Puasa Asyura merupakan puasa utama yang dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Muharram. Untuk melaksanakannya berikut ini informasi terkait niat, waktu pelaksanaan, hukum, hingga keutamaan puasa Asyura.
Dilansir dari situs Nahdlatul Ulama, puasa Asyura dilaksanakan setiap 10 Muharram. Anjuran puasa Asyura bagi umat Islam ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah berikut:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ ؛ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ ؛ صَلَاةُ اللَّيْلِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah berpuasa di bulan Allah, yaitu Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Nasai, Ibn Majah, Darimi, dan Ahmad)
Berikut niat, waktu pelaksanaan, hukum, hingga keutamaannya yang dihimpun detikSulsel.
Jadwal Puasa Asyura 2023
Puasa Asyura dikerjakan pada tanggal 10 Muharram. Dalam kalender Masehi, 10 Muharram 1445 Hijriah jatuh pada 28 Juli 2023. Maka puasa Asyura 2023 dilaksanakan pada Jumat 28 Juli.
Setelah mengetahui jadwalnya, tentu perlu juga mengetahui bacaan niatnya jika hendak mengamalkan ibadah sunnah ini.
Niat Puasa Asyura Arab, Latin dan Artinya
Berikut niat puasa Asyura 10 Muharram:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."
Waktu Membaca Niat Puasa Asyura
Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niat ketika hendak mengerjakan puasa. Lantas kapan waktu membaca niat puasa Asyura?
Niat puasa Asyura dapat dibaca pada malam hari 9 Muharram, yakni mulai selepas waktu maghrib hingga masuk waktu subuh. Namun, jika melewatkan waktu malam membaca niat, maka boleh membaca niat pada pagi atau siang harinya.
Dengan catatan, boleh berniat puasa di pagi atau siang hari pada 10 Muharram asal belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum dan lain sebagainya.
Bolehkah Mengabungkan dengan Qadha Ramadhan?
Buya Yahya dalam salah satu tayangan video kanan YouTube pribadinya yang berjudul 'Bolehkah Ouasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Hutang Puasa Wajib? | Buya Yahya Menjawab' menjelaskan bahwa puasa Asyura dapat dikerjakan dengan qadha Ramadhan.
Namun, ia mengatakan bagi umat Islam yang hendak menggabungkan puasa Asyura dengan qadha Ramadhan, maka cukup dengan melafalkan niat puasa qadha.
"Jadi yang punya utang (puasa Ramadhan), nanti tanggal 9, 10, 11 anda melakukan puasa bayar utang. Karena bayar utangnya pas hari tanggal 9, 10, 11, anda mendapatkan pahala sunnah. Niatnya membayar utang saja," jelas Buya Yahya dalam video tersebut yang dikutip detikSulsel, (27/7/2023).
Hukum Puasa Asyura di Hari Jumat
Puasa Asyura tahun ini bertepatan di hari Jumat. Di sisi lain Jumat menjadi salah satu hari dimakruhkannya melaksanakan puasa sunnah.
Mengutip Muhammadiyah, hadits Nabi SAW mengenai larangan berpuasa pada hari Jumat menjadi perbincangan dan memunculkan pertanyaan apakah umat Islam boleh tetap melaksanakan puasa Asyura.
Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jum'at kecuali jika ia berpuasa pula pada hari sebelum atau sesudahnya." (HR. Bukhari no. 1849 dan Muslim no. 1929).
Pembacaan hadis di atas mesti menggunakan metode istiqra ma'nawi. Metode istiqra' ini dikembangkan oleh ulama Maliki yaitu Imam al-Syatibi dalam kitab Al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari'ah.
Secara singkat metode ini berarti memanfaatkan kolektivitas dalil secara menyeluruh, dan bukan sekedar 'mengutip' satu dalil tertentu. Karenanya, dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah khususkan malam Jum'at dengan shalat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam lainnya. Janganlah pula khususkan hari Jum'at dengan puasa tertentu yang tidak dilakukan pada hari-hari lainnya kecuali jika ada puasa yang dilakukan karena sebab ketika itu." (HR. Muslim no. 1144).
Lantas bagaimana hukumnya melaksanakan puasa Asyura di hari Jumat?
Berdasarkan metode istiqra ma'nawi, apa yang larangan yang disebut Nabi SAW ialah mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa tanpa alasan yang jelas. Sehingga melaksanakan puasa Asyura di hari Jumat boleh dilakukan.
Hal ini lantaran puasa Asyura secara kebetulan bertepatan dengan hari Jumat, maka umat Islam tetap bisa menunaikan ibadah puasa sunah ini.
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa Asyura terdapat keutamaan apabila dikerjakan umat muslim. Berikut ini keutamaannya yang dikutip dari situs Nahdlatul Ulama.
1. Menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim dalam awal tulisan.
2. Termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau Al-Asyhurul Hurum. Diriwayatkan:
عَنِ الْبَاهِلِيِّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)
Diriwayatkan dari al-Bahili: 'Aku mendatangi Rasulullah SAW, lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama?' Rasulullah SAW bersabda: 'Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah?' Al-Bahili menjawab: 'Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.' Rasulullah SAW bersabda: 'Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu?' Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus).' Rasulullah saw bersabda: 'Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia'." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).
3. Puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari. Sebagaimana diriwayatkan berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR At-Thabarani dalam Al-Mu'jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah). (Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil 'Ilmiyyah], juz II, h. 70).
4. Puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lalu. Diriwayatkan:
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim).
Itulah informasi terkait puasa Asyura mulai niat, waktu pelaksanaan, hukum, hingga keutamaannya. Semoga bermanfaat ya detikers!
(alk/alk)