Bupati Tana Toraja (Tator) Theofilus Allorerung merespons sorotan warga yang mengeluhkan gas elpiji 3 kilogram tembus Rp 50.000 per tabung. Theofilus pun melarang penggunaan gas elpiji itu untuk ASN termasuk saat pesta adat.
Larangan tersebut tertuang dalam surat edaran bernomor 166/VII/2023/Setda. Surat itu ditujukan kepada ASN, TNI, Polri dan masyarakat yang akan menyelenggarakan prosesi pesta adat seperti kedukaan atau Rambu Solo dan pernikahan atau Rambu Tuka'.
"Merespons banyaknya keluhan masyarakat terkait kelangkaan elpiji, Pemkab memperketat penggunaan elpiji subsidi untuk ASN dan pesta-pesat adat," kata Theofilus Allorerung kepada detikSulsel, Selasa (25/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Theofilus mengungkapkan kelangkaan elpiji 3 Kg di Tana Toraja saat ini dikarenakan penggunaannya tidak tepat sasaran. Beberapa ASN kata dia, masih banyak yang menggunakan elpiji yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin tersebut.
"Penggunaannya memang tidak tepat sasaran, karena masih banyak ASN atau orang yang memiliki pendapatan cukup masih gunakan. Makanya elpiji ini langka dan harganya meningkat, masyarakat miskin yang terdampak," ungkapnya.
Menurutnya, Toraja saat ini juga memasuki musim pesta adat di periode Juli-Agustus 2023. Atas hal itu, Theofilus menekankan masyarakat Tana Toraja agar tidak menggunakan elpiji subsidi dalam prosesi adat.
"Nah masyarakat juga sering gunakan elpiji subsidi di acara adat. Sekarang dilarang, karena kondisi sekarang seperti ini," tegas Theofilus.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya terus melakukan operasi elpiji subsidi di Tana Toraja. Hal ini dilakukan untuk menekan harga yang sempat merangkak naik.
"Kemarin itu harganya tembus Rp 50 ribu. Tapi sekarang Rp 40 ribu, kita masih operasi untuk menekan harga dan pengawasan agar elpiji tepat sasaran," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Tana Toraja bernama Pong Lois mengeluhkan harga elpiji 3 Kg tembus Rp 50.000. Stok elpiji subsidi itu pun dianggap langka.
"Sudah tidak wajar karena sudah tembus ini Rp 50 ribu, na dulu itu cuma Rp 20 ribu. Kemudian langka sekali juga," ungkap Pong Lois, Jumat (21/7).
Kasat Reskrim Polres Tana Toraja AKP Sayid Ahmad juga mengakui pihaknya turun tangan melakukan penyelidikan terkait kelangkaan dan kenaikan harga tabung gas elpiji 3 kg itu. Penyalur di tingkat agen hingga pangkalan dan pengecer akan diperiksa.
"Apabila kami menemukan kecurangan seperti menimbun elpiji baik itu dilakukan oleh agen, pangkalan maupun pengecer akan kami tindak tegas sesuai hukum berlaku, jangan main-main di tengah kegelisahan masyarakat. Kemudian kami harapkan warga yang tidak kategori miskin atau pendapatan ke atas tidak menggunakan elpiji 3 Kg," jelasnya.
(sar/sar)