- Waktu Puasa Asyura
- Niat Puasa Asyura Lengkap Niat Puasa Asyura Malam Niat Puasa Asyura Pagi
- Tata Cara Puasa Asyura 1. Membaca Niat 2. Makan Sahur 3. Melaksanakan Puasa 4. Menjaga Diri 5. Menyegerakan Berbuka
- Keutamaan Puasa Asyura 1. Puasa yang Paling Utama Setelah Puasa Ramadhan 2. Pahalanya Sama dengan Puasa 30 Hari 3. Melebur Dosa Setahun yang Lalu
- Dalil Puasa Asyura 1. Dalil Puasa 10 Muharram dalam Hadits Riwayat Bukhari 2. Dalil Puasa 10 Muharram dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim 3. Dalil Puasa 10 Muharram dalam Hadits Riwayat Muslim 4. Dalil Puasa Asyura dalam Kitab Shahih Muslim 5. Dalil Puasa 10 Muharram dalam Hadits Riwayat Ahmad dan an-Nasai
Puasa Asyura adalah salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan dilaksanakan pada bulan Muharram. Umat muslim yang ingin melaksanakannya perlu kiranya mengetahui niat, tata cara, keutamaan, serta dalilnya.
Berpuasa di bulan Muharram memiliki sejumlah keutamaan salah satunya disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda hadits bersanad shahih,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " أفضل الصيام بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ ".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam." (HR Muslim)
Waktu Puasa Asyura
Puasa Asyura dikerjakan pada tanggal 10 Muharram. Dalam kalender Masehi, 10 Muharram 1445 Hijriyah jatuh pada 28 Juli 2023. Dengan demikian, puasa Asyura 2023 dilaksanakan pada Jumat 28 Juli.
Setelah mengetahui jadwalnya, tentu perlu juga mengetahui bacaan niatnya jika hendak mengamalkan ibadah sunnah ini.
Niat Puasa Asyura Lengkap
Niat Puasa Asyura Malam
Adapun lafal niat puasa Asyura 10 Muharram malam hari adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."
Niat Puasa Asyura Pagi
Sementara itu, bagi yang lupa berniat atau mendadak di pagi hari ingin mengamalkan puasa Asyura diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah. Niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Adapun bacaan niat puasa Asyura siang hari, yaitu:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatit Tasû'â awil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu'a atau Asyura hari ini karena Allah SWT."
Tata Cara Puasa Asyura
Pada dasarnya tata cara puasa Asyura sama dengan puasa sunnah lainnya. Adapun yang membedakan hanyalah niatnya.
Berikut tata cara puasa Asyura 10 Muharram:
1. Membaca Niat
Niat dapat dibaca pada malam hari sebelum masuk waktu subuh. Niat ini sebaiknya dibaca secara lisan.
2. Makan Sahur
Sahur dianjurkan dilakukan menjelang masuk waktu subuh. Dalam hal ini dilaksanakan sebelum imsak.
3. Melaksanakan Puasa
Setelah melaksanakan sahur, selanjutnya melaksanakan puasa. Artinya menahan diri makan, minum dan hal-hal yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
4. Menjaga Diri
Menjaga diri dalam hal ini menghindari hal-hal yang membatalkan pahala puasa. Contohnya berkata kotor menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
5. Menyegerakan Berbuka
Umat muslim juga dianjurkan segera berbuka begitu tiba waktunya. Waktu buka puasa yakni saat tiba waktu maghrib.
Keutamaan Puasa Asyura
Berikut beberapa keutamaan jika mengerjakan puasa Asyura 10 Muharram:
1. Puasa yang Paling Utama Setelah Puasa Ramadhan
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR Muslim)
2. Pahalanya Sama dengan Puasa 30 Hari
Puasa sehari dalam bulan Muharram pahalanya sama dengan puasa 30 hari. Sebagaimana diriwayatkan berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR At-Thabarani dalam Al-Mu'jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah). (Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil 'Ilmiyyah], juz II, h. 70)
3. Melebur Dosa Setahun yang Lalu
Keutamaan lainnya dari mengerjakan puasa hari Asyura tanggal 10 Muharram yaitu akan melebur dosa setahun yang telah lalu. Diriwayatkan:
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim)
Dalil Puasa Asyura
1. Dalil Puasa 10 Muharram dalam Hadits Riwayat Bukhari
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura'. Lalu Rasul bertanya 'Ada kegiatan apa ini?' Para sahabat menjawab 'Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.' Rasul lalu mengatakan 'Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian'. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura' tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya. (HR Bukhari: 2004)
2. Dalil Puasa 10 Muharram dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُوْمُ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَى فُرِضَ رَمَضَانَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْهُ
"Dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa saat zaman jahiliyah dahulu orang-orang Quraisy melaksanakan puasa Asyura. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetap memerintahkan umatnya untuk melaksanakan puasa tersebut. Sampai turun kewajiban puasa Ramadhan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bagi yang ingin, silakan puasa, bagi yang tidak puasa juga tidak mengapa." (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Dalil Puasa 10 Muharram dalam Hadits Riwayat Muslim
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُا : حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari 'Asyura`dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (Muharram)." Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat (HR. Muslim).
4. Dalil Puasa Asyura dalam Kitab Shahih Muslim
وَعَنْ أَبِي فَنَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئل عن صيَامِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السنة الماضية
Artinya: "Dari Abu Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, 'Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu'." (HR Muslim dalam Kitab Puasa bab Anjuran Puasa Asyura Tiga Hari)
5. Dalil Puasa 10 Muharram dalam Hadits Riwayat Ahmad dan an-Nasai
Dalam hadits ini disebutkan bahwa puasa Asyura merupakan salah satu dari empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW. Berikut ini redaksi haditsnya:
"Dari Hafshah ia berkata: Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW, yaitu: puasa Asyura tanggal sepuluh dan puasa tiga hari setiap bulan serta shalat dua rakaat sebelum subuh." (HR. Ahmad dan an-Nasai)
Nah itulah niat puasa Asyura lengkap beserta tata cara, keutamaan, dan dalil anjurannya. Semoga bermanfaat ya, detikers!
Sumber:
Situs resmi Nahdlatul Ulama
(urw/urw)