Cuaca Panas Ekstrem di India: 24 Ribu Tewas-TPA Delhi Keluarkan Asap Beracun

Cuaca Panas Ekstrem di India: 24 Ribu Tewas-TPA Delhi Keluarkan Asap Beracun

Tim detikHealth - detikSulsel
Rabu, 26 Apr 2023 09:15 WIB
Cuaca ekstrem melanda India hingga membuat suhu di daerah itu capai 40 derajat celsius. Selain gelombang panas, Badai Asani turut menerjang kawasan di India.
Gelombang panas ekstrem terjadi di India. (Foto: AP Photo)
Jakarta -

India dalam beberapa waktu terakhir dihantam gelombang panas yang sangat ekstrem. Tercatat ada 24 ribu kasus orang yang meninggal akibat gelombang panas yang terjadi dalam 30 tahun terakhir.

Dilansir dari detikHealth, pada tahun lalu, gelombang panas ekstrem ini menyebabkan puluhan orang tewas. Kondisi ini menambah panjang catatan kematian akibat gelombang panas yang terjadi di India.

Setidaknya ada 13 orang di India yang dinyatakan meninggal dunia karena gelombang panas tahun ini. Tidak hanya itu, puluhan orang lainnya juga harus menjalani perawatan di rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menyebabkan korban jiwa, kondisi ini juga menyebabkan kerugian lainnya, seperti memangkas hasil panen, hingga menyebabkan tempat pembuangan sampah di Delhi terbakar dan menimbulkan asap beracun.

Bahkan, di negara bagian Uttar Pradesh, suhu bisa mencapai 115 derajat Fahrenheit atau 46,1 derajat Celcius. Kondisi ini juga memicu 300 kasus kebakaran hutan di seluruh India.

ADVERTISEMENT

Sejumlah masyarakat Indonesia akhir-akhir ini juga turut memperbincangkan kondisi cuaca panas ini. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI menegaskan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia bukan disebabkan gelombang panas seperti di India.

BMKG menjelaskan, gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim merupakan periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa. Hal ini terjadi setidaknya lima hari berturut-turut, bahkan bisa lebih.

India Punya Risiko Gelombang Panas Tinggi

Kondisi gelombang panas yang melanda India beberapa waktu belakangan ini cukup mengkhawatirkan. Hal ini bisa menjadi sebuah 'kenormalan' akibat perubahan iklim dan penebangan.

Dalam penelitian terbaru, disebutkan bahwa India memiliki risiko panas esktrem yang lebih besar dibandingkan negara lain. Peneliti juga menilai pemerintah setempat masih menganggap remeh ancaman tersebut.

Akibat hantaman gelombang panas tersebut, 90 persen negara India menjadi lebih rentan terhadap risiko masalah kesehatan masyarakat. Berbagai ancaman, mulai dari sengatan panas, kekurangan makanan, hingga kematian pun mengintai penduduknya.

Selain ancaman kesehatan, peneliti juga menilai kondisi tersebut bisa menghambat perekonomian dan tujuan pembangunan negara.

"Gelombang panas menyebabkan beban yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kesehatan masyarakat, pertanian, dan sistem sosial-ekonomi dan budaya. India saat ini menghadapi benturan berbagai bahaya iklim kumulatif," tulis peneliti Cambridge dikutip dari Grist, Selasa (25/4/2023).

Bahkan, hantaman gelombang panas yang terjadi di India juga membuat sekolah terpaksa ditutup. Hal ini dikarenakan suhu di siang hari bisa mencapai 104 derajat F (40 derajat C) dalam beberapa hari berturut-turut.

Perubahan iklim yang terjadi di India membuat negara ini menjadi 100 kali lebih mudah mengalami gelombang panas.

Aspal di Beberapa Daerah India Meleleh

Kondisi gelombang panas yang melanda India tidak hanya menyebabkan kebakaran hutan. Di beberapa titik, dilaporkan aspal di jalanan India meleleh akibat suhu panas ekstrem, salah satunya terjadi di kota Ahmedabad.

Melelehnya aspal di jalan yang membentang sepanjang 200 meter menghubungkan jembatan Chandra Shekhar Azad ke Adajan Patiya di Surat terjadi akibat lonjakan merkuri. Surat Municipal Corporation (SMC) telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi hal tersebut.

"Perawatan jalan dilakukan menjelang musim hujan untuk memastikan jalanan tidak rusak. Aspal cair dapat mencegah air merembes ke jalan dan kondisinya tetap baik untuk waktu yang lama," ucap petugas SMC dikutip dari Times of India, Selasa (25/4/2023).

"Kualitas material yang digunakan dan proses yang dilakukan sudah sesuai standar yang dipersyaratkan. Setelah ditaburi lapisan debu batu, semoga masalah tersebut dapat teratasi," sambungnya.

Kejadian aspal meleleh akibat panas ekstrem ini rupanya bukan kali pertama terjadi di kota Ahmedabad. Pada bulan lalu, jalan Sudram Nagar sepanjang 1,5 km juga dilaporkan meleleh.

"Sudah ada beberapa pekerjaan pelapisan ulang jalan di kota selama sebulan terakhir. Tapi jalan Sudram Nagar nampaknya menjadi satu-satunya jalan di kota yang aspalnya mencair," pungkasnya.




(urw/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads