Budayawan Soroti Tradisi Adu Kerbau Toraja Jadi Arena Judi Anggota DPRD

Budayawan Soroti Tradisi Adu Kerbau Toraja Jadi Arena Judi Anggota DPRD

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Minggu, 02 Jul 2023 16:18 WIB
Salah satu tradisi yang menjadi daya tarik wisatawan saat berkunjung ke Toraja adalah tradisi adu kerbau atau Tedong Silaga.
Foto: Silaga Tedong Toraja (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Tana Toraja -

Anggota DPRD Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial SP diperiksa polisi terkait judi adu kerbau atau tradisi silaga tedong. Budayawan Toraja Crystal Ranteallo mengaku prihatin adanya pergeseran budaya Toraja saat ini.

"Judi dalam ritual adat itu sangat tidak diperkenankan, karena nenek moyang kita tidak ada yang mengajarkan seperti itu," kata Crystal Ranteallo kepada detikSulsel, Minggu (2/7/2023).

Crystal mengungkapkan praktik judi dalam tradisi silaga tedong memang kerap terjadi di beberapa wilayah Toraja. Menurutnya aktivitas tersebut merusak nilai-nilai adat leluhur dan mengakibatkan adanya pergeseran budaya Toraja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ini sudah seringkali terjadi. Bahkan, masyarakat biasanya mengemas sedemikian rupa, membuat arena dan sebagainya, sehingga ada perjudian di situ. Maaf saja, ini sudah menyalahi aturan dengan merusak nilai-nilai leluhur dan membuat budaya Toraja ini mengalami pergeseran, tidak ada lagi nilai atau esensi yang bisa dipetik," ungkapnya.

Tradisi adu kerbau atau Silaga Tedong di Tana Toraja jadi arena judi.Foto: Tradisi adu kerbau atau Silaga Tedong di Tana Toraja jadi arena judi. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)

Dia menjelaskan silaga tedong merupakan tradisi bagian dari prosesi adat kedukaan atau rambu solo yang bermakna untuk memberikan penghiburan bagi keluarga yang sedang berduka dan sebagai ekspresi kegembiraan para gembala kerbau di Toraja. Dalam aturan kata dia, kerbau yang diadukan atau silaga hanya kerbau yang akan disembelih dalam upacara adat rambu solo.

ADVERTISEMENT

"Dulu itu kerbau-kerbau yang diadukan hanya kerbau yang akan dipotong dalam acara rambu solo. Tapi sekarang karena budaya sudah bergeser, itu banyak kerbau didatangkan dari luar kemudian membentuk tim dan diadukan," ucapnya.

Crystal menambahkan fenomena tersebut saat ini menjadi tugas berat bagi tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk mengembalikan budaya Toraja sesuai ajaran leluhur. Dia pun khawatir jika hal tersebut tidak dibenahi secepatnya akan membuat esensi budaya Toraja hilang.

"Ini menjadi tugas berat tentunya. Tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat seharusnya gencar memberikan edukasi ke masyarakat sendiri. Karena saya khawatir kalau adat kita selalu disusupi dengan judi, saya tidak tahu bagaimana adat kita bisa bertahan 50 tahun ke depan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, salah seorang anggota DPRD Tana Toraja berinisial SP diperiksa polisi terkait dugaan menggelar praktik judi adu kerbau atau dikenal dengan tradisi silaga tedong. SP merupakan ketua panitia pada sebuah acara adat itu.

Polisi mendapatkan laporan dari beberapa masyarakat mengenai adanya praktik judi dalam pelaksanaan tradisi silaga tedong di Kelurahan Botang, Kecamatan Makale Tator, Sabtu (1/7). Atas informasi tersebut polisi langsung melakukan penyelidikan dan memeriksa SP sebagai ketua panitia.

"Iya semalam kami periksa salah satu anggota DPRD Tana Toraja, kebetulan dia ketua panitia dalam pelaksanaan acara adat adu kerbau atau silaga tedong itu," kata Kasat Reskrim Polres Tana Toraja AKP Sayid Ahmad kepada detikSulsel, Minggu (2/7).




(ata/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads