Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengaku tengah mengembangkan pusat plasma nutfah nasional di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pusat plasma nutfah ini akan diperuntukkan sebagai bank penyimpanan genetik satwa yang ada di Indonesia.
"Pada prinsipnya, IKN harus dibangun berbasis pada sains. Agenda awal yang memungkinkan segera diterapkan, kita akan membangun dan sudah mempersiapkan pusat plasma nutfah nasional," terang Arif kepada wartawan di kawasan IKN, Jumat (4/8/2023).
"Jadi pusat plasma nutfah nasional ini adalah sebuah pusat untuk bisa menyimpan gen-gen atau genetic bank. Bank genetik untuk satwa liar," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arif, hal ini penting disiapkan agar kekayaan biodiversitas Indonesia bisa dilestarikan. Sebab jika tidak dikembangkan dari sekarang, maka kekayaan Indonesia akan hilang, terlib spesies endemik sudah mulai mengalami kepunahan.
"Ini penting sekali karena Indonesia ini kan sangat kaya akan biodiversity, tapi kita tidak punya kemampuan. Saat ini (Indonesia) belum punya fasilitas untuk bisa menyimpan gen-gen tersebut. Jadi kekuatan biodiversity ini bisa hilang begitu saja di masa depan kalau kita tidak mampu untuk bisa menyimpan itu. Karena beberapa spesies sudah mulai punah. Seperti Badak Jawa, Badak Sumatera," terangnya.
Kini, pihaknya telah mengembangkan beberapa produk artifisial teknologi beberapa satwa di Indonesia. Ini juga merupakan langkah konservasi satwa yang dimulai dari genetiknya untuk keberlanjutan masa depan biodiversitas Indonesia.
"Yang sekarang kita kembangkan, artificial product technology untuk bayi tabung badak, anoa, macan dan sebagainya. Jadi dengan pusat plasma nutfah nasional ini, InsyaAllah bagian kita untuk mengkonservasi genetik untuk sustainability Indonesia di masa depan," bebernya.
"Rencana bangunnya di IKN. Pusat plasma itu kita disupport oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)," pungkasnya.
(asm/hsr)