Duh! Salju Abadi Punjak Jaya Papua Diprediksi Lenyap di 2026

Duh! Salju Abadi Punjak Jaya Papua Diprediksi Lenyap di 2026

Tim detikINET - detikSulsel
Senin, 26 Jun 2023 22:30 WIB
Puncak Jayawijaya (Carstensz Pyramid)
Foto: Situs Satpol PP Provinsi Papua
Jakarta -

Penipisan gletser yang terjadi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, sangat mengkhawatirkan. Bahkan lapisan es tersebut diperkirakan bakal lenyap tahun 2026.

Dilansir dari detikINET, proses penipisan Salju Abadi tersebut terjadi paling cepat pada tahun 2024. Menurut laporan, luas tutupan es salju yang berketinggian 4.884 di atas permukaan laut itu menciut sampai 98%.

Dari awalnya 19,3 km persegi pada 1850 dan menjadi 0,34 km persegi pada 2020. Data dari satelit Sentinel-2A menunjukkan penyusutan yang mengkhawatirkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat penyusutan sebesar 0,27 km persegi pada Juli 2021 dan 0,23 persegi pada April 2022. Sementara hasil penelitian Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama The Ohio State University, Amerika Serikat.

Koordinator Bidang Litbang Klimatologi BMKG, Donaldi S. Permana, mengatakan bahwa selama 2010 hingga 2015, BMKG menemukan es menipis sekitar 5 m dengan laju penipisan 1,05 m per tahun.

ADVERTISEMENT

Masih melansir detikINET yang mengutip CNBC Indonesia, di November 2015 hingga 2016, penipisan es sangat signifikan hingga 5 m. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh efek El Niño pada 2015 hingga 2016 yang sangat kuat.

Kemudian pada awal 2021, foto udara menunjukkan ketebalan es telah berkurang 12,5 m lagi sejak November 2016. Kondisi tersebut setara dengan laju penipisan sekitar 2,5 m per tahun.

"Kami menggunakan pemodelan CORDEX-SEA dan data observasi untuk memprediksi hilangnya tutupan es Papua berdasarkan proyeksi iklim di masa depan," kata Donaldi dalam tulisannya di The Conversation.

"Hasilnya, tutupan es di Puncak Jaya diperkirakan hilang pada 2026," lanjutnya.

Salju di Puncak Jaya tercipta karena wilayah tersebut memiliki suhu sangat rendah, di bawah 0 derajat Celsius. Selain itu, kandungan uap airnya cukup tinggi. Jika terjadi dalam waktu lama, salju akan terakumulasi dan membentuk lapisan es atau gletser.

Gletser Papua sendiri merupakan gletser tropis terakhir di wilayah Pasifik Barat. Namun gletser ini sudah mencair sejak revolusi industri, sekitar tahun 1850-an. Emisi dari aktivitas industri menyumbang besar terhadap konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.




(alk/hmw)

Hide Ads