Tiga bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto mengaku akan melanjutkan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika nantinya terpilih menjadi presiden di 2024. Dari ketiga bacapres itu, Anies memiliki 4 catatan terkait program Jokowi.
Hal tersebut disampaikan Ganjar, Anies dan Prabowo saat adu gagasan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (13/7/2023). Kegiatan ini diikuti 88 wali kota se-Indonesia.
Berikut ini pandangan Ganjar, Anies dan Prabowo terkait kelanjutan program pembangunan Jokowi.
Ganjar Akan Tuntaskan Pembangunan
Bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menegaskan akan menuntaskan program-program Jokowi yang belum terjalan. Ganjar menyebut program tersebut di antarnya terkait kesejahteraan, kualitas sumber daya manusia (SDM), stunting, hingga pengangguran.
"Ekonomi, kesejahteraan dan kualitas SDM setelah pandemi terus terang saja ini masih meninggalkan pekerjaan rumah (PR) yang masih besar, stunting, pengangguran," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan akan memberikan ruang lebih besar kepada anak-anak muda dengan infrastruktur IT yang bagus. Hal ini dilakukan agar kualitas SDM lebih baik dalam menyongsong bonus demografi.
"PR ini mesti kita dorong karena bonus demografi 13 tahun musti kita bereskan. Kalau nggak, gagal kita," katanya.
Ganjar menuturkan bahwa kebutuhan zaman saat ini menuntut adanya keterampilan, bukan hanya ijazah. Dia pun menegaskan Indonesia harus berbenah dengan mempersiapan anak-anak muda.
"Pada titik ini, mau tidak mau, suka tidak suka, musti di-reform, harus di-reform. Kita menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang membutuhkan tenaga itu," terangnya.
Di sisi lain, Ganjar menegaskan akan melanjutkan pembangunan infrastruktur pemerintah pusat termasuk pembangunan bendungan Benar di Purworejo, Jawa Tengah. Ganjar mengungkap proyek tersebut sempat menjadi sorotan dan ditolak warga.
Ganjar menuturkan saat proyek tersebut mendapat penolakan dari warga, kepala desa setempat pergi, bupati juga melaporkan adanya persoalan. Dia kemudian meminta semua jajaranya untuk menghadapi polemik tersebut.
"Begitu persoalan itu muncul, semua ketakutan, kadesnya pergi. Bupatinya saya telepon, bro kenapa? Anu Pak Ganjar, itu ada persoalan," bebernya.
"Satu yang saya bilang sama kawan-kawan saya, biasalah menghadapi persoalan, jangan lari dari persoalan," lanjutnya.
Ganjar mengungkap proyek pemerintah pusat tersebut nantinya akan menjadi bendungan tertinggi. Proyek tersebut akan menyelesaikan persoalan banjir hingga suplai air bersih.
"Ini punya pemerintah pusat, dari PUPR, balai besar. Ini bendungan nati tertinggi," katanya.
Ganjar pun menegaskan proyek tersebut dilanjutkan setelah dirinya ke lokasi menemui masyarakat yang melakukan penolakan. Ketua penolakan telah menerima dan mendapatkan uang ganti rugi Rp 11 miliar.
"Saya datang ke lokasi, saya sampaikan satu, saya penanggung jawabnya, dua ini saya bereskan, yang ditahan saya minta keluar, empat saya mendatangi orangnya," pungkasnya.
Baca pandangan Anies selengkapnya ...
(hsr/asm)