Polisi mengungkap sebanyak 14 tenaga kesehatan (nakes) Nusantara Sehat di Kabupaten Tambrauw minggat ke Kota Sorong, Papua Barat Daya. Mereka minggat imbas penangkapan aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Tambrauw.
"Mereka (nakes) dengar ada peristiwa penangkapan KNPB. Wajar dan lumrah serta manusiawi sebagai manusia biasa ada rasa takut. Menyebabkan adik-adik ini inisiatif untuk turun ke Sorong," jelas Kapolres Tambrauw AKBP Bendot Dwi Prasetyo saat konferensi pers, Senin (12/6/2023).
Bendot mengatakan tidak ada ancaman ataupun teror secara langsung yang dialami oleh para nakes. Mereka bertugas di dua kampung yang jauh dari lokasi penangkapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (14) nakes itu tersebar di 2 Kampung yakni Kampung Yebun jaraknya sekitar 30 Km dari TKP dan Kampung Sujak yang jaraknya 50 Km dari TKP,"ujarnya.
Lebih lanjut, Bendot memastikan situasi kamtibmas di wilayah Kabupaten Tambrauw sudah aman dan terkendali pascapenangkapan KNPB pada Jumat (7/6).
"Kami akan patroli ke kampung-kampung di Tambrauw untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Mudah-mudah bisa meningkatkan rasa aman kepada masyarakat ketika beraktivitas dan untuk tenaga kesehatan bisa melaksanakan tugas dalam melayani masyarakat," ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Daya Naomi Netty Howay mengatakan 14 nakes hanya menghabiskan hari liburnya di Sorong.
"Mereka turun ke Sorong hanya karena weekend, bukan teror," ujarnya.
Naomi menyebutkan 14 nakes tersebut terdiri satu dokter gigi, perawat bidan, analis dan kesehatan masyarakat.
"Mereka sudah 2 tahun di Tambrauw sisa beberapa bulan lagi ditarik kembali ke Jakarta dan ada penugasan baru untuk menggantikan mereka," jelasnya.
Selain itu, Naomi memastikan nakes asal kementerian kesehatan tersebut tidak mendapatkan teror maupun ancaman dari siapapun saat bertugas di Tambrauw.
"Informasi-informasi teror itu harus diklarifikasi. Karena berdampak tidak baik untuk kita, nanti tenaga kesehatan yang mau diturunkan ke Papua ditahan karena menyangkut keamanan. Apalagi, mereka semua ini berasal dari luar Papua," imbuhnya.
(ata/ata)