Sengkarut Kasus Virus ASF di Torut: 198 Babi Ditahan-Satgas Diancam Preman

Sengkarut Kasus Virus ASF di Torut: 198 Babi Ditahan-Satgas Diancam Preman

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Selasa, 27 Jun 2023 10:57 WIB
4 truk angkut 198 ekor babi di Toraja Utara ditahan.
Foto: 4 truk angkut 198 ekor babi di Toraja Utara ditahan. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Toraja Utara -

Pemkab Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan pembatasan masuknya hewan ternak babi dari luar daerah untuk mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF). Tim Satuan Tugas (Satgas) virus ASF yang melakukan pengetatan di perbatasan kerap mendapat intimidasi dari preman.

"Kami sering dapat orang yang antar babi masuk wilayah Torut, kemudian membawa preman. Mereka marah kalau dihadang anggota yang larang babi masuk wilayah Torut," kata salah seorang anggota Satgas Dinas Peternakan Torut Rostiani Silta kepada detikSulsel, Senin (19/6).

Rostiani mengungkapkan peristiwa itu sering terjadi di perbatasan Torut-Palopo tepatnya di Kecamatan Kaleakan, Toraja Utara. Biasanya kata dia, preman tersebut mengawal truk yang mengangkut babi-babi dari luar daerah masuk ke wilayah Torut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah sering terjadi di perbatasan Palopo. Biasanya mereka kawal truk yang bawa babi masuk perbatasan," ungkapnya.

Menurutnya, tidak adanya aparat keamanan, membuat pihaknya terpaksa membiarkan pengantaran babi dari luar daerah menerobos masuk wilayah Torut. Padahal masuknya babi dari luar daerah dapat meningkatkan penyebaran virus ASF di wilayah Torut.

ADVERTISEMENT

"Belum ada aparat yang ikut menjaga, jadi kami juga takut kalau kami tetap bersikeras makanya terpaksa dibiarkan. Bahaya juga karena ASF sekarang penyebarannya cepat sekali, tapi kita juga tidak bisa berbuat lebih," ucapnya.

Pemkab Torut Libatkan TNI-Polri

Pemkab Torut kemudian melibatkan TNI dan Polri dalam tim Satgas virus ASF. Hal ini dilakukan setelah maraknya intimidasi preman yang mengawal pengantaran ternak babi dari luar daerah.

"SK sudah diterbitkan dan tentu saja melibatkan TNI-Polri. Kami juga sudah rapat koordinasi," kata Wakil Bupati Torut Frederik Victor Palimbong kepada detikSulsel, Selasa (20/6/2023).

Frederik mengaku beberapa hari sebelumnya tim Satgas ASF hanya dalam lingkup Dinas Peternakan Torut. Namun melihat maraknya terjadi intimidasi dari preman yang mengawal pengantaran babi dari luar daerah, sehingga pihak TNI dan Polri dinilai perlu ikut dalam Satgas tersebut

"Masih banyak oknum yang memasukkan babi dari luar daerah dengan cara membawa preman, sehingga pada kesempatan ini kami menggandeng TNI dan Polri masuk dalam Satgas ASF Torut," ungkapnya.

Dia menambahkan TNI, Polri, dan Dinas Peternakan Torut akan melakukan pengetatan di perbatasan Torut untuk babi yang masuk dari luar daerah.

"Kita akan mengetatkan di wilayah perbatasan, karena virus ASF ini sangat berbahaya," ucapnya.

Baca selengkapnya di halam berikutnya...

198 Babi dari Luwu Ditahan

Tim Satgas ASF Torut menahan 4 truk yang membawa 198 ekor babi. Kendaraan tersebut berusaha menerobos masuk wilayah Torut di tengah pembatasan lalu lintas hewan ternak babi.

"Ada empat truk, angkut 198 ekor babi yang menerobos masuk Torut dini hari tadi, tapi kami hentikan," kata Dandim 141 Tanah Torja Letkol Inf Monfi Ade Candra kepada detikSulsel, Senin (26/6).

Keempat truk yang membawa ratusan babi tersebut menerobos masuk wilayah Torut melalui Jalan Poros Palopo-Torut di Kecamatan Kaleakan, pada Senin (26/6) sekitar pukul 02.00 Wita. Babi itu berasal dari Luwu yang rencananya akan diturunkan di Pasar Hewan Bolu.

"Jadi babi-babi ini dari Luwu, mereka bawa karena ada pesanan dari pedagang di Toraja yang rencananya akan diturunkan ke pasar hewan Bolu," ungkapnya.

Saat ini 4 truk dan sopirnya masih ditahan di perbatasan Palopo-Torut untuk dimintai keterangan. Pihaknya menyerahkan ke Dinas Peternakan Torut untuk penindakan.

"Truk, sopir dan hewan ternaknya masih berada di perbatasan untuk dimintai keterangan. Kami hanya melakukan pengamanan, kalau penindakannya itu Dinas Peternakan," ucap Monfi.

Kepala Dinas Peternakan Torut Lukas Pasarai mengatakan pihaknya tidak mentolerir jika masih ada oknum yang membawa babi dari luar daerah masuk wilayah Torut. Pasalnya pemerintah tengah melakukan pencegahan penyebaran virus ASF.

Dia mengungkapkan hewan ternak babi yang mati akibat virus ASF terus mengalami peningkatan. Pihaknya mencatat kurang lebih 5.520 babi di Torut mati setelah terinfeksi ASF.

"Tidak bisa ditolerir lagi, karena sudah semakin banyak. Sudah 5.520 babi mati karena ASF di Torut dan kami tidak mau ini bertambah terus, makanya kalau ada yang kami dapat terobos perbatasan kami suruh putar balik," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Kondisi TKP Ledakan Bom Ikan di Bulukumba: Rumah Hancur-1 IRT Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hsr)

Hide Ads