Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengakui bocah berinisial MA (11) yang meninggal dunia usia digigit anjing positif rabies terlambat ditangani. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman orang tua korban terkait rabies.
"Iya (terlambat ditangani), jadi keterlambatan terjadi karena pengetahuan masyarakat (orang tua MA)," ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidrap Ishak Kenre kepada detikSulsel, Senin (26/6/2023).
Menurut Ishak, orang tua MA seharusnya langsung membawa korban ke pustu atau puskesmas sesaat setelah digigit anjing. Namun MA baru dibawa ke puskesmas setelah mengalami gejala berat rabies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu baru dibawa ke Puskesmas Sabtu lalu (24/6) atau 5 bulan setelah digigit jadi sudah gejala berat," terangnya.
Ishak pun meminta masyarakat agar tidak mendiamkan jika ada kasus gigitan hewan seperti anjing. Dia berharap korbannya segera dibawa ke pustu atau puskesmas sehingga dapat segera ditangani.
"Melalui kesempatan ini kami sampaikan kepada masyarakat agar ketika terjadi kasus begini (gigitan anjing) jangan disimpan atau didiamkan. Segera bawa ke pustu atau puskesmas dan sampaikan apa adanya," imbuhnya.
Ishak menuturkan kasus MA merupakan kasus rabies pertama di Sidrap tahun 2023. Meski terdapat 123 kasus gigitan hewan ke manusia periode Januari hingga Mei 2023.
"Ada 123 kasus gigitan sejak Januari sampai Mei 2023, tetapi yang bisa dipastikan rabies yang satu kasus ini," papar Ishak.
Sementara Plt Kadis Kesehatan Sidrap Nasruddin Waris mengaku telah mengeluarkan surat edaran agar warga berhati-hati dengan kasus rabies. Dia juga meminta warga untuk melakukan vaksinasi rabies ke hewan peliharaan.
"Ada surat imbauan melalui surat edaran untuk berhati-hati dan meminta warga melakukan vaksinasi pada anjing peliharaan mereka," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, MA tewas akibat penyakit rabies usai digigit anjing peliharaannya pada Januari 2023 lalu. Namun MA baru dibawa ke Puskesmas Barukku untuk mendapatkan perawatan pada Sabtu (24/6) lalu.
"Dirawat sebentar di Puskesmas Barukku lalu dirujuk ke RS Nene Mallomo dengan kondisi memang sudah bergejala rabies," ujar Ishak.
"Masuk ke RS Nene Mallomo sekitar pukul 07.30 Wita dan meninggal sekitar pukul 10.09 Wita," lanjutnya.
(hsr/sar)