Apa Itu Wukuf? Ini Pengertian, Jadwal, dan Tata Caranya

Apa Itu Wukuf? Ini Pengertian, Jadwal, dan Tata Caranya

Ayu Purnama - detikSulsel
Selasa, 27 Jun 2023 14:57 WIB
Muslim pilgrims gather on the Mount of Mercy at the plain of Arafat during the annual haj pilgrimage, outside the holy city of Mecca, Saudi Arabia, June 27, 2023. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Ilustrasi wukuf (Foto: REUTERS/MOHAMED ABD EL GHANY)
Makassar -

Wukuf merupakan salah satu rukun haji yang tak boleh ditinggalkan. Apabila seseorang tidak melaksanakan wukuf, maka haji yang ditunaikan menjadi tidak sah.

Wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah di Padang Arafah dengan berdiam diri dan memperbanyak dzikir dan doa. Berikut penjelasan lengkap mengenai wukuf.

Pengertian dan Rukun Wukuf

Dikutip dari laman UIN Alauddin Makassar, wukuf di Padang Arafah merupakan puncak ritual ibadah haji di tanah suci yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan menjadi salah satu rukun haji. Menurut Rasulullah SAW "Haji itu adalah Wukuf di Padang Arafah", sehingga tanpa wukuf, haji tidak sah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wukuf berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata "wuquf" dengan akar kata "waqafa" yang berarti berhenti. Artinya, wukuf dilakukan dengan sejenak meninggalkan aktivitas dunia selama beberapa jam, yakni berhenti dari kegiatan apapun agar dapat melakukan perenungan jati diri, sementara kata Arafah berarti naik-mengenali.

Wukuf di Padang Arafah pada hakikatnya adalah suatu usaha di mana secara fisik jemaah haji berhenti di Padang Arafah, lalu jiwa-spiritual mereka naik menemui Allah SWT. Wukuf di Padang Arafah ini memberikan rasa keharuan dan menyadarkan jamaah akan yaumul mahsyar, yaitu masa di mana manusia diminta untuk mempertanggungjawabkan segala yang telah dikerjakannya selama di dunia.

ADVERTISEMENT

Di Padang Arafah juga manusia akan menyadari betapa kecilnya ia dan betapa agungnya Allah SWT. Selain itu, mereka akan merasakan bahwa semua manusia sama dan sederajat di sisi Allah.

Melansir laman NU Online, Imam An-Nawawi dalam kitab yang ditulis khusus perihal haji dan umrah, Al-Idhah fi Manasikil Hajji, menyebutkan bahwa ada dua wajib wukuf yang harus diperhatikan oleh jamaah haji. Pertama, waktu wukuf. Kedua, syarat wukuf.

أحدهما كونه في وقته المحدود وهو من زوال الشمس يوم عرفة إلى طلوع الفجر ليلة العيد

Artinya: "Pertama, keadaan wukuf dilakukan pada waktunya yang telah ditentukan, yaitu sejak gelincir matahari (zuhur) hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai terbit fajar (Subuh) malam Idul Adha (10 Dzulhijjah)," (Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Haji pada Hasyiyah Ibni Hajar alal Idhah, [Beirut, Darul Fikr: tanpa tahun], halaman 147).

Adapun perihal waktu wukuf didasarkan pada hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Ad-Dailami berikut ini.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْمَرَ قَالَ شَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَاهُ نَاسٌ فَسَأَلُوهُ عَنْ الْحَجِّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَجُّ عَرَفَةُ فَمَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ مِنْ لَيْلَةِ جَمْعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ رواهأحمد وأبو داود والترمذى والنسائى وابن ماجه والحاكم والبيهقى والديلمى

Artinya: "Dari sahabat Abdurrahman bin Ya'mar ra, aku menyaksikan Rasulullah saw didatangi para sahabat. Mereka bertanya kepada perihal haji. Rasulullah saw menjawab, 'Haji itu Arafah. Siapa saja yang mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar malam Muzdalifah (malam Idul Adha), maka sempurnalah hajinya,'" (HR Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Ad-Dailami).

Imam An-Nawawi menambahkan, jamaah haji yang berada di Arafah pada rentang waktu wukuf yang telah ditentukan dianggap telah melaksanakan ibadah haji. Adapun, jamaah haji yang tidak berada di Arafah pada rentang waktu yang ditentukan telah luput wukuf dan sekaligus luput ibadah hajinya sehingga ia tetap berkewajiban haji pada tahun-tahun yang akan datang.

