Duduk Perkara Demo Ricuh di PT Antam Konawe Utara Bikin 3 Polisi-2 Warga Luka

Sulawesi Tenggara

Duduk Perkara Demo Ricuh di PT Antam Konawe Utara Bikin 3 Polisi-2 Warga Luka

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Selasa, 06 Jun 2023 08:40 WIB
Demo ricuh di Kantor PT Antam di Konawe Utara.
Foto: Demo ricuh di Kantor PT Antam di Konawe Utara. (Nadhir Attamimi/detikcom)
Konawe Utara -

Aksi demonstrasi di PT Aneka Tambang (Antam), Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) berakhir ricuh. Unjuk rasa tersebut dipicu kebijakan PT Antam yang menghentikan aktivitas di blok Mandiodo hingga menyebabkan banyak karyawan dipecat.

Unjuk rasa tersebut berlangsung di kawasan pertambangan Blok Mandiodo PT Antam, Desa Mandiodo, Kecamatan Molawe, Senin (5/6). Massa aksi yang berdatangan langsung mencoba menerobos barikade polisi.

"Jadi kericuhan diawali dengan dorong-dorongan antara kepolisian dan massa aksi," ujar Koordinator massa aksi Jefry saat ditemui di lokasi, Senin (5/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jefry melanjutkan massa hendak menyegel kantor Antam di lokasi. Mereka telanjur emosi lantaran pihak Antam tidak menerima langsung aspirasi mereka.

"Karena kami memaksa masuk untuk menyegel kantor Antam tapi dihalangi polisi," paparnya.

ADVERTISEMENT

Massa yang ricuh membuat polisi menembakkan gas air mata. Tembakan petugas lalu dibalas lemparan batu oleh massa hingga menyebabkan korban luka.

"Kalau laporan teman-teman di lapangan satu orang (warga massa aksi) berdarah di bagian kepala dan satunya luka-luka, saya belum tahu juga penyebabnya," ungkap Jefry.

Jefry mengaku massa menuntut pihak Antam memberikan penjelasan atas adanya karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini buntut pengoperasian di blok Mandiodo yang dihentikan.

Aktivitas tambang yang berhenti di blok Mandiodo juga disebut berimbas pada usaha warga di sekitar lokasi, termasuk usaha rumah makan hingga kos-kosan milik warga.

"Dampaknya banyak karyawan-karyawan yang di-PHK, ada sekitar 30 orang di-PHK akibat tertutupnya blok Mandiodo," tegasnya.

Sementara Kapolres Konawe Utara AKBP Priyo Utomo mengungkapkan ada tiga personel yang mengalami luka-luka. Aparat tersebut terluka akibat adanya gesekan peralatan pengamanan saat kericuhan terjadi.

"Ada tiga orang tadi terluka karena pergerakan gesekan teman dengan teman karena tamengnya. Jadi hanya lecet-lecet saja tidak ada yang terlalu dikhawatirkan," ungkap Priyo.

Priyo menduga ada oknum penyusup di tengah massa aksi yang melempar batu. Kendati demikian, kericuhan tersebut bisa teratasi dengan upaya persuasif yang dilakukan pihaknya.

"Kalau lempar batu mungkin ada oknum penyusup di luar yang memancing sehingga situasi sempat tidak terkendali, tapi alhamdulillah cepat dikendalikan semuanya," ujarnya.

Lebih lanjut, Priyo kemudian menjelaskan tentang tembakan gass air mata yang sempat dilepaskan oleh aparat. Menurutnya, hal itu sudah sesuai dengan SOP.

"Tembakan gas air mata tadi itu karena aturan sesuai SOP yang ada, kita tembakan untuk peringatan," jelasnya.




(mil/sar)

Hide Ads