Sebanyak 15 ekor babi di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali ditemukan mati akibat terpapar virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika. Bangkai babi tersebut ditemukan di aliran Sungai Angkona.
"Iya karena virus ASF, memang ada ditemukan bangkai babi di Sungai Angkona," kata Camat Angkona I Ketut Riawan kepada detikSulsel, Selasa (6/5/2023).
Bangkai babi tersebut ditemukan di aliran sungai Desa Lamaeto dan Desa Tawakua, Kecamatan Angkona, Luwu Timur pada Jumat (2/6). Awalnya warga sekitar melaporkan terkait banyaknya bangkai babi di aliran sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai tanggal 2, telusuri pinggiran sungai dari Lamaeto sampai Tawakua dan ditemukan bangkai sekitaran 15 ekor. Ada pernah masyarakat sampaikan keluhan ke saya," kata Riawan.
Riawan mengaku pihaknya telah menelusuri aliran sungai hingga ke muara. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada bangkai babi sampai ke laut.
"Kami turun langsung ke muara dan berkomunikasi juga dengan nelayan, belum kami temukan bangkai sampai ke laut," tambahnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Lutim, Bripka M. Taufik mengatakan pihaknya belum menerima adanya laporan warga terkait pembuangan bangai babi ke sungai.
"Belum ada," kata Kasi Humas Polres Lutim, Bripka M. Taufik, Selasa (6/5).
Melansir dari data Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Luwu Timur yang diupload Dinas Kominfo SP Lutim, total 17.105 ekor babi yang mati akibat terpapar virus ASF. Jumlah tersebut tersebar di 11 kecamatan. Data tersebut dirilis per 15 Mei 2023.
Wilayah dengan kematian babi tertinggi terjadi di Kecamatan Tomoni Timur yang mencapai 8.598 ekor. Kematian babi tertinggi disusul Kecamatan Mangkutana sebanyak 2.102 ekor dan Kecamatan Burau 1.928 ekor.
Masuknya virus ASF juga membuat populasi ternak babi di Lutim menurun drastis. Populasi babi di Lutim tersisa 21.440 ekor dari total populasi sebanyak 38.556 ekor.
(hsr/hsr)