Banyak masyarakat yang mempertanyakan puasa 11 Muharram, sebab puasa Asyura pada hari sebelumnya atau 10 Muharram menjadi yang paling dianjurkan. Lantas, sebenarnya bolehkah puasa 11 Muharram?
Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama, puasa 11 Muharram justru memang dianjurkan untuk dikerjakan. Sama halnya dengan puasa Tasua pada 9 Muharram dan puasa Asyura pada 10 Muharram.
Berikut detikSulsel telah merangkum penjelasan terkait hal itu, lengkap dengan niat dan tata cara puasa 11 Muharram. Simak ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bolehkah Puasa 11 Muharram?
Melansir laman muslim.or.id, puasa 11 Muharram juga disunnahkan sebagaimana puasa Tasua pada 9 Muharram dan puasa Asyura pada 10 Muharram. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang berbunyi:
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ ، وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
Artinya: "Puasalah pada hari Asyura' dan berbedalah dengan orang Yahudi. Berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya". [HR. Ahmad]
Serta, juga dijelaskan dalam kitab Fathul Mu'in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari yang dikutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama.
و) يوم (عاشوراء) وهو عاشر المحرم لأنه يكفر السنة الماضية كما في مسلم (وتاسوعاء) وهو تاسعه لخبر مسلم لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع فمات قبله والحكمة مخالفة اليهود ومن ثم سن لمن لم يصمه صوم الحادي عشر بل إن صامه لخبر فيه
Artinya: "(Disunahkan) puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim. (Disunahkan) juga puasa Tasu'a, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, 'Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu'a.' Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu. hikmah puasa Tasu'a adalah menyalahi amaliyah Yahudi. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu'a. Tetapi juga puasa 11 Muharam tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu'a sesuai hadits Rasulullah SAW," (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu'in pada hamisy I'anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).
Puasa 11 Muharram dianggap sebagai puasa yang melengkapi puasa Asyura maupun Tasua. Selain itu, juga menjadi pembeda dari puasa yang dijalankan oleh kaum Yahudi.
Meski telah mengamalkan puasa Tasua dan Asyura, puasa 11 Muharram juga tetap dianjurkan. Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal berikut.
قوله بل وإن صامه) أي بل يسن صيام الحادي عشر وإن صام التاسع (قوله لخبر فيه) أي لورود خبر في صيامه الحادي عشر مع ما قبله من صيام العاشر والتاسع وهو ما رواه الإمام أحمد صوموا يوم عاشوراء وخالفوا اليهود وصوموا قبله يوما وبعده يوما ذكره في شرح الروض وذكر فيه أيضا أن الشافعي نص في الأم والإملاء على استحباب صوم الثلاثة ونقله عنه الشيخ أبو حامد وغيره اهـ
Artinya, "Maksud (perkataan, 'bahkan sekalipun ia telah memuasakannya) bahkan tetap dianjurkan puasa 11 Muharram sekalipun ia telah berpuasa pada Tasu'a 9 Muharram. Maksud (perkataan 'sesuai hadits Rasulullah SAW perihal ini') adalah sesuai hadits yang menganjurkan puasa pada 11 Muharram setelah puasa 9 dan 10 Muharram. Sabda Rasulullah SAW perihal ini diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal yang berbunyi, 'Puasalah kalian pada Asyura (10 Muharram). Berbedalah dari kaum Yahudi dengan berpuasa sehari sebelum dan sesudahnya.' Hal ini tersebut di Syarhur Raudh. Di sini disebutkan bahwa Imam As-Syafi'i mencantumkan anjuran puasa tiga hari ini di kitab Al-Umm dan Al-Imla' sebagai dikutip Syekh Abu Hamid dan ulama lain," (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I'anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar'i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266).
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa puasa 11 Muharram diperbolehkan atau justru dianjurkan untuk menjadi pelengkap puasa-puasa sebelumnya dan menjadi pembeda dengan kaum Yahudi.
Niat Puasa 11 Muharram
Apabila detikers akan menjalankannya, berikut ini bacaan niat puasa 11 Muharram yang perlu dilafalkan selain berniat di dalam hati:
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ
Artinya: Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'âlâ.
Tata Cara Puasa 11 Muharram
Tak berbeda dengan puasa wajib maupun sunnah pada umumnya, tata cara puasa 11 Muharram juga sama. Hanya saja, bacaan niat adalah satu-satunya hal yang membedakan. Berikut tata cara puasa 11 Muharra, yakni:
1. Membaca niat
Berniat dalam hati dan apabila mampu berucap maka dapat mengucapkan atau melafalkannya secara lisan.
2. Makan sahur
Lebih utama, makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
3. Menahan diri dari hawa nafsu
Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan sebagainya.
4. Menjaga diri dan puasa yang dijalankan
Menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Sebagaiamana Rasulullah SAW bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)
Artinya: "Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan." (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-'Iraqi, al-Mughni 'an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, h. 186).
5. Segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib
Menyegerakan berbuka puasa adalah salah satu yang juga dianjurkan ketika menjalankan ibadah puasa.
Nah, demikianlah penjelasan untuk pertanyaan apakah puasa 11 Muharram diperbolehkan beserta dengan niat dan tata caranya. Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan ya, detikers!
(edr/edr)