Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel) merespons jemaah pulang haji asal Kota Makassar yang memamerkan perhiasan berupa emas. MUI Sulsel pun menjelaskan bagaimana sebaiknya seorang jemaah dalam melaksanakan ibadah haji.
"Apalagi ingin mencapai kemabruran haji, harus ada perbedaan setelah haji," ujar Sekretaris MUI Sulsel Muammar Bakri kepada detikSulsel, Selasa (11/7/2023).
Muammar mengatakan jemaah haji semestinya membawa dampak positif. Sehingga apa yang mereka lakukan bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa berdampak positif di tengah masyarakat, karena haji itu role model bagi masyarakat," jelasnya.
Dia lantas mengingatkan jika ada jemaah yang memiliki harta untuk tidak dipamerkan secara berlebihan. Sebab kata Muammar, apa yang dimiliki di dunia saat ini hanyalah titipan semata.
"Orang yang memiliki harta, tentu hartanya bukan untuk dibangga-banggakan apalagi untuk dipamerkan. Justru hartanya itu semakin dekat dengan tuhan dan semakin dekat antar manusia," tutur Muammar.
Menurutnya, fenomena yang terjadi soal jemaah haji pamer perhiasan setelah pulang dari Tanah Suci menjadi koreksi bersama. Muammar menyebut pembimbingan calon jemaah haji ke depannya mesti lebih dimaksimalkan saat manasik.
"Harus dimaksimalkan pembimbingan pada saat manasik," ucapnya.
Sebelumnya, MUI Sulsel menyoroti jemaah yang pulang haji memamerkan perhiasan berupa emas. MUI pun menyinggung jemaah haji semestinya menanggalkan simbol-simbol keduniaan saat berhaji.
Menurutnya simbol-simbol keduniaan mesti ditanggalkan dari proses haji. Sebab di mata Allah hal tersebut tidak ada apa-apanya.
"Simbol-simbol keduniaan itu seharusnya ditanggalkan dari proses haji karena ibadah haji menunjukkan posisi manusia yang tidak ada apa-apanya di mata Tuhan," tegasnya.
(asm/asm)