Belum Terlayani PDAM, Warga di Ternate Bertahan dengan Mata Air Pegunungan

Maluku Utara

Belum Terlayani PDAM, Warga di Ternate Bertahan dengan Mata Air Pegunungan

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Sabtu, 08 Jul 2023 21:30 WIB
Direktur Teknik PDAM Ake Gaale Kota Ternate Maslan Deis saat memantau Intake di kawasan Danau Ngade, Kecamatan Ternate Selatan.
Foto: Direktur Teknik PDAM Ake Gaale Kota Ternate Maslan Deis saat memantau Intake di kawasan Danau Ngade, Kecamatan Ternate Selatan. (Nurkholis Lamaau/detikcom)
Ternate -

Warga Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara, sampai hari ini belum dapat menikmati air bersih dari PDAM Ake Gaale. Kondisi ini mengharuskan warga bertahan dengan memanfaatkan mata air pegunungan.

Dari 6 RT yang berada di kelurahan tersebut, baru RT 01 yang teraliri air PDAM. Warga juga kerap mengeluhkan air yang mengalir tersebut tak lancar.

"Kadang jalan (mengalir), kadang tidak jalan. Itu pun larut malam (baru mengalir). Saya tidak tahu jam berapa. Tapi sebagian besar bertahan dengan Air Tege-tege," ungkap Agus, warga RT 05 Tongole kepada detikcom, Sabtu (8/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air Tege-tege adalah salah satu titik mata air yang bersumber dari lereng Gunung Gamalama. Warga Tongole sudah sejak dulu memanfaatkan air tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tege-tege dalam bahasa Ternate berarti menetes atau air yang jatuh.

Dalam memanfaatkan sumber mata air tersebut, warga menyambungkan pipa plastik dari rumah masing-masing ke sumber mata air. Meskipun debitnya kerap berkurang ketika masuk musim kemarau, tapi keberadaan sumber mata air pegunungan itu masih menjadi tumpuan warga. Ini membuat warga RT 01 juga berkeinginan menyambungkan pipa.

ADVERTISEMENT

"Kemarin sempat PDAM bangun sumur bor. Itu sampai sekarang belum jadi. Alasan dari PDAM dulu katanya tidak mampu (tersuplai ke wilayah ketinggian). Masyarakat Tongole juga berharap dari situ (sumur bor)," pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Direktur Teknik PDAM Ake Gaale Ternate Maslan Deis menegaskan sumur bor di wilayah Tongole telah dibangun oleh Dinas PUPR Ternate. Hanya saja, sampai saat ini belum dapat difungsikan karena tak ada air.

"Memang ada perhatian khusus buat masyarakat Tongole sehingga ada upaya penambahan sumber air di daerah situ. Tapi sejauh ini kami belum mau terima berita acara penyerahan aset itu. Karena tidak ada airnya," katanya.

Selain itu, pipa air bawah tanah sudah berusia sangat tua. Menurut Maslan, jika tidak segera diganti dapat mengakibatkan kebocoran sehingga air akan terbuang percuma.

"Memang jaringan lama. Awalnya itu kan di zaman Belanda. Sehingga kami tidak tahu kapasitas atau air yang terbuang percuma itu, kami tidak tahu berapa liter per detik (yang terbuang)," ungkapnya.

Maslan menjelaskan saat ini wilayah yang menjadi perhatian PDAM adalah Kelurahan Tanah Tinggi Barat, Kecamatan Ternate Tengah. Di wilayah ini sumber airnya dari Danau Ngade yang disuplai ke lingkungan Jan 1 dan Jan 2 lalu masuk ke reservoir di Kelurahan Maliaro.

"Dari situ dialirkan ke wilayah sekitar. Di lingkungan Skep Kelurahan Salahuddin juga ada satu reservoir dengan kapasitas yang cukup besar. Memang kami juga berupaya agar masyarakat di Ternate Tengah bisa terlayani," ujarnya.

Menurut Maslan, awal PDAM terbentuk berada di Ternate Tengah. Artinya, Ternate Tengah menjadi konsentrasi bagi PDAM seiring bertambahnya jumlah penduduk yang turut mempengaruhi pemakaian air bersih.




(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads