Pesan Surya Paloh 'Penegak Hukum Jangan Cari Kesalahan yang Tak Perlu Dicari'

Pesan Surya Paloh 'Penegak Hukum Jangan Cari Kesalahan yang Tak Perlu Dicari'

Ihksan Bayu Aji Saputra - detikSulsel
Jumat, 23 Jun 2023 09:50 WIB
Ketum NasDem Surya Paloh menghadiri Orientasi Caleg se-Sulawesi di Makassar.
Foto: Ketum NasDem Surya Paloh menghadiri Orientasi Caleg se-Sulawesi di Makassar. (Ihksan Bayu Aji Saputra/detikSulsel)
Makassar -

Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh mengingatkan penegak hukum untuk tidak mempermainkan hukum. Paloh juga menegaskan kepada penegak hukum untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain.

Hal tersebut disampaikan Paloh saat menghadiri orientasi caleg se-Sulawesi di Makassar, Kamis (22/6/2023). Paloh awalnya mengaku menghormati upaya penegakan hukum di Indonesia.

"Kita menghormati upaya penegakan hukum yang ada di negeri ini. Penghormatan kita pada upaya-upaya penegakan hukum, itu jangan diragukan lagi terhadap NasDem. Kita patuh, kita menghormati," kata Surya Paloh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia kemudian menyinggung penegak hukum dan mengingatkan untuk tidak bermain-main. Paloh meminta penegak hukum untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain.

"Tapi bolehlah NasDem juga mengingatkan kepada para penegak hukum, jangan sekali-sekali mempermainkan kata-kata. Jangan sekali-sekali mempermainkan hukum itu sendiri. Jangan mencari-cari kesalahan yang tidak perlu dicari," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Paloh mengatakan Indonesia saat ini membutuhkan ketenangan. Sehingga progres pembangunan bisa terus berlanjut demi kemakmuran dan keadilan bangsa.

"Kita butuh ketenangan, kita butuh stabilitas negeri ini, kita sayang pada negeri ini, kita mau progres pembangunan yang berlanjut ke depan untuk kemakmuran dan keadilan bangsa ini," ujarnya.

"Kita harus saling bergandengan tangan, bukan hanya melihat kau di sana aku di sini, kau kawanku kau lawanku. Bukan. Itu salah namanya. Bukan itu yang kita cari dalam berbangsa dan bernegara di negeri kita sendiri. Kita berkompetisi dengan dunia, bukan antara sesama anak negeri," sambungnya.

Bahas Risiko Perjuangan Kader

Dalam kesempatan yang sama, Surya Paloh juga menyinggung soal perjuangan NasDem yang akan terus berlanjut. Dia mengatakan kader NasDem yang dijebloskan ke penjara adalah bentuk risiko perjuangan.

"Kita ingin perjuangan kita berlanjut terus. Dibujuk, dirayu, ditekan, kalau perlu kadernya dijebloskan ke tahanan, itu risiko perjuangan kita, itu adalah bagian risiko perjuangan kita," kata Surya Paloh.

Menurutnya, NasDem selalu memiliki niat baik untuk bangsa dan negara. NasDem, kata Paloh, menggandeng semua pihak baik yang sedang berada di pemerintahan maupun di luar pemerintahan.

"Tapi niat baik kita pada negeri ini, niat baik kita bahkan kepada seluruh sahabat-sahabat kita yang ada di negeri ini. Sahabat kita bukan orang yang belum memerintah, bahkan sahabat kita yang sedang memerintah pun kita memiliki niat baik untuk itu," ujarnya.

Surya Paloh juga menegaskan jika NasDem tidak mengedepankan prasangka buruk. Termasuk pikiran-pikiran yang licik dalam berpolitik.

"Kita tidak mengedepankan prasangka buruk. Kita tidak mengedepankan pikiran-pikiran dan strategi yang licik dalam berpolitik," ucapnya.

Kader NasDem diterpa isu korupsi di halaman selanjutnya.

Kader NasDem Diterpa Isu Korupsi

Diketahui, dalam beberapa waktu terakhir ada dua kader NasDem yang diterpa isu korupsi. Mereka adalah mantan Menkominfo Johnny G Plate dan Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Johnny menjadi tersangka keenam dalam kasus dugaan korupsi BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika 2020-2022. Johnny lalu ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejagung.

Sementara Syahrul Yasin Limpo, disebut-sebut terlibat dalam kasus dugaan korupsi di Kementan. Kasus yang diusut KPK berkaitan dengan penempatan pegawai dalam jabatan di Kementan.

Hanya saja KPK belum menjelaskan siapa pihak yang diduga terlibat dalam kasus ini. Kasus dugaan korupsi di Kementan tersebut saat ini masih dalam tahap penyelidikan.

Halaman 2 dari 2
(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads