TNI Tegaskan Penanganan Bencana Kekeringan di Puncak Tak Terhambat KKB

TNI Tegaskan Penanganan Bencana Kekeringan di Puncak Tak Terhambat KKB

Tim detikNews - detikSulsel
Jumat, 04 Agu 2023 13:50 WIB
Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan 17,1 ton bantuan logistik untuk masyarakat terdampak kekeringan di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah sudah diterima.
Foto: Warga terdampak bencana kekeringan di Puncak, Papua Tengah saat menerima bantuan. (Dok. Kemensos)
Jakarta -

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan penanganan korban bencana kekeringan di Puncak, Papua Tengah tidak terhambat kelompok kriminal bersenjata (KKB). Distribusi bantuan terkendala karena cuaca.

"Jadi memang yang kemarin isu-isu tentang KKB nggak ada, jadi yang menghambat itu adalah cuaca," kata Yudo kepada wartawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, dilansir dari detikNews, Jumat (4/8/2023).

Yudo menilai kondisi cuaca di wilayah tersebut memasuki musim dingin. Pengiriman bantuan melalui penerbangan sulit dilakukan karena situasi yang berkabut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tahu cuaca sekarang ini di sana sedang kurang bagus karena musim dingin juga kan sering kabut," tambahnya.

Yudo mengaku heran mendengar adanya isu KKB yang menghambat penyaluran bantuan. Dia memastikan aparat TNI dan Polri sudah melakukan penjagaan dan tidak menemukan adanya gangguan keamanan.

ADVERTISEMENT

"Nggak (terhambat KKB), yang nyebut siapa itu? Nggak, yang nyebut siapa dulu? Aku kan nggak pernah nyebut lho, yang tahu di sana itu hanya TNI-Polri, nek wong liyo (kalau orang lain) nyebut itu ya karep mu (terserah kamu)," paparnya.

"Kita ada TNI Polri yang sudah standby di sana dan pengamanan itu, dan kita mengutamakan untuk bantuan kemanusiaan, intinya itu," jelas Yudo.

Yudo menuturkan bantuan makanan 10 ton dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan 8 ton dan TNI sudah tersalurkan di wilayah terdampak kekeringan. Dia mengatakan TNI sedang membantu penyaluran bantuan dari BNPB.

"Ini sekarang sedang berjalan dari BNPB yang kemarin Kepala BNPB dan Menteri PMK meninjau ke sana tentunya kami siap untuk mendukung alutsista, untuk penyelesaian masalah kekeringan di sana. Kita TNI selalu membantu masyarakat," imbuhnya.

6 Warga Tewas karena Bencana Kekeringan

Diketahui, 6 warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak akibat bencana kekeringan. Situasi itu juga membuat warga terancam kelaparan.

"Bencana kekeringan telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 6 orang dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," kata Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangannya, Jumat (27/7).

Pemkab Puncak telah menetapkan status tanggap darurat di dua distrik yang terdampak tersebut. Status itu berlaku sejak 7 Juni hingga 7 Agustus mendatang.

"Selama dilanda cuaca ekstrem, tidak ada hujan, tanaman rusak dan busuk, bahkan wabah diare akan menyerang anak serta balita," jelasnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan 6 warga tewas bukan karena kelaparan. Menurutnya warga meninggal karena diare dan dehidrasi.

Menurutnya keenam warga itu mulanya mengalami muntah. Mereka kemudian mengalami diare dan dehidrasi.

"Hari pertama dia muntah. Siangnya 20 kali; 10-20 Kali. Malamnya dia diare. Dehidrasi. Itu yang saya tahu," ujar Syahrul di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).

Wapres Ma'ruf Amin juga menyatakan enam warga itu bukan meninggal karena kelaparan. Dia mengatakan warga yang meninggal itu mengalami diare. Dia menyebut wilayah di Papua Tengah sedang mengalami kekeringan.

"Seperti diketahui bahwa sudah terjadi kekeringan di sana dan cuaca ekstrem dan yang meninggal itu bukan karena kelaparan, tetapi karena diare dan karena cuaca," kata Ma'ruf Amin kepada wartawan di Rumah Dinas Wapres, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).




(sar/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads