Operasi SAR korban jatuhnya pesawat Semuwa Aviasi Mandiri (SAM) Air di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan kini melibatkan 12 orang personel. Hingga hari kelima, tim SAR gabungan belum sampai di lokasi bangkai pesawat.
Kapolres Yalimo AKBP Rudolf Yabansabra mengatakan 12 personel telah bergabung di sekitar jatuhnya pesawat SAM Air pada Senin (26/6). Namun proses evakuasi terhalang medan yang sulit ditembus.
"Tim ada 12 orang mereka belum sampai di tempat kejadian perkara (TKP) karena hutannya lebat sekali," kata AKBP Rudolf saat dihubungi detikSulsel, Senin (26/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudolf menjelaskan 12 personel SAR gabungan tersebut masih berusaha untuk mencapai bangkai pesawat. Mereka harus melewati medan yang dipenuhi bebatuan dan pepohonan besar.
"Medannya susah untuk mencapai itu karena terjal dan gunung. Hutan lebat dan gunung, banyak batu dan terjal. Jadi tim memilih untuk istirahat dulu," ujarnya.
Dia menambahkan 12 personel tim SAR gabungan dari Kopasgat TNI dan Basarnas akan melanjutkan proses pencarian hari ini Selasa (27/6). Dia berharap cuaca cerah sehingga dapat melancarkan proses pencarian.
"Besok (hari ini) akan kembali dilanjutkan prosesnya. Semoga cuaca bersahabat supaya memudahkan proses ini," imbuhnya.
6 Personel Tambahan
Kepala Seksi Operasi dan Siaga SAR Jayapura Marinus Ohoirat mengatakan penambahan personel dilakukan pada hari keempat operasi tepatnya, Senin (26/6). Personel tambahan terdiri dari 3 anggota Basarnas dan 3 dari Paskhas.
"Menurunkan 6 personel tambahan di lapangan untuk membantu proses evakuasi, 3 dari Basarnas dan 3 dari Paskhas (Kopasgat)," kata Marinus Ohoirat, Senin (26/6).
Marinus mengatakan keenam personel tambahan tersebut tiba di sekitar jatuhnya pesawat pada pukul 10.55 WIT. Mereka dibekali logistik, gergaji mesin, dan alat perlengkapan lainnya.
"6 personel tambahan ini kami bekali dengan logistik, senso (gergaji mesin), dan alat lainnya. Saat ini total 12 personel sudah di sekitar area," ujarnya.
Bangkai Pesawat di Tebing 70 Derajat
Komandan Lanud Silas Papare Marsma M. Dadan Gunawan mengatakan bangkai pesawat SAM Air berada di tebing dengan kemiringan 70 derajat. Hal tersebut membuat tim SAR kesulitan menjangkau lokasi meski menggunakan helikopter.
"Tebingnya itu memang hampir 70 derajat sehingga tidak memungkinkan heli melakukan covering di atas tebing tadi itu," kata Dadan kepada detikSulsel, Senin (26/6).
Dadan menuturkan 6 personel tambahan yang kirim ke lokasi akan membuat tempat pendaratan darurat helikopter (helipad) untuk mempermudah proses evakuasi. Sehingga mereka dibekali dengan gergaji mesin.
"Makanya ditambahkan personel 6 orang nanti akan membuka lahan sedikit yang penting kepentingannya untuk helikopter bisa mendarat dan drop logistik dan lain sebagainya," ujarnya.
Untuk diketahui, pesawat SAM Air yang sempat hilang kontak ditemukan jatuh di Pegunungan Distrik Welarek, Kabupaten Yalimo, pada Jumat (23/6). Pesawat jenis Cessna 208 Grand Caravan itu dipiloti oleh Kapten Hari Permadi dan kopilot Levi Murib.
Pesawat SAM Air tersebut juga mengangkut empat penumpang atas nama Bartolomeus (34), Ebeth Halerohon (29), Dormina Halerohon (17) dan Kilimputni (20). Hingga kini kondisi enam korban tersebut belum diketahui.
(hsr/hsr)