Kesultanan Tidore Bakal Susun Kalender Islam Pakai Rujukan Naskah Kuno

Maluku Utara

Kesultanan Tidore Bakal Susun Kalender Islam Pakai Rujukan Naskah Kuno

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Rabu, 05 Jul 2023 20:30 WIB
Ketua Tim Penghitungan dan Penyusunan Kalender Islam 100 Tahun Kesultanan Tidore Ishak Naser.
Foto: Ketua Tim Penghitungan dan Penyusunan Kalender Islam 100 Tahun Kesultanan Tidore Ishak Naser. (Nurkholis Lamaau/detikcom)
Tidore Kepulauan -

Kesultanan Tidore akan menyusun kalendar Islam dan dicetak untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Penyusunan kalender itu dilakukan dengan merujuk pada naskah kuno Kesultanan Tidero, Al-Falaq Al-Qamariyah.

"Dasar dari penyusunan kalender Islamiyah 100 tahun Kesultanan Tidore ini, pertama dalam rangka menjaga dan melestarikan salah satu peninggalan, dalam hal ini ada naskah tua yang selama ini menjadi patokan bagi masyarakat adat pada waktu itu," kata Ketua Tim Penghitungan dan Penyusunan Kalender Islam 100 Tahun Kesultanan Tidore Ishak Naser kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).

Ishak mengatakan metode yang digunakan untuk menyusun kalender Islam Kesultanan Tidore ini sama dengan yang kerap digunakan pada umumnya, yakni rukyatul hilal dan hisab. Namun mereka menganggap metode hisab selama ini masih diterapkan secara umum, sementara sudah ada rujukan dari naskah kuno Al-Falaq Al-Qamariyah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Metode hisab ini mengacu pada naskah itu, Al-Falaq Al-Qamariyah. Nah, naskah itu sampai sekarang diterapkan hanya secara umum. Tapi tidak dalam bentuk penyusunan kalender. Padahal kalau melihat dari naskah itu, kalender sebenarnya sudah bisa disusun," terangnya.

Menurutnya, penyusunan kalender Islam Kesultanan Tidore ini bukan bermaksud untuk menandingi pemerintah. Dia menilai kalender ini bisa menjadi masukan, meskipun pihaknya akan tetap merujuk pada penetapan pemerintah.

ADVERTISEMENT

"Komitmen dari pihak kesultanan sebagai bagian dari NKRI, tentu kita tetap mengikuti apa yang ditetapkan oleh pemerintah bahwa satu waktu bisa saja kalender ini sama dengan apa yang ditetapkan oleh pemerintah seperti saat ini, bisa saja suatu waktu bisa berbeda. Tetapi kalaupun ada terjadi perbedaan, maka tetap yang menjadi rujukan adalah ketetapan pemerintah," ujarnya.

Lebih lanjut Ishak menjelaskan pihaknya telah menentukan 1 Muharram 1445 Hijriyah melalui metode hisab. Namun dia menegaskan metode hisab tersebut tetap ditopang dengan rukyatul hilal.

"Nah, dari sisi hisab sudah kita lakukan. Tetapi perlu diberi catatan khusus bahwa hisab yang kita lakukan untuk penyusunan kalender 100 tahun, itu ditopang oleh rukyat. Karena kita startnya 1 Muharram 1445 Hijriyah, maka 3 bulan sebelumnya kita rukyatul hilal.

"Itu bulan Zulkaidah, Zulhijah dan bulan Muharram itu sendiri untuk memastikan ketepatan waktu dimulainya 1 Muharram 1445 Hijriyah dan meskipun ke depan itu nanti penyusunan semua berdasarkan metode hisab, tapi penetapan 1 Muharram sebagai titik awal start penyusunan kalender ditunjang dengan pendekatan-pendekatan rukyatul hilal," sambungnya.

Ishak menambahkan, setelah kalender Islam itu ditetapkan, selanjutnya akan diserahkan kepada pihak kesultanan untuk memutuskan waktu memulai pencetakan kalendernya. Sultan akan mengumumkan secara resmi jika kalender itu sudah akan dicetak.

"Nah, sebelum pencetakan kalender, itu sultan akan mengumumkan secara resmi melalui konferensi pers, juga akan disebarluaskan dan setelah ini seluruh kalender akan kita sosialisasikan supaya menghindari adanya disinterpretasi dan distorsi dalam pemikiran masyarakat. Sehingga tidak terbentuk opini bahwa ini adalah tandingannya pemerintah, tidak," ujarnya.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads