Kemenag Sulsel Klarifkasi Keluhan Tenda Sesak dari Jemaah Haji Asal Makassar

Kemenag Sulsel Klarifkasi Keluhan Tenda Sesak dari Jemaah Haji Asal Makassar

Hermawan Mappiwali - detikSulsel
Kamis, 29 Jun 2023 15:26 WIB
Jemaah Haji Asal Makassar harus tidur diluar tenda selama berada di Arafah dan Mina.
Foto: Istimewa/tangkapan layar
Makassar -

Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Sulawesi Selatan (Sulsel) Ikbal Ismail memberikan penjelasan mengenai keluhan jemaah haji asal Makassar yang menyebut tenda sesak di Arafah hingga Mina. Dia menyebut hal tersebut wajar lantaran kapasitas area untuk membangun tenda memang terbatas dari Pemerintah Arab Saudi.

"Adapun keluhan jamaah haji terkait layanan di Mina adalah persoalan yang setiap tahun pelaksanaan haji pasti muncul karena kapasitas Mina dengan jumlah jamaah yang tidak diterima oleh Arab Saudi tidak sebanding," kata Ikbal kepada detikSulsel, Kamis (29/6/2023).

Ikbal menegaskan kondisi tersebut di luar kendali pihaknya. Oleh sebab itu, dia meminta pengertian para jemaah haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wilayah batas Mina sudah ditentukan, di sisi lain semua negara dunia meminta tambahan kuota, akhirnya layanan tenda di Mina kurang maksimal," lanjut dia.

Lebih lanjut Ikbal mengatakan fasilitas yang diperoleh jemaah haji dari tahun ke tahun kian membaik atau cukup memadai. Tapi dia mengaku maklum bila masih ada jemaah yang tetap kurang puas.

ADVERTISEMENT

"Kalau dari fasilitas sudah sangat bagus dibanding dari tahun sebelumnya. Fasilitas AC, kasur, selimut, WC sudah sangat bagus dan memadai," kata dia.

Sebelumnya, jemaah haji kloter 42 asal Makassar Zainal Abidin mengeluhkan fasilitas tenda selama berada di Arafah dan Mina. Dia mengatakan jemaah harus berdesakan-desakan lantaran harus tidur bertiga dalam satu kasur sempit.

"Kami kemarin itu berada di Arafah, di Arafah juga tendanya sudah terasa sesak. Karena yang biasa tidur dua kasur dengan ukuran satu kasurnya 50 centimeter diisi bertiga," kata Zainal Abidin kepada detikSulsel, Kamis (29/6).

Bukan hanya masalah penginapan, Zainal juga mengeluhkan pelayanan katering yang kerap terlambat. Akibatnya sejumlah jemaah yang mengidap penyakit maag kambuh akibat terlambat makan.

"Terus jasa kateringnya sangat terlambat, bayangkan kita makan pagi itu sekitar jam 11 (waktu setempat). Terus makan siang itu sudah jam 4 sore," keluhnya.

"Sampai ada jemaah yang sakit maag kasihan dia sudah kesakitan gara-gara maagnya kambuh terlambat makan," sambungnya.

Zainal Abidin mengaku selama di Muzdalifah kondisi masih terbilang normal. Hanya saja, kata dia, setelah bergeser ke Mina para jemaah kembali merasakan hal yang sama saat masih berada di Arafah.

"Di Muzdalifah tidak terlalu rumit lah, sekarang di Mina yang rumit," ujarnya.

Ia pun mengaku banyak jemaah harus rela tidur di luar tenda lantaran kapasitas tenda yang tidak bisa menampung seluruh jemaah. Ditambah lagi di wilayah Mina sangat terbatas dengan tempat penginapan.

"Karena kondisi tenda yang sangat terbatas, banyak jemaah yang tidur di luar tenda. Tidak bisa di dalam lagi, area Mina ini kan areanya terbatas hotel-hotel tidak ada, cuman orang bermukim di tenda gitu, dan memang harus bermalam di Mina tidak boleh keluar dari kota Mina," sambungnya.




(hmw/hsr)

Hide Ads