Horornya Gelombang Panas di India, 166 Orang Tewas-Rumah Sakit Kacau

Horornya Gelombang Panas di India, 166 Orang Tewas-Rumah Sakit Kacau

Tim detikHealth - detikSulsel
Selasa, 20 Jun 2023 10:19 WIB
People suffering from heat related ailments crowd the district hospital in Ballia, Uttar Pradesh state, India, Monday, June 19, 2023. Several people have died in two of Indias most populous states in recent days amid a searing heat wave, as hospitals find themselves overwhelmed with patients. More than hundred people in the Uttar Pradesh state, and dozens in neighboring Bihar state have died due to heat-related illness. (AP Photo/Rajesh Kumar Singh)
Gelombang panas di India. Foto: AP/Rajesh Kumar Singh
Jakarta -

Gelombang panas ekstrem menerpa India dalam beberapa hari terakhir hingga tercatat 166 kasus kematian akibat heastroke. Konidisi ini turut membuat suasana rumah sakit menjadi kacau.

Dilansir dari detikHealt, kasus kematian itu tersebar di negara bagian Uttar Pradesh utara dengan 119 kasus. Kemudian di Bihar dengan 47 kasus.

Rumah sakit kini kewalahan lantaran pasien melonjak drastis pada Senin (19/6). Belum lagi kondisi ini dibarengi dengan pemadaman listrik secara rutin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah sakit terbesar di distrik Ballia Uttar Pradesh misalnya, tidak lagi sanggup menampung lebih banyak pasien. Bahkan di kamar mayat sudah sesak setelah 54 orang meninggal karena gelombang panas. Beberapa keluarga diminta untuk membawa pulang jenazah kerabatnya.

Departemen Meteorologi India (IMD) melaporkan wilayah utara India memang terkenal akan panas teriknya selama berbulan-bulan. Dalam beberapa hari terakhir suhu tertinggi mencapai 43.5 derajat celcius.

ADVERTISEMENT

"Kami telah mengeluarkan peringatan gelombang panas selama beberapa hari terakhir," kata ilmuwan IMD Atul Kumar Singh dikutip dari AP News, Selasa (20/6).

Kendati sudah ada peringatan tersebut dibarengi lonjakan jumlah korban, para pejabat pemerintah tidak meminta warga bersiap. Ditambah, imbas tekanan panas tersebut, pemadaman listrik secara konsisten terjadi di seluruh wilayah, membuat orang tidak memiliki aliran air, kipas angin, atau AC.

Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath mengatakan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan pasokan listrik tidak terganggu di negara bagian itu. Dia mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijak.

"Setiap desa dan setiap kota harus mendapatkan pasokan listrik yang cukup selama panas terik ini. Jika terjadi kesalahan, harus segera ditangani," ungkapnya melalui keterangannya, Jumat (16/6).

Kini suasana di rumah sakit distrik Ballia mengingatkan akan suasana kacau yang terjadi saat COVID-19 melonjak besar-besaran di India. Keluarga dan dokter berhamburan ketika banyak pasien membutuhkan perhatian medis.

Belum lagi, dibarengi koridor berbau pesing, sampah dan limbah medis berserakan, dan dinding rumah sakit ternoda ludah daun sirih.

"Semua staf kami telah berada di sini selama tiga hari berturut-turut dan terlalu banyak bekerja," ujar petugas medis darurat dr Aditya Singh.

Daya listrik yang naik-turun membuat AC di bangsal rumah sakit tidak berfungsi dengan baik. Petugas sampai mengipasi pasien dengan buku dan menyeka keringat mereka agar tetap dingin.

Pakar iklim menyebut, gelombang panas akan terus berlanjut dan India perlu mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi konsekuensinya.

Sebuah studi oleh World Weather Attribution, sebuah kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas berlangsung sejak April dan melanda sebagian Asia Selatan. Menurutnya, kondisi ini setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.




(asm/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads