkan bahwa di sekolah tidak ada kegiatan belajar. TA hanya hanya ikut latihan Paskibra sampai sore.
"Ikut kegiatan Paskibra sampai sore. Pulang dari sekolah sekitar jam 16.00 WIB," kata Giyanto kepada detikJateng, Jumat (11/8).
Setelah pulang sekolah, lanjut Giyanto, TA sempat bercanda dengan orang tuanya. Tidak lama setelah itu, TA mengeluh kesakitan di bagian kakinya.
"Sehabis pulang, jam 17.00 WIB beraktivitas biasa di rumah, bercanda dengan ayah ibunya. Habis magrib bercanda dengan keluarga di depan televisi tapi kaki merasa pegal minta dipijat," jelas Giyanto.
Oleh sang ayah, kata Giyanto, TA langsung dipijat sambil nonton televisi tetapi setelah itu pingsan. Setelah itu dibawa ke Puskesmas pada pukul 18.30 WIB. Perjalanan sekitar lima menit.
"Sekitar lima menit, saya duluan pakai motor dan mobil yang membawa di belakang. Sampai sana dicek tapi dinyatakan meninggal," tutur Giyanto.
2. Puskesmas Bayat Digeruduk Warga
Puskesmas Bayat digeruduk oleh warga usai TA meninggal di puskesmas. Sebanyak 10 perwakilan warga yang mendatangi Puskesmas Bayat untuk mempertanyakan pelayanannya terhadap TA.
"Kita banyak sekali menerima keluhan dari masyarakat Bayat, Puskesmas Bayat itu sering gampangke (meremehkan). Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto, warga Desa Paseban saat audiensi.
Ripto menyoroti realisasi pelayanan yang tertulis 24 jam. Namun faktanya, gadis malang itu meninggal tidak tertangani.
"Banyak sekali keluhan masyarakat, bahkan ratusan kali. Yang kami tanyakan Puskesmas sudah pasang plakat 24 jam mestinya petugas harus stand by, jangan cuma tulisan," tuturnya.
3. Puskesmas Ngaku Sudah Tangani
Kepala Puskesmas dokter Wahyu Ciptadi menyebut pihaknya sudah memberikan penanganan terhadap TA. Namun kondisi anggota Paskibra tersebut sudah terlanjur kritis hingga tidak tertolong lagi.
"Kasus kemarin, tidak ada lima menit datang itu sudah ditangani anak-anak, sudah dipasang (alat) dan sudah positif (meninggal), riwayatnya dari rumah sudah biru, sudah berbusa. Biasanya itu jantung tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.
Dia juga menjelaskan kondisi staf Puskesmas Bayat yang kekurangan sopir ambulans. Dia menyebut pihaknya memiliki tiga ambulans yang siaga, namun minim sopir karena sedang opname.
"Kita punya perawat sebenarnya juga kita fungsikan driver, ndilalah kemarin opname. Perawat yang jaga kemarin ndilalah juga tidak ada yang bisa nyetir," lanjutnya.
"Kalau mobil cukup, cuma driver yang belum. Tidak (dokter tidak 24 jam), biasanya kami call jika ada yang mendesak," sambung Wahyu.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
4. Bupati Klaten Bakal Evaluasi Puskesmas
Bupati Klaten Sri Mulyani turut berkomentar terkait meninggalnya paskibra Klaten. Ia menuturkan akan melakukan evaluasi pelayanan puskesmas tersebut.
"Saya selaku Bupati Klaten ikut prihatin, ikut berduka cita, semoga anggota paskibra yang seda (meninggal) husnulkhatimah. Tentunya ini menjadi bahan evaluasi saya," kata Sri Mulyani kepada wartawan usai pengajian haji di Grha Bung Karno, Jumat (11/8).
Sri Mulyani menyebut dengan kejadian tersebut dirinya akan segera menggelar rapat koordinasi dengan membahas kondisi semua puskesmas di Klaten.
"Segera saya rapatkan kondisi di wilayah, kondisi di puskesmas rawat inap ini seperti apa. Kok hampir sama dengan kasus yang dulu (di Gantiwarno), ini akan menjadi evaluasi saya," ujarnya.
Dalam waktu dekat ia bersama Sekretaris Daerah (Sekda) akan mengumpulkan semua kepala puskesmas dan jajarannya. Menurutnya, puskesmas yang membuka layanan rawat inap, harus memiliki SDM yang lengkap.
"Jika sudah menjadi puskesmas rawat inap SDM harus lengkap. Termasuk sarana dan prasarana, sarana tingkat puskesmas lho ya," jelas Sri Mulyani.
Lebih lanjut ia mengatakan, mestinya SDM yang dimiliki puskesmas untuk hal krusial harus siaga 24 jam. Apalagi puskesmas menjadi fasilitas kesehatan terdekat bagi masyarakat.
"Saat ini ya memang rumah sakit di Klaten banyak, tapi akses paling mudah, paling dikenal masyarakat ya puskesmas dan puskesmas-puskesmas yang 24 jam ini harus stand by," pungkas Sri Mulyani.
5. Paskibra Gedangsari Gunungkidul Tak Diganti
Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, tidak akan mencari pengganti TA, paskibra yang meninggal dunia. Panewu (Camat) Gedangsari Eko Krisdiyanto mengatakan satu anggota paskibra yang meninggal dunia itu tidak digantikan karena waktunya sudah mepet dan pekan depan sudah gladi bersih.
Eko menjelaskan, para anggota paskibra Kapanewon Gedangsari saat ini tetap latihan seperti biasa. Menurutnya, kehilangan satu anggota itu tidak akan memengaruhi proses latihan paskibra.
"Untuk kekurangan satu anggota paskibra karena meninggal dunia sepertinya tidak diganti. Waktunya sudah mepet dan awal pekan depan sudah gladi," kata Eko saat dihubungi wartawan, Jumat (11/8).
Lebih lanjut, Eko mengatakan saat ini belum ada koordinasi lebih lanjut dengan instruktur paskibra Gedangsari. Meski demikian, dia menyebut pihak Kapanewon Gedangsari telah membuat piagam penghargaan untuk TA sebagai anggota paskibra.
"Untuk almarhum tetap kita buatkan piagam dan nantinya akan diserahkan ke pihak keluarganya," ucapnya.