Suasana mencekam kini terasa di sejumlah rumah sakit di India akibat gelombang panas ekstrem. Tercatat ada 166 kasus kematian akibat heastroke, yakni 119 kasus di negara bagian Uttar Pradesh utara dan 47 kasus di Bihar.
Dilansir dari detikHealt, rumah sakit kini mulai kewalahan dengan lonjakan pasien pada Senin (19/6). Kondisi di rumah sakit semakim diperparah dengan pemadaman listrik secara rutin.
Salah satunya dapat dilihat di rumah sakit terbesar di Distrik Ballia Uttar Pradesh yang tidak sanggup lagi menampung lebih banyak pasien. Kamar mayat bahkan sudah sesak setelah 54 orang meninggal karena gelombang panas. Keluarga diminta untuk membawa pulang jenazah kerabatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini suasana di Rumah Sakit Distrik Ballia mengingatkan akan suasana kacau yang terjadi saat COVID-19 melonjak besar-besaran di India. Keluarga dan dokter berhamburan ketika banyak pasien membutuhkan perhatian medis.
![]() |
Selain itu, kondisinya turut dibarengi koridor berbau pesing, sampah dan limbah medis berserakan, dan dinding rumah sakit ternoda ludah daun sirih.
"Semua staf kami telah berada di sini selama tiga hari berturut-turut dan terlalu banyak bekerja," ujar petugas medis darurat dr Aditya Singh.
Daya listrik yang naik-turun membuat AC di bangsal rumah sakit tidak berfungsi dengan baik. Petugas sampai mengipasi pasien dengan buku dan menyeka keringat mereka agar tetap dingin.
Departemen Meteorologi India (IMD) melaporkan wilayah utara India memang terkenal akan panas teriknya selama berbulan-bulan. Dalam beberapa hari terakhir suhu tertinggi mencapai 43.5 derajat celcius.
"Kami telah mengeluarkan peringatan gelombang panas selama beberapa hari terakhir," kata ilmuwan IMD Atul Kumar Singh dikutip dari AP News, Selasa (20/6).
Meski sudah ada peringatan tersebut dibarengi lonjakan jumlah korban, para pejabat pemerintah tidak meminta warga bersiap. Ditambah, imbas tekanan panas tersebut, pemadaman listrik secara konsisten terjadi di seluruh wilayah, membuat orang tidak memiliki aliran air, kipas angin, atau AC.
Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath mengatakan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan pasokan listrik tidak terganggu di negara bagian itu. Dia mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijak.
"Setiap desa dan setiap kota harus mendapatkan pasokan listrik yang cukup selama panas terik ini. Jika terjadi kesalahan, harus segera ditangani," ungkapnya melalui keterangannya, Jumat (16/6).
Pakar iklim menyebut, gelombang panas akan terus berlanjut dan India perlu mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi konsekuensinya.
Sebuah studi oleh World Weather Attribution, sebuah kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas berlangsung sejak April dan melanda sebagian Asia Selatan. Menurutnya, kondisi ini setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.
(asm/afs)