Sebanyak 150 ekor sapi di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan terpapar virus jembrana menjelang hari raya Idul Adha 1444 H. Pemkab Enrekang kini melarang pengantaran hewan ternak sapi antara wilayah.
"Jelang Idul Adha kami temukan kasus jembrana lumayan tinggi, sekarang kurang lebih 150 ekor di Enrekang," kata Kepala Dinas Peternakan Enrekang Muh Alwi kepada detikSulsel, Senin (19/6/2023).
Alwi mengaku mewaspadai penyebaran virus jembrana sebab tingkat kematian sapi yang terpapar virus ini cukup tinggi. Dia pun terpaksa melarang pengiriman hewan ternak sapi ke luar daerah termasuk ke Pulau Kalimantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tingkat kematian sapi yang terpapar virus ini tinggi, makanya sangat diwaspadai penyebarannya. Kami juga sudah melarang sementara pengantaran sapi lintas daerah hingga pulau, karena biasanya memang jelang Idul Adha sapi kita biasa sampai Kalimantan," ungkapnya.
Sebagai langkah antisipasi penyebaran virus jembrana, Dinas Peternakan Enrekang melakukan vaksinasi hewan ternak. Namun jumlah vaksin sangat terbatas hanya 1.000 dosis dari pemerintah pusat, padahal populasi sapi di Enrekang kurang lebih 40.000 ekor.
"Penanganan pencegahan virus jembrana kami gencar lakukan vaksinasi. Tapi itu lagi, kuota yang terima sangat sedikit hanya 1.000 dosis itu pun sudah habis. Kalau populasi yang kami miliki lebih 40 ribu ekor sapi," ucapnya.
Alwi pun menambahkan, warga Enrekang tidak perlu resah saat mengkonsumsi sapi saat Idul Adha. Menurutnya, sapi yang terinfeksi virus jembrana tetap bisa dikonsumsi dengan catatan membuang semua organ dalam sapi.
"Tidak papa dikonsumsi tapi hanya dagingnya saja. Organ dalamnya dibuang karena virus ini menyerang organ dalam pada sapi," ujarnya.
(hsr/asm)