Sebanyak 94 kepala keluarga (KK) di Desa Suppirang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) terdampak tanah retak. Warga meminta segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Kami tidak punya lahan. Jadi tetap tinggal di rumah meski sudah ada 5 retakan di bawah kolong rumah," ujar warga Desa Suppirang, Bernardus kepada detikSulsel, Sabtu (24/6/2023).
Bernardus mengaku sempat mengungsi ke rumah keluarga selama 3 bulan gegara bencana tanah retak yang terjadi pada Mei 2022 lalu. Namun dia kembali menempati rumahnya sebab tak ingin membebani keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Antara bulan Mei-Agustus 2022 lalu saya pernah mengungsi tapi setelah 3 bulan itu kembali ke rumah," imbuhnya.
Dia mengaku sangat khawatir dengan kondisi rumahnya setelah ada retakan. Bahkan saat ada hujan ia tidak bisa tidur.
"Kami gelisah saat hujan deras. Bersiap lari ke rumah keluarga," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Pinrang Rhommy Manule mengatakan bencana tanah retak memang berdampak cukup besar di Dusun Kampung Ratte, Desa Suppinrang. Sampai saat ini ada 49 KK yang terdampak bencana tersebut.
"Dari hasil validasi kami ada 45 KK dalam zona merah dan zona terdampak 49 jadi total 94 KK yang harus relokasi," ungkap Rhomy.
Rhomy menjelaskan dari 94 KK terdampak sudah 10 KK yang memilih pindah. Mereka pindah ke rumah keluarga atau rumah kebun.
"Ada 10 KK yang relokasi mandiri," jelasnya.
Dia menjelaskan selain rumah warga, ada 1 sekolah SD dan 1 pustu yang juga ikut terdampak tanah retak. Bangunan sekolah dan pustu tersebut sudah tidak ditempati lagi.
"Ada 1 sekolah dan pustu terdampak, nah itu sudah ada lahan siap.Yang sekolah anak sekolah belajar di kolong rumah sampai saat ini," bebernya.
Untuk diketahui tanah retak sepanjang 2 kilometer dengan lebar hingga 30 cm dan kedalaman hingga 1 meter terjadi di Kampung Ratte, Desa Suppirang, Kecamatan Lembang. Akibatnya, Seluruh warga di Kampung Ratte terpaksa harus mengungsi.
"Terjadi pergeseran (retak) tanah di satu kampung di Desa Suppirang. Kondisi sudah sangat parah," ujar Camat Lembang, Muh Yusuf Nur kepada detikSulsel, Selasa (10/5/2022).
(hsr/hsr)