Adapun ketentuan ahli ibadah perlu diperhatikan yaitu apakah ia memenuhi syarat ibadah, bukan orang yang pingsan atau gangguan jiwa. Jamaah haji di bawah umur atau jamaah haji yang tertidur di Arafah dianggap sebagai ahli ibadah.

والثانى كونه أهلا للعبادة وسواء فيه الصبي والنائم وغيرهما

Artinya: "Kedua, jamaah haji tersebut merupakan ahli ibadah, baik itu anak-anak, orang tidur, maupun selain keduanya," (Imam An-Nawawi, Al-Idhah: 147).

Jamaah haji yang ahli ibadah dan mengalami rentang waktu wukuf yang telah ditentukan pada sepetak tanah Arafah dianggap telah melaksanakan wukuf meski hanya sebentar, sambil beraktivitas jual-beli, berkendara, sambil tidur, secara sengaja, lalai, bercakap-cakap, dan lain sebagainya.

Jadwal Wukuf 2023

Pemerintah Arab Saudi resmi menetapkan bahwa 1 Dzulhijjah jatuh pada Senin, 19 Juni 2023. Sehingga 9 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada Selasa, 27 Juni 2023, yang berarti wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada 27 Juni 2023.

Berikut rincian jadwal wukuf di Arafah

  • Pada 8 Dzulhijjah (26 Juni 2023), jamaah berangkat ke Arafah mulai pukul 07.00 hingga 22.00 WAS.
  • Selanjutnya di tanggal 9 Dzulhijjah (27 Juni 2023), jamaah melakukan wukuf di Arafah.
  • Kemudian jamaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS untuk mengumpulkan batu lempar jumrah

Doa dan Dzikir Pada Saat Wukuf

Jamaah haji dianjurkan untuk berdoa dan melakukan sejumlah ibadah lainnya saat pelaksanaan wukuf berlangsung. Hal ini sebagaimana ditulis Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuz Zain yang dikutip Alhafiz Kurniawan.

"(Jamaah haji) dianjurkan wuquf dalam keadaan suci, memperbanyak zikir, tahlil, doa, talbiyah, tadarus Al-Qur'an, memperbanyak tadharru (ketundukan hati), merendahkan diri, berdoa terus menerus, lalu menghadap Ka'bah dan membentangkan kedua tangan," tulis Alhafiz Kurniawan menerjemahkan keterangan Syekh Nawawi dalam tulisannya yang berjudul 'Doa Wukuf di Arafah'.

Syekh Nawawi Bantani juga menganjurkan jamaah haji yang sedang wukuf untuk membaca lafal dzikir dan doa sebagai berikut:

1. Tahmid

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Arab Latin: Alhamdulillāhi rabbil ālamīn.

Artinya: "Segala puji bagi Allah, tuhan sekalian alam."

2. Talbiyah (3 kali)

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Arab Latin: Labbaykallāhumma labbayk. labbayka lā syarīka laka labbayk. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulka lā syarīka lak.

Artinya: "Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu".

3 Takbir dan tahmid (3 kali)

اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ ثلاثا

Arab Latin: Allāhu akbar wa lillāhil hamd.

Artinya: "Allah maha besar. Segala puji bagi Allah."

4. Doa agar Dimudahkan Meninggalkan Maksiat

اللَّهُمَّ انْقُلْنِي مِنْ ذُلِّ الْمَعْصِيَةِ إلَى عِزِّ الطَّاعَةِ وَاكْفِنِي بِحَلَالِك عَنْ حَرَامِك وَأَغْنِنِي بِفَضْلِك عَمَّنْ سِوَاكَ وَنَوِّرْ قَلْبِي وَقَبْرِي وَأَعِذْنِي مِنْ الشَّرِّ كُلِّهِ، وَاجْمَعْ لِي الْخَيْرَ إنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Arab Latin: Allāhummanqulnī min dzullil ma'shiyati ilā 'izzit thā'ah, wakfinī bi halālika 'an harāmik, wa aghninī bi fadhlika 'an man siwāk. Wa nawwir qalbī wa qabrī. Wa a'idznī minas syarri kullih. Wajma' liyal khayr. Innī as'alukal hudā wat tuqā, wal 'afāfa, wal ghinā.

Artinya: "Ya Allah, pindahkan aku dari rendahnya kemaksiatan ke kemuliaan taat. Cukupilah aku dengan halal-Mu dari barang haram-Mu. Genapilah diriku dengan kemurahan-Mu dari zat selain diri-Mu. Terangilah hati dan kuburku. Lindungilah aku dari segala bentuk kejahatan. Kumpulkanlah segala kebaikan pada diriku. Aku memohon kepada-Mu petunjuk, takwa, kecukupan, dan kekayaan."

5. Doa sapu jagad

اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab Latin: Allāhumma rabbanā ātinā fid duniya hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā 'adzāban nār.

Artinya: "Ya Allah, Tuhan kami, berikanlah kebaikan kepada kami di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka."

6. Doa dan pengakuan dosa

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيْرًا كَبِيْرًا وَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Arab Latin: Allāhumma innī zhalamtu nafsī zhulman katsīran kabīran, wa innahū lā yaghfirud dzunūba illā anta, faghfir lī maghfiratan min 'indik, warhamnī innaka antal ghafūrur rahīm.

Artinya: "Ya Allah, sungguh aku menganiaya diriku dengan penganiayaan yang banyak dan besar. Tiada yang mengampuni dosa selain Kau. Oleh karena itu, ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu. Kasihanilah aku, sungguh Kau maha pengampun lagi penyayang."

7. Doa istikamah dalam tobat

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً تَصْلُحُ بِهَا شَأْنِي فِي الدَّارَيْنِ وَارْحَمْنِي رَحْمَةً وَاسِعَةً أَسْعَدُ بِهَا فِي الدَّارَيْنِ وَتُبْ عَلَيَّ تَوْبَةً نَصُوْحًا لَا أَنْكُثُهَا أَبَدًا وَأَلْزِمْنِي سَبِيْلَ الاِسْتِقَامَةِ لَا أَزِيْغُ عَنْهَا أَبَدًا

Arab Latin: Allāhummaghfir lī maghfiratan tashluhu bihā sya'nī fid dārayn, warhamnī rahmatan wāsi'atan as'adu bihā fid dārayn, wa tub 'alayya taubatan nashūhā lā ankutsuhā abadā, wa alzimnī sabīlal istiqāmah lā azīghu 'anhā abadā.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah aku dengan ampunan yang membuat maslahat urusanku di dunia dan akhirat. Berikanlah aku rahmat-Mu yang luas di mana aku dapat bahagia di dunia dan akhirat. Bimbinglah aku dalam tobat nashuha yang mana aku takkan melanggarnya lagi selamanya. Ikatlah aku di jalan istikamah yang mana aku takkan menyimpang darinya selamanya."

Adapun Syeh Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib, sebagaimana Syekh M Nawawi Banten menganjurkan jamaah haji yang sedang wukuf di Padang Arafah memperbanyak dzikir, tahlil, doa, talbiyah, dan tadarus Al-Qur'an hingga maghrib tiba sesuai ikutan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Syekh Abu Zakariya Al-Anshari menyebutkan sejumlah doa berikut ini yang masing-masing dibaca sebanyak tiga kali. Ia menambahkan bahwa pembacaan doa saat wuquf berikut ini diawali dengan pujian, pengagungan, tasbih, shalawat serta diakhiri dengan lafal "amin".

1. Tahlil

وَرُوِيَ { أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَأَفْضَلُ مَا قُلْت أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا اللَّهُمَّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي اللَّهُمَّ لَك الْحَمْدُ

Arab Latin: La ilaha illallahu wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ala kulli syay'in qadir. Allahummaj'al fi qalbi nuran, wa fi sam'i nuran, wa fi bashari nuran. Allahummasyrah li shadri wa yassir li amri. Allahumma lakal hamdu.

Artinya: "Tiada tuhan selain Allah yang esa. Tiada sekutu bagi-Nya. Segala kekuasaan dan pujian bagi-Nya. Dia kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, jadikanlah cahaya pada hatiku, cahaya pada pendengaranku, dan cahaya pada penglihatanku. Ya Allah, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku. Ya Allah, segala puji bagi-Mu."

2. Doa perlindungan

كَاَلَّذِي نَقُولُ وَخَيْرًا مِمَّا نَقُولُ { اللَّهُمَّ لَك صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي ، وَإِلَيْك مَآبِي وَلَك تُرَاثِي اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَاتِ الْأَمْرِ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ شَرِّ مَا تَجِيءُ بِهِ الرِّيحُ

Arab Latin: Allahumma laka shalati, wa nusuki, wa mahyaya, wa mamati, wa ilayka ma'abi, wa laka turatsi. Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabil qabri, wa waswasatis shadri, wa syattatil amri. Allahumma inni a'udzu bika min syarri ma taji'u bihir rihu.

Artinya: "Ya Allah, shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk-Mu. Hanya kepada-Mu tempat pulangku. Hanya milik-Mu peninggalanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, kebimbangan dalam hati, dan berantakannya konsentrasi (persoalan). Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang dibawa oleh angin."

Adapun yang dikutip dari Al-Mawardi dalam Al-Hawil Kabir, Hengki menuliskan bahwa doa yang sering dibaca Rasulullah SAW saat wukuf di Arafah yakni:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي قَلْبِي نُورًا اللَّهُمَّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَسَاوِسِ الصَّدْرِ وَمِنْ سَيِّئَاتِ الْأُمُورِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا يَلِجُ فِي اللَّيْلِ وَشَرِّ مَا يَلِجُ فِي النَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ مَا تَهُبُّ بِهِ الرِّيَاحُ، وَشَرِّ بَوَائِقِ الدَّهْرِ

Arab Latin: Lâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîkalah. Lahul mulku walahul hamdu wa hua alâ kulli syai'in qadîr. Allâhummaj'al fî sam'î nûrâ, wa fî basharî nûrâ, wa fî qalbî nûrâ. Allâhummasyrah lî shadrî, wa yassir lî amrî. Allâhumma innî a'ûdzu bika min wasâwisis shadri, wa min saayi'âtil umûr, wa min adzâbil qabri. Allâhumma innî a'ûdzu bika min syarri mâ yaliju fil lail, wa syarri mâ yaliju fin nahâr, wa syarri mâ tahubbu bihir rîhu, wa syarri bawâ'iqid dahri.

Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia memiliki kekuasaan dan berhak atas setiap pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, jadikanlah pendengaranku, penglihatanku, dan hatiku bercahaya. lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku. Aku berlindung kepada-Mu dari bisikan hati, perkara yang buruk, dan dari azab kubur. Aku juga berlindung dari kejahatan yang datang di malam hari dan siang hari. Aku berlindung dari kejahatan yang dibawa angin dan kejelekan zaman."

Al-Mawardi juga menambahkan bahwa hendaknya bersungguh-sungguh dalam doa pada wukuf tersebut. Sebab, menurutnya, hari itu termasuk hari paling utama yang diharapkan terkabulnya doa.

Hengki juga menyebut bahwa jamaah haji saat wukuf tidak hanya dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir, tetapi juga membaca Surat Al-Hasyr sebanyak-banyaknya. Hal ini sebagaimana dijelaskan Al-Mawardi dalam Al-Hawi, "Disunahkan membaca Surat Al-Hasyr sebanyak-banyaknya karena ada riwayat dari Ali bin Abu Thalib tentang hal itu."

Tata Cara Wukuf

Dalam pelaksanaannya, wukuf memiliki beberapa tata cara yang dapat dilakukan oleh para jamaah Haji. Prosesi wukuf dilakukan setelah khutbah wukuf dan shalat jamak qashar taqdim Dhuhur dan Ashar.

Wukuf dilakukan dalam suasana tenang, dan dapat dilaksanakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Selama wukuf, jamaah haji dianjurkan memperbanyak dzikir, istighfar, shalawat dan doa sesuai sunnah Rasulullah SAW.

Berikut tata cara wukuf

  • Dimulai dengan mendengarkan khutbah wukuf
  • Dilanjutkan dengan sholat jama' taqdim (pengumpulan 2 sholat untuk sholat Dzuhur dan Ashar)
  • Wukuf dapat dilaksanakan dengan berjamaah ataupun sendirian
  • Memperbanyak istighfar, zikir, dan doa sesuai sunnah Rasulullah SAW

Diperbolehkan wukuf dalam keadaan tidak suci dari hadas besar atau kecil termasuk pada wanita yang sedang nifas atau haid boleh melakukan wukuf. Dan mensafariwukufkan juga dapat dilakukan kepada jemaah yang sedang sakit.

Nah, itulah penjelasan tentang wukuf, meliputi pengertian, jadwal, serta tata caranya. Semoga bermanfaat ya, detikers!

(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads