Sebentar lagi umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 H. Lantas, apakah Idul Adha ada takbiran?
Hal ini kerap ditanyakan oleh umat muslim sebab masih banyak yang belum mengetahuinya. Nah, agar detikers tidak bingung lagi, simak berikut ini penjelasannya!
Dilansir dari laman NU Online, umat muslim dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya, baik itu Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antara amalan yang dapat dikerjakan untuk menghidupkan malam hari raya adalah menjalankan shalat isya berjamaah serta niat kuat ingin menjalankan sholat subuh berjamaah, membaca Al-Quran, dzikir, dan lain sebagainya. Selain itu, umat muslim juga disunnahkan mengumandangkan takbir.
Anjuran menghidupkan malam hari raya ini dilandaskan pada hadis berikut:
من أحْيَا لَيلَةَ الْعِيد، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْت القُلُوبُ
"Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian. (Lihat: Ibrahim Al Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, [Thaha Putra], h:227)
Perbedaan Takbiran Idul Adha dan Idul Fitri
Pada malam menjelang hari raya, biasanya umat muslim akan mendengar kumandang takbir dari masjid-masjid. Namun, tahukah detikers, rupanya ada perbedaan antara takbiran Idul Adha dan Idul Fitri.
Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'I dalam Fathul Qarib al-Mujib menjelaskan, takbir dalam Ied terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad.
Letak perbedaan jenis takbir ini adalah di waktu pelaksanaannya. Adapun perbedaan waktu pelaksanaan antara takbir mursal dan takbir muqayyad, yaitu:
1. Takbir Mursal
Takbir mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah sholat, baik fardhu maupun sunnah. Takbir mursal ini sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya.
Waktu melakukan takbir mursal dimulai sejak terbenamnya matahari malam hari raya hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat ied, baik itu Idul Fitri maupun Idul Adha.
2. Takbir Muqayyad
Takbir muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah.
Jenis Takbir yang Dibaca saat Idul Fitri dan Idul Adha
Takbir Idul Fitri
Berdasarkan penjelasan di atas, dipahami bahwa takbir pada malam hari raya Idul Fitri dinamakan takbir mursal. Artinya, takbir saat Idul Fitri bisa dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun.
Takbir Idul Adha
Takbir yang dilantunkan pada hari raya Idul Adha ada dua, yaitu takbir muqayyad dan takbir mursal.
Takbir muqayyad dilaksanakan dengan jumlah masa lima hari, mulai tanggal 9 - 13 Dzulhijjah pada setiap usai shalat, baik shalat fardhu maupun sunnah.
Adapun takbir pada malam hari raya Idul Adha, menyandang dua istilah, mursal dan muqayyad.
Dikatakan takbir mursal jika dibaca pada malam hari raya Idul Adha dan tidak mengiringi waktu sholat. Kemudian dikatakan takbir muqayyad jika takbir itu dilantunkan usai shalat fardhu/sunnah di malam takbiran.
Lafal Bacaan Takbiran
Adapun shighat takbir adalah sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ.
(Lihat: Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i, Fathul Qarib al-Mujib dalam kitab Hasyiyah Al Bajuri [Thaha Putera]) halaman: 227-228)
Nah, demikianlah penjelasan tentang perbedaan takbiran Idul Adha dan Idul Fitri serta lafal bacaannya. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(urw/urw)