Baru-baru ini, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh penyakit rabies yang menewaskan seorang anak di Bali akibat gigitan hewan peliharaannya sendiri. Sebelumnya, seorang anak di Nusa Tenggara Timur juga dilaporkan meninggal dunia akibat gigitan seekor anjing liar.
Meski begitu, tak banyak masyarakat yang mengetahui tentang penyakit rabies ini. Padahal, infeksi rabies bisa menyebabkan kematian.
Lantas, sebenarnya apa itu rabies? Berikut ini penjelasan lengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu Rabies?
Dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan RI, Rabies (penyakit anjing gila/Lyssa) merupakan penyakit infeksi akut yang menular dan menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies, terutama anjing, kucing dan kera. Dampak bagi tertular yaitu mengakibatkan 100 persen kematian.
Gejala Rabies pada Manusia
Adapun tanda-tanda dan gejala rabies yang perlu diwaspadai sebagaimana yang diikutip dari laman World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, yaitu:
- Ketidaknyamanan, rasa sakit, rasa tertusuk atau gatal di lokasi luka gigitan.
- Disfungsi neurologis yang berkembang dalam beberapa hari, termasuk kecemasan, kebingungan dan agitasi.
- Seiring dengan perkembangan penyakit, orang tersebut mungkin mengalami delirium, halusinasi, dan insomnia.
- Muncul perilaku abnormal lainnya, seperti aerofobia (takut akan udara) hidrofobia (takut air).
- Pada tahap selanjutnya, hanya dengan melihat air saja dapat memicu kejang pada leher dan tenggorokan, intoleransi terhadap suara bising, cahaya terang, atau angin.
- Hiperaktif (pada kasus rabies tertentu), kesulitan menelan, mual, dan muntah.
- Sindrom lumpuh; koma dan kematian.
Langkah Pencegahan Rabies
Rabies merupakan virus yang mematikan, namun bukan berarti penyakit ini tidak dapat dicegah. Beberapa langkah sederhana dapat dilakukan untuk mencegah penularan infeksi rabies kepada manusia.
1. Vaksinasi Hewan Peliharaan
Salah satu langkah untuk mencegah penularan rabies kepada manusia adalah vaksinasi hewan peliharaan.
Memberikan vaksin kepada anjing, termasuk anak anjing, merupakan strategi yang paling hemat biaya untuk mencegah rabies pada manusia karena dapat menghentikan penularan pada sumbernya.
Terlebih jika mengingat bahwa sebagian besar kasus kematian yang terjadi pada infeksi rabies memang terjadi akibat gigitan anjing.
2. Edukasi Terkait Perilaku dan Pencegahan Gigitan Anjing
Selain itu, perlu adanya edukasi mengenai perilaku anjing dan pencegahan gigitan anjing bagi anak-anak dan orang dewasa.
Hal ini merupakan langkah lanjutan yang cukup penting dari program vaksinasi rabies. Jika hal ini dilakukan, tentunya dapat mengurangi insiden rabies pada manusia dan beban finansial untuk mengobati gigitan anjing.
3. Imunisasi
Imunisasi pada manusia juga penting dilakukan sebelum ataupun sesudah terpapar virus rabies. Biasanya, vaksinasi sebelum terjadinya paparan rabies memang direkomendasikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi dan berhubungan erat dengan virus ini. Seperti, pekerja laboratorium yang menangani virus rabies dan virus yang berhubungan dengan rabies.
Selain itu, imunisasi ini juga penting bagi orang yang secara profesional terlibat langsung dengan hewan-hewan, seperti anjing, kucing, kera, kelelawar, atau mamalia lain yang mungkin terinfeksi rabies. Contohnya, petugas pengendali penyakit hewan dan penjaga margasatwa.
Tindakan Tanggap Darurat Gigitan Anjing
Tak hanya pencegahan dengan melakukan vaksinasi pada hewan dan imunisasi pada manusia, masyarakat juga perlu diberikan pemahaman untuk melakukan tindakan tanggap darurat ketika paparan atau gigitan hewan yang terindikasi rabies terjadi.
WHO menyebut, tindakan ini merupakan langkah pencegahan terjadinya penyebaran virus hingga memasuki sistem saraf pusat yang akan mengakibatkan kematian.
Langkah yang dapat dilakukan pada indikasi paparan rabies, antara lain:
- Pencucian (area terpapar atau gigitan) yang ekstensif dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 15 menit dan perawatan lokal pada luka sesegera mungkin setelah diduga terpapar;
- Pemberian vaksin rabies yang ampuh dan efektif yang memenuhi standar WHO; dan pemberian imunoglobulin rabies atau antibodi monoklonal ke dalam luka, jika diindikasikan.
Kematian disebabkan oleh gagal jantung atau pernapasan, biasanya dalam waktu 7-10 hari setelah gejala pertama, jika tidak ada perawatan intensif. Saat ini tidak ada pengobatan yang efektif untuk rabies setelah gejala klinis muncul.
Nah, itu lah penjelasan lengkap tentang apa itu rabies beserta langkah pencegahan dan gejala klinis yang timbul untuk diwaspadai. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(edr/urw